Liputan6.com, Kopenhagen Pengalaman mendekati kematian atau mati suri pernah dialami satu dari 10 orang, menurut studi penelitian terbaru. Mati suri, yang dalam istilah medis dsebut near-death experiences termasuk serangkaian gejala spiritual dan fisik berupa sensasi jiwa keluar dari tubuh, melihat atau mendengar, halusinasi.
Kondisi mati suri tersebut memengaruhi 10 persen orang. Penelitian berjudul Prevalence of near-death experiences in people with and without REM sleep intrusion dipresentasikan pada ajang 5th European Academy of Neurology (EAN) Congress pada Sabtu, 29 Juni 2019.
Baca Juga
Advertisement
Para peneliti berasal dari Rigshospitalet, Rumah Sakit Universitas Kopenhagen, Universitas Kopenhagen, Denmark, Pusat Penelitian Stroke, Berlin, dan Universitas Teknologi Norwegia, Trondheim, Norwegia. Peserta yang terlibat studi mati suri ini menyasar dari 35 negara.
Peneliti Daniel Kondziella, yang juga ahli saraf di University of Copenhagen menjelaskan, pengalaman mati suri ini terjadi pada orang dalam kondisi bahaya kematian yang dekat. Misal, mereka yang mengalami situasi yang mengancam jiwa berupa serangan jantung, tabrakan mobil, hampir tenggelam atau situasi pertempuran, sesuai dilansir dari EurekAlert! Minggu(30/6/2019).
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Kehadiran Malaikat dan Iblis
Pengalaman mati suri yang paling sering dilaporkan peserta, seperti persepsi waktu yang tidak normal (87 persen), kecepatan pemikiran yang luar biasa (65 persen), indera yang sangat tajam (63 persen), serta perasaan terpisah atau keluar dari tubuh masing-masing (53) persen).
Ada juga pesertta yang menggambarkan mati suri sebagai perasaan damai total, seakan 'jiwanya tersedot', mendengar malaikat bernyanyi, menyadari bahwa (jiwa) mereka berada di luar tubuh, melihat perjalanan kehidupan mereka berkelebat di depan mata.
Bahkan peserta mati suri juga seakan berada di terowongan gelap, sebelum mencapai cahaya. Ada juga yang menyadari kehadiran iblis yang duduk di dada mereka, sedangkan mereka berbaring lumpuh, tidak dapat bergerak.
Peneliti mewawancarai 1.034 orang awam dari 35 negara melalui platform crowdsourcing online (yang menghilangkan bias seleksi) dan bertanya kepada mereka, apakah mereka pernah punya pengalaman mati suri.
Jika mereka menjawab 'ya', mereka akan diminta untuk lebih rinci menjelaskan bentuk pengalamannya. Data dikumpulkan menggunakan alat penilaian kuesioner terperinci, yang disebut Skala Near-Death Greyson, yang menanyakan sekitar 16 gejala spesifik.
Advertisement
Pengalaman Mengancam Jiwa
Sebanyak 289 orang melaporkan hampir mati suri dan 106 peserta mencapai ambang 7 pada Skala NDE Greyson, (yang mengkonfirmasi mati suri sepenuhnya).
Sekitar 55 persen peserta menganggap mati suri sangat mengancam jiwa dan 45 persen merasa tidak mengancam jiwa. Studi baru ini menemukan mati suri sebagai pengalaman yang tidak menyenangkan.
Sebanyak 73 persen mengatakan, mati suri itu tidak menyenangkan dan hanya 27 persen menyampaikan, kondisi itu menyenangkan.
Berdasarkan studi sebelumnya, Daniel menekankan, hubungan antara mati suri dan intrusi tidur Rapid Eye Movement (REM) menjadi terjaga. Tidur REM adalah fase dari siklus tidur yang mana mata bergerak dengan cepat, otak aktif layaknya seseorang bangun, mimpi lebih jelas, dan kebanyakan orang mengalami kelumpuhan sementara.
Ini terjadi saat otak mengirimkan sinyal ke tulang belakang, yang menghentikan lengan dan kaki bergerak. Intrusi tidur REM saat terjaga ditemukan lebih umum pada orang dengan skor 7 atau lebih pada Skala NDE Greyson (47 persen).
"Temuan utama kami mengkonfirmasi hubungan pengalaman mati suri dengan intrusi tidur REM. Meskipun hubungan itu bukan hubungan sebab akibat, mengidentifikasi mekanisme fisiologis di balik gangguan tidur REM menjadi mungkin memajukan pemahaman kita tentang pengalaman mati suri," tambah Daniel.