Liputan6.com, Jakarta - Hari ini, 25 tahun silam, Yasser Arafat kembali aktif ke dunia politiknya. Pemimpin Palestina PLO (Organisasi Pembebasan Palestina) ini baru saja bebas setelah 27 tahun diasingkan.
Seperti dimuat BBC, mengenakan seragam militer dan aksesoris kepala keffiyeh, Arafat memulai perjalanan dari Gurun Sinai, Mesir melintasi perbatasan di Rafah menuju ke Jalur Gaza dan disambut suka cita oleh pendukungnya.
Advertisement
Sebelum berangkat, yang didampingi Presiden Mesir Husni Mubarak, Arafat berkata "Sekarang saya sudah bebas dan akan kembali ke tanah Palestina. Hati saya tergerak untuk terus berjuang."
Dari helikopter, Arafat berpindah transportasi menggunakan mobil Mercedes hitam yang anti-peluru untuk perjalanan menuju massa pendukungnya di Gaza. Perjalanan ini di tengah-tengah ancaman dari warga Israel yang meminta Arafat melintasi jalur lain.
Di Gaza, Arafah memberikan pidato politik dari balkon gedung yang sebelumnya ditempati petinggi militer Israel. Dia mengobarkan semangat untuk memperjuangkan hak Palestina terhadap Israel, termasuk hak Palestina atas Kota Yerusalem.
Sementara itu, di tempat lain, terjadi aksi demonstrasi menentang kehadiran Arafat di Yerusalem.
Arafat bebas dari pengasingan berdasarkan perjanjian "Oslo Peace Accords" yang disepakati di Washington. Atas kesepakatan tersebut, Otoritas Nasional Palestina mengendalikan area otonomi baru, Gaza dan Jericho. Pada 1996, Arafat terpilih sebagai presiden.
Pada 2000, Arafat dan Perdana Menteri Israel, Ehud Barak bertemu di Kamp David AS untuk menyepakati perjanjian damai final.
Akan tetapi, pertemuan tersebut tidak menemui kesepakatan. Imbasnya, pada September 2000, perjuangan intifadah dan pertempuran kedua meletus.
Arafat kembali terisolasi. Pada akhir hayat hidupnya, tokoh kontroversial Palestina ini diisolasi oleh Israel di Ramallah, Tepi Barat karena dianggap memprovokasi teror.
Sejarah lain mencatat, pada tanggal yang sama 1 Juli, tahun 2013, negara pecahan Yugoslavia, Kroasia akhirnya bergabung dengan Uni Eropa.
Sementara pada 1961, mantan Istri pewaris pertama takhta Kerajaan Inggris Pangeran Charles, Putri Diana lahir di Norfolk Inggris.