Lapas Tuban Mandirikan Tahanan Lewat Budidaya Lele hingga Cacing Tanah

Kalapas Tuban Sugeng Indrawan menyampaikan, WAE Merak Urak memanfaatkan lahan sekitar 1,5 hektare untuk memberdayakan para tahanan.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 30 Jun 2019, 10:01 WIB
Petugas Lapas di Nusakambangan. (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Lapas IIB Tuban, Jawa Timur terus membangun dan mengembangkan Wahana Asimilasi dan Edukasi (WAE) Merak Urak sebagai sarana menjadikan tahanan mandiri dan mampu kembali ke masyarakat dengan segudang manfaat.

Salah satu program yang ada adalah budidaya hewan ternak, seperti ikan lele hingga cacing tanah.

Kalapas Tuban Sugeng Indrawan menyampaikan, WAE Merak Urak memanfaatkan lahan sekitar 1,5 hektare untuk memberdayakan para tahanan. Di antaranya dengan budidaya hewan, pertanian, hingga kemampuan di bidang pertukangan.

"Pada prinsipnya, lapas bukanlah tempat untuk narapidana menderita. Justru dengan konsep revitalisasi pemasyarakatan, lapas seharusnya menjadi tempat pembinaan untuk menjadikan warga binaan kian mandiri, tangguh, dan lebih produktif," tutur Sugeng dalam keterangannya, Minggu (30/6/2019).

Menurut Sugeng, WAE Merak Urak dibangun sekitar awal tahun 2018 lalu melalui kerja sama dengan Bagian-bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Merak Urak. Lahan yang digunakan merupakan milik Perhutani yang dibudidayakan agar lebih bermanfaat.

Berbagai hewan ternak yang dibudidayakan di Lapas Tuban. Di antaranya kelinci hias, ayam petelor, ikan lele, bahkan cacing tanah. Tidak ketinggalan juga sejumlah tanaman dari sektor pertanian.

"Saat ini kami sudah membudidayakan 500 ekor ayam, dengan hasil telur per hari mencapai 22 kilogram," jelas Sugeng.

Adapun budidaya ikan lele di sana dilakukan dengan sistem bioflok yang terdiri dari 20 kolam. Satu kolam rata-rata memuat 1.500 benih lele yang disebar di awal.

Sementara cacing tanah dimanfaatkan untuk bahan obat-obatan, kosmetik, hingga campuran pakan ternak.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Sri Puguh Apresiasi

Dirjen PAS, Sri Puguh Budi Utami dan Wakil Ketua KPK Saut Situmorang memberikan keterangan usai rapat koordinasi di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (19/3). Dirjen PAS menemui pimpinan KPK untuk berkoordinasi tentang tata kelola lapas (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Lebih lanjut, Lapas Tuban juga membuka kesempatan warga sekitar memanfaatkan lahan bersama para tahanan. Mereka bahkan dapat membawa bibit sendiri dan saling berbagi pengalaman dalam bertani dan berkebun.

Dirjen PAS Sri Puguh Budi Utami mengapresiasi jajaran Perhutani yang bersedia bekerja sama sehingga Lapas Tuban bisa mewujudkan keberadaan WAE Merak Urak.

"Ini merupakan wujud pembinaan kita bahwa warga binaan di lapas ada yang berpotensi di bidang pertanian dan berkebunan. Semua ini nanti bisa menjadi bekal mereka jika sudah bebas," kata Sri Puguh.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya