Liputan6.com, Jakarta - Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) DKI Jakarta direncanakan naik. Jika sebelumnya tarif BBN-KB sebesar 10 persen, dan diusulkan oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menjadi 12,5 persen.
Dengan kenaikan pajak ini, tentu saja bakal dibarengi dengan kenaikan harga jual, dan pastinya sedikit banyak berpengaruh pada penjualan kendaraan. Lalu, bagaimana dengan pabrikan Cina, DFSK menanggapi wacana ini?
Baca Juga
Advertisement
Dijelaskan Permata Islam, Marketing General Manager PT Sokonindo Automobile (DFSK Indonesia), saat ini pihaknya masih menggunakan harga lama, karena kenaikan BBN masih sebatas wacana. Namun, apapun yang jadi keputusan atau program yang dicanangkan pemerintah akan terus didukung.
"Tim kami sudah melakukan perhitungan tersebut (kenaikan BBN), tapi untuk saat ini belum ada kenaikan harga," jelas pria yang akrab disapa Artha di Serang, Banten, beberapa waktu waktu lalu.
Lanjut Artha, pabrikan asal Cina ini bakal menyiapkan strategi untuk kenaikan BBN ini. Namun, hal yang dipersiapkan tersebut, pastinya berorientasi kepada konsumen.
"Artinya gini, apakah nantinya kami akan naikan (harga) atau subsidi, lihat tanggal mainnya. Namun, sekali lagi ini belum keputusan," tegasnya.
Strategi
Strategi harga ini memang harus dipikirkan dengan matang. Pasalnya, kontribusi penjualan DFSK di Jabodetabek cukup tinggi, sebesar 40 persen lebih.
"Ya saya rasa kalau bicara itu ya kebutuhan masyarakat. Bagaimana juga, contoh lain misal ada kenaikan akan tetap harus dikonsumsi. Jadi saya rasa logika sama. Kalau ada penyesuaian harga, dan kenaikan BBN yang ditentukan pasti masyarakat tidak akan keberatan," pungkasnya.
Advertisement