Liputan6.com, Jakarta - The Night Watch, lukisan maha karya Rembrandt kini memasuki usia 377 tahun. Seiring waktu, sejumlah perubahan terjadi pada lukisan yang disebut sebagai karya terpopuler pelukis asal Belanda tersebut.
General Director Rijksmuseum, Taco Dibbits mencontohkan, sosok anjing di bagian kanan bawah lukisan telah memucat. Belum lagi warna lainnya yang memudar. Untuk itu, Operation Night Watch diluncurkan.
Proyek penelitian dan restorasi yang bakal mulai dikerjakan pada Senin, 8 Juli 2019 ini melibatkan peneliti, konservator, pemulih dari Rijksmuseum, serta berkolaborasi dengan sejumlah museum, universitas di Belanda dan luar negeri, juga para spesialis warna dari AkzoNobel.
Baca Juga
Advertisement
Sebelum restorasi dimulai, tim Operation Night Watch mengambil ribuan foto beresolusi sangat tinggi menggunakan imaging frame khusus, serta memanfaatkan pemindai dan laser mutakhir untuk meneliti lukisan secara mikroskopis. Semua proses tersebut belum pernah dilakukan sebelumnya di dunia seni.
Setelah fase penelitian awal selesai, data yang dikumpulkan akan dianalisis dengan cermat untuk menentukan cara terbaik dalam merestorasi The Night Watch dari generasi ke generasi.
"Kami akan memulai proyek restorasi terbesar dan paling inovatif dalam sejarah museum kami yang telah berusia 219 tahun," tutur Taco Dibbits dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, beberapa waktu lalu.
Teknologi yang digunakan dalam proyek restorasi lukisan itu luar biasa. Sebanyak 11.400 foto yang diambil akan memiliki resolusi 5.430 dpi.
Sejumlah pemindai khusus juga akan digunakan untuk meneliti retak dan celah, sedangkan pigmen lukisan akan diperiksa menggunakan laser berteknologi tinggi dalam tingkat nano. Gambar yang dihasilkan akan dilihat masyarakat umum untuk membantu proses validasi data.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Disiarkan Secara Daring
Tak hanya teknik termutakhir yang akan diaplikasikan, proyek restorasi itu juga membuat terobosan dengan menyiarkannya secara daring. Para petugas akan bekerja di dalam sebuah ruang kaca khusus yang dibangun untuk memastikan agar The Night Watch dapat terlihat jelas oleh pengunjung museum.
"Kami akan mengguncang dunia konservasi lukisan dan melakukan hal-hal yang belum pernah dicoba sebelumnya," kata Robert van Langh, Head of Conservation and Science Rijksmuseum.
Kerja sama selama tiga tahun itu melanjutkan hubungan panjang yang telah terjalin antara AkzoNobel dan Rijksmuseum. Sebelumnya, AkzoNobel telah memasok sekitar delapan ribu liter cat untuk proyek renovasi satu dekade Rijksmuseum.
Untuk proyek jangka panjang tersebut, AkzoNobel mengembangkan sebuah palet warna khusus bernama Sikkens RIJKS Colors yang serupa dengan warna awal museum yang digunakan oleh arsitek Pierre Cuypers.
Rijksmuseum --yang dikunjungi lebih dari dua juta orang pada 2018-- memiliki koleksi karya lukisan Rembrandt terbesar dan paling klasik di dunia. Anda dapat menyaksikan pekerjaan restorasi The Night Watch secara langsung dengan mengunjungi rijksmuseum.nl/en/nightwatch .
CEO AkzoNobel Thierry Vanlancker menambahkan, "Kami bangga dapat jadi mitra utama untuk proyek luar biasa ini. Sebagai perusahaan yang percaya akan inovasi yang melampaui generasi, kami sangat senang dapat menyumbangkan keahlian dan antusiasme kami atas manfaat yang dapat diberikan oleh cat dan warna agar dapat membantu merestorasi sebuah ikon budaya."
Baca Juga
Rocky Gerung Tantang Fadli Zon Datang ke Komunitas Seni untuk Perdebatkan Lukisan Yos Suprapto yang Batal Dipamerkan
Yos Suprapto Turunkan Semua Lukisannya di Galeri Nasional, Tak Merasa Rugi Pameran Dibatalkan
Fadli Zon Bantah Ada Pembredelan di Pembatalan Pameran Tunggal Yos Suprapto: Kami Tidak Ingin Membatasi Kebebasan Berekspresi
Advertisement