Liputan6.com, Jakarta - Bersama dua temannya hendak traveling ke Korea Selatan, seorang turis asal Thailand tak menyangka bakal mengalami kejadian kurang menyenangkan. Melansir dari Says, Senin (1/7/2019), pihak hotel membatalkan pemesanan hanya beberapa jam sebelum jadwal check-in.
Masalah ini berawal ketika turis lupa memperbarui informasi pembayaran atas pemesanan tersebut. "Saya kehilangan kartu saya dan sudah mendapatkan yang baru, tapi saya lupa memperbarui informasi saya," katanya.
Baca Juga
Advertisement
Ia menambahkan, dirinya telah mendapat email dari situs tempat memesan hotel untuk memperbarui informasi pembayaran dalam 24 jam. Tapi, satu jam kemudian, pihak hotel menghubungi sang pelancong.
Lewat pesan singkat, pihak hotel meminta perempuan tersebut untuk segera memperbarui informasi pembayaran atau mereka akan membatalkan pemesanan dan bakal memberi slot tersebut pada orang lain.
Ketika membalas bahwa ia punya sisa waktu 23 jam untuk memperbarui informasi pembayaran, pihak hotel malah mengatakan hal yang membuatnya tersinggung.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Mengancam Turis
Berdasarkan screenshot percakapan yang diunggah si turis di Twitter, baru-baru ini, pihak hotel mengancam akan menyebarkan foto turis asal Thailand tersebut pada semua guest house di Incheaon, serta mengklaim bahwa perempuan tersebut telah di-blacklist.
Sterotipe bahwa turis Thailand sering tak muncul yang jadi alasan di balik pembatan pemesanan ini kemudian membuat warganet geram. Apalagi, dalam salah satu tanggapan, pihak hotel mengatakan turis Thailand menjalani hidup yang tak berkecukupan.
Tak menampik bahwa turis Thailand sering membatalkan pemesanan, perempuan ini mengingatkan bahwa tak semuanya seperti itu. Lagipula, ia akhirnya sudah memperbarui informasi pembayaran yang dibutuhkan.
"Saya tak habis pikir ia bisa berbicara seperti itu. Mempermalukan semua budaya," komentar seorang warganet. Sementara, ada pula turis lain asal Thailand yang bercerita pengalaman serupa ketika menginap di sebuah hotel di Korea Selatan.
"Saat itu, saya check-in pukul 9 malam. Pihak hotel mengatakan, kami tidak menelepon. Jadi, mereka pikir kami tidak datang. Beruntungnya, kami punya teman yang merupakan warga lokal dan mau beradu argumen dengan mereka," ceritanya.
Ia menambahkan, karena mengancam akan melaporkan perkara tersebut ke polisi, pihak hotel akhirnya memberikan kompensasi berupa uang sebesar 20 ribu won atau setara Rp 245 ribu atas masalah yang ditimbulkan.
Advertisement