Liputan6.com, Berlin - Hari itu, 30 Juni 1934 merupakan peristiwa pembantaian atas komando Hitler. Sang Fuhrer memerintahkan untuk melakukan pembunuhan massal kepada anggota SA yang merupakan sayap militer Nazi.
Para target eksekusi sebenarnya adalah pengikut Hitler, namun karena mendapat bisikan bahwa SA berpotensi sebagai ancaman bagi kekuasaannya, Hitler memutuskan untuk membunuh mereka, demikian Today in History dikutip dari History.com pada Sabtu (29/6/2019).
SA atau Sturmabteilung, detasemen Storm Nazi beranggotakan 4 juta orang. SA ini yang punya andil membawa Hitler meraih kursi kekuasaan di Jerman pada awal tahun 1930-an. Namun mereka kemudian menjadi korban.
Baca Juga
Advertisement
Penyebab lain Hitler memutuskan untuk membantai SA adalah karena dirinya merasa gerakan SA baru-baru ini yang menyerukan nasionalisme-sosialisme bisa menghambat rencana Sang Fuhrer untuk mengeluarkan kebijakan yang menekan kaum buruh dalam rangka membawa Jerman menjadi negara industri besar untuk menghadapi perang antar negara lain.
Selain itu, Hitler juga khawatir Ernst Julius Rohm selaku pemimpin SA akan mengambil alih kuasa militer Nazi, yang kelak bisa menjadi ancaman bagi Hitler sendiri. Rohm selama ini dikenal ahli dalam melakukan aksi mobilisasi massa di jalan. Sehingga Hitler pikir keberadaan Rohm sangat berbahaya.
Semua langkah Hitler ini karena dibisiki oleh Heinrich Himmler, Schutzstaffel/SS yang merupakan organisasi keamanan besar Nazi lainnya. Dengan makin kuatnya kelompok SS, Himmler mulai khawatir dan ingin menyingkirkan SA. Akhirnya Himmler dan Hitler sepakat untuk membantai anggota SA.
Juga Digunakan Melawan Kritik Konservatif
Peristiwa pembantaian yang dimulai pada 30 Juni hingga 2 Juli 1934 ini dinamakan "The Night of the Long Knives". Aksi yang juga dikenal dengan Operasi Kolibri tersebut mengeksekusi mati 90 orang anggota SA.
Hitler juga kemudian menggunakan aksi pembersihan ini untuk melawan kritik-kritik konservatif yang melawan rezimnnya. Khususnya yang setia pada Wakil Kanselir Franz von Papen dan membersihkan urusan dengan musuh-musuh lama.
Hitler menjabat sebagai Kanselir Jerman sejak 1933 sampai 1945. Ia menjadi diktator Jerman Nazi (bergelar Führer und Reichskanzler) mulai tahun 1934 sampai 1945.
Hitler menjadi tokoh utama Jerman Nazi, Perang Dunia II di Eropa, dan Holocaust.
Semasa berkuasa, Hitler dikenal sebagai sosok yang diktator dan bengis. Kebijakan yang supremasis dan termotivasi oleh ras mengakibatkan kematian sekitar 50 juta orang selama Perang Dunia II, termasuk 6 juta kaum Yahudi dan 5 juta etnis "non-Arya" yang pemusnahan sistematisnya diperintahkan oleh sang diktator dan rekan-rekan terdekatnya.
Advertisement