Jadi Lokasi Pertemuan Bersejarah Trump - Kim, Ini 5 Fakta Seputar DMZ Korea

Donald Trump telah menginjakkan kaki di zona demiliterisasi Korea, berjabat tangan dengan Kim Jong-un dan menginjakkan kaki di Korea Utara.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 30 Jun 2019, 16:00 WIB
Perbatasan Korea Utara dan Selatan di Desan Panmunjom (AP/Ahn Young-joon)

Liputan6.com, Panmunjom - Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah menginjakkan kaki di zona demiliterisasi (DMZ) Korea yang memisahkan Korut - Korsel untuk bertemu dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un pada Minggu 30 Juni 2019.

Ini menandai pertama kalinya seorang presiden AS yang masih menjabat dan pemimpin Korut yang masih berkuasa bertatap muka langsung di salah satu garis perbatasan paling dijaga di seluruh dunia.

Trump juga melangkah ke sisi utara garis demarkasi (MDL) atas undangan Kim Jong-un, secara teknis menjadikannya presiden AS yang masih menjabat yang menginjakkan kaki di tanah Korea Utara. Sebagai balasan, Kim kembali melangkahkan kaki ke sisi selatan --kedua kalinya sejak yang pertama pada 2018 dalam pertemuan dengan Presiden Moon Jae-in.

Presiden Trump dan Kim juga mengadakan pembicaraan selama kurang lebih 40 menit di House of Freedom, di sisi selatan DMZ. Keduanya membuka peluang untuk bernegosiasi seputar denuklirisasi Semenanjung Korea serta partisipasi Korea Selatan dalam dialog trilateral .

Selain menjadi lokasi pertemuan Donald Trump - Kim Jong-un yang bersejarah dan ikonik, berikut sejumlah hal lain terkait DMZ Korea, seperti dirangkum dari berbagai sumber (30/6/2019):


1. Dijaga Ketat

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in berjabat tangan untuk memulai pertemuan bersejarah mereka di atas garis demarkasi Zona Demiliterisasi (DMZ), Panmunjom, Jumat (27/4). (Korea Broadcasting System via AP)

Berlokasi sekitar 48 - 50 kilometer di utara Seoul, DMZ merupakan perbatasan yang dijaga dan dibentengi ketat.

Perbatasan itu memisahkan saudara sebangsa yang terpecah pada era Perang Dingin, dengan masing-masing membentuk pemberintahan sendiri dan saling mendelegitimasi satu sama lain sejak Perang Korea 1950 - 1953. Gencatan senjata yang mengakhiri Perang Korea secara resmi mendirikan DMZ, dan terus ada sejak itu.

Nama "demiliterisasi" justru adalah sesuatu yang keliru, karena secara historis, lokasi itu menjadi salah satu perbatasan yang paling termiliterisasi di planet ini. DMZ lebih merupakan zona penyangga (buffer zone) dengan tidak ada pihak yang memiliki kendali penuh atas wilayah tersebut.


2. Gerbang Utama Terletak di Desa Panmunjom

Dua anak berpose menirukan jabat tangan Presiden Korea Selatan Moon Jae In dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di replika desa perbatasan DMZ Panmunjom di Namyangju, Sabtu (5/5). Replika Panmunjom menjadi wisata baru setelah KTT Korea. (AFP/Ed JONES)

Titik utama dari Demilitarized Zone (DMZ) berpusat di area bernama Joint Security Area (JSA) di Desa Panmunjom, Provinsi Gyeonggi, sekitar 53 km di sisi barat laut Kota Seoul. Di desa inilah ditandatangani perjanjian Gencatan Senjata Korea pada 1953.

Kawasan ini menjadi daerah bebas konflik, meski dijaga ketat oleh banyak tentara. Tentara dari kedua negara diperbolehkan untuk berpatroli di daerah ini.


3. Sempat Ditutup untuk Umum

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in berjabat tangan untuk memulai pertemuan bersejarah mereka di atas garis demarkasi Zona Demiliterisasi (DMZ), Panmunjom, Jumat (27/4). (Korea Broadcasting System via AP)

Selama 50 tahun lebih, daerah sekitar DMZ ditutup untuk umum. Banyak cerita menegangkan tentang kondisi di perbatasan ini. Meski umumnya tenang, beberapa kali terjadi pertempuran kecil di daerah itu ketika ada proses negosiasi antara kedua negara.

Karena itulah, warga biasa tak dibolehkan mendekat ke kawasan DMZ.

Setelah terjadinya The Murder Axe Incident di tahun 1976 yang menewaskan dua orang, hak tentara untuk menyeberangi daerah perbatasan ini dicabut.


4. Lokasi Pertemuan Bersejarah Pemimpin Korut - Presiden Korsel

Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in menyambut kedatangan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un di Zona Demiliterisasi (DMZ), Panmunjom, Jumat (27/4). Keduanya berjabat tangan sambil menempatkan senyum di bibir masing-masing. (Korea Broadcasting System via AP)

Pertemuan Kim Jong-un dan Moon Jae-in di DMZ pada 27 April 2018 diawali dengan jabat tangan, kedua pemimpin saling menebar senyum.

Setelahnya, mereka saling mempersilahkan untuk menginjakkan kaki di wilayah masing-masing negara. Diawali dengan Kim Jong-un yang melangkah lebih dulu ke Selatan, setelahnya disusul Moon Jaen-in yang menginjakkan kaki di Korea Utara. Demikian seperti dikutip dari CNN, Jumat (27/4/2018).

Kemudian, kedua pemimpin memasuki wilayah Korea Selatan dan serangkaian agenda KTT Korea Utara-Korea Selatan pun bergulir.

KTT Korea Utara-Korea Selatan berlangsung di Peace House, Zona Demiliterisasi (DMZ), Panmunjom, Korea Selatan.

Itu untuk pertama kalinya setelah lebih dari satu dekade, pemimpin kedua negara bertemu. Terakhir kali, pertemuan kedua pemimpin negara terjadi pada 2007.


5. Presiden AS yang Pernah ke DMZ

Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di sisi utara garis demarkasi militer, zona demiliterisasi Korea (DMZ), Panmunjom pada Minggu 30 Juni 2019 (Brendan Smialowski / AFP PHOTO)

Banyak pendahulu Trump telah melakukan perjalanan ke zona demiliterisasi (DMZ). Mereka sering difoto dengan teropong mengintip ke dalam wilayah yang dikuasai Korea Utara.

Namun, hanya Trump yang telah menginjakkan kaki di Korut saat ia masih duduk di kursi kepresidenan.

Pendahulunya, mantan presiden Barack Obama mengunjungi DMZ pada 25 Maret 2012, sebelum menuju ke Seoul untuk KTT Keamanan Nuklir Seoul 2012.

Sebelum itu, mantan presiden George W. Bush mengunjungi DMZ pada 20 Februari 2002.

Bill Clinton dan Ronald Reagan juga mengunjungi DMZ selama masa kepresidenan mereka.

Sementara itu, para staf presiden sering melakukan perjalanan lebih dekat, mendekati atau memasuki rumah-rumah biru terkenal yang berada di antara Garis Demarkasi Militer (MDL), garis yang membagi DMZ menjadi dua.

Hillary Clinton melakukan satu perjalanan seperti itu ketika dia menjabat sebagai Menteri Luar Negari pada 2010.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya