Penumpang Angkutan Laut Naik Jadi 2,1 Juta Orang pada Mei 2019

Peningkatan jumlah penumpang angkutan laut terjadi di beberapa pelabuhan, yaitu Balikpapan, Makassar, Tanjung Perak, dan Tanjung Priok.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Jul 2019, 15:04 WIB
Pemudik yang menumpang KM Labobar tiba di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (31/5/2019). Pelindo III memprediksi puncak mudik angkutan laut Lebaran 2019 yang masuk ke Jawa Timur akan terjadi pada H-3 atau Minggu, 2 Juni. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto, melaporkan jumlah penumpang angkutan laut dalam negeri yang diberangkatkan sepanjang Mei 2019 mencapai 2,1 juta orang. Angka ini naik 15,88 persen dibanding bulan sebelumnya.

"Peningkatan lumayan tinggi di mana pada bulan ini jumlah penumpang 2,1 juta," kata dia, di Kantornya, Jakarta, Senin (1/7/2019).

Suhariyanto mengatakan, peningkatan jumlah penumpang angkutan laut terjadi di beberapa pelabuhan, seperti di Balikpapan 158,67 persen, Makassar 70,95 persen, Tanjung Perak 23,40 persen dan Tanjung Priok 18,67 persen.

"Sementara sebaliknya, jumlah penumpang angkutan laut Pelabuhan Belawan turun sebesar 9,40 persen," imbuh dia.

Sementara kenaikan ini juga terjadi jika diakumulasikan selama Januari hingga Mei 2019 jumlah angkutan laut dalam negeri mencapai 9 juta orang. Angka ini naik 8,79 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Adapun peningkatan penumpang angkutan laut terjadi di Pelabuhan Belawan, Tanjung Priok, dan Tanjung Perak, Balikpapan, dan Makasar masing-masing sebesar 251,51 persen, 207,57 persen, 87,69 persen, 77,63 persen dan 73,41 persen.

Di sisi lain, Suhariyanto menambahkan, untuk jumlah barang yang diangkut menggunakan kapal pada Mei 2019 mencapai 24,2 juta ton, atau turun 4,67 persen dibanding bulan sebelumnya.

"Penurunan jumlah barang yang diangkut terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok dan Panjang masing-masing 34,33 persen dan 20,77 persen," kata dia.

Sedangkan total jumlah barang yang diangkut selama Januari-Mei 2019 ini mencapai 120,6 juta ton atau naik 3,45 persen dibanding periode sama tahun lalu 2018. Adapun peningkatan tertinggi terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok sebesar 5,03 persen.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Jumlah Turis Asing Melancong ke Indonesia Turun pada Mei 2019

Para turis berdiri di dek kapal saat dievakuasi dari Gili Trawangan ke Pelabuhan Bangsal, Lombok Utara, NTB, Selasa (7/8). Ribuan turis asing dievakuasi dari Gili Trawangan setelah gempa Lombok. (ADEK BERRY/AFP)

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah wisatawan mancanegara (wisman) pada Mei 2019 turun. Selama sebulan, wisman yang melancong ke Indonesia sebesar 1,26 juta kunjungan, turun 3,19 persen jika dibandingkan dengan April 2019.

"Wisman Mei 2019 sebesar 1,26 juta dibanding bulan lalu wisman turun sebesar 3,19 persen karena adanya bulan puasa," kata Kepala BPS, Suhariyanto, di kantornya, Jakarta, Senin, 1 Juli 2019.

Suhariyanto mengatakan jumlah wisman yang berkunjung pada Mei 2019 ini masuk melalui pintu udara sebanyak 713,88 ribu kunjungan, laut sebanyak 337,41 ribu kunjungan, dan darat sebanyak 205,04 ribu kunjungan.

Jika dibanding dengan kunjungan pada April 2019 atau bulan sebelumnya, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia yang melalui pintu udara pada Mei 2019 turun sebesar 7,75 persen.

"Penurunan ini hampir terjadi di seluruh pintu masuk udara dengan penetrasi terbesar terjadi di Bandara Husein Sastranegara, Jawa Barat," ucap dia.

Sedangkan kunjungan wisman yang datang melalui pintu masuk turut mengalami penurunan sebesar 0,42 persen. Dari 338,82 di bulan April 2019 menjadi 337,40 ribu kunjungan di Mei 2019.

Kondisi ini berbalik dibandingkan dengan kondisi jalur darat yang justru meningkat 10,80 persen. Dari 185.045 ribu pada April 2019 menjadi sebesar 205.04 ribu kunjungan di Mei 2019.

Adapun secara kumulatif, Januari-Mei 2019, jumlah kunjungan wisman meningkat 6,37 juta kunjungan. Jumlah ini naik sebesar 2,70 persen jika dibandingkan kunjungan wisman periode yang sama tahun sebelumnya yang berjumlah 6,20 juta kunjungan.

"Jumlah wisman ini terdiri atas wisman yang berkunjung melalui jalur udara mencapai 3,69 juta kunjungan, jalur laut 1,72 juta kunjungan dan jalur darat sebesar 960,43 ribu kunjungan," pungkasnya.


BPS: Inflasi Juni 2019 Tembus 0,55 Persen

Seorang pedagang memasukan bumbu masak di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (3/1). Pencapaian ini lebih rendah dibandingkan tahun 2017 yang sebesar 3,61%. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Juni 2019 sebesar 0,55 persen. Inflasi ini didorong oleh kenaikan harga sejumlah komoditas. 

Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, untuk inflasi tahun kalender yaitu Januari-Juni 2019 mencapai 2,05 persen, sedangkan inflasi tahun kalender sebesar  3,28 persen.

"Adanya kenaikan dari hasil pemantauan di 82 kota di bulan Juni 2019 terjadi inflasi 0,55 persen," ujar dia di Kantor BPS, Jakarta, Senin, 1 Juli 2019.

Dia mengungkapkan, dari 82 kota IHK yang dilakukan pemantauan, sebanyak 76 kota mengalami inflasi. Sedangkan 6 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi dialami di Manado sebesar 3,60 persen, sedangkan terendah yaitu Singaraja sebesar 0,02 persen.

Sementara untuk deflasi tertinggi dialami Tanjung Pandan sebesar -0,41 persen dan deflasi terendah di Jayapura -0,08 persen.

"Dengan perhatikan inflasi ini masih berada di bawah target pemerintah. ini termasuk kendali karena berbagai program yang dilakukan pemerintah," pungkasnya

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memprediksi inflasi Juni 2019 akan berada di kisaran 0,45 persen. Prediksi ini berdasarkan survei pemantauan harga (SPH) yang dilakukan BI.

"Jadi SPH di Minggu terakhir, inflasi di 0,45 persen itu month to month. 3,21 persen year on year," kata Deputi Gubernur BI, Dody Budi Waluyo, di Gedung BI, Jakarta, Jumat, 28 Juni 2019.

Menurut dia, hal tersebut menunjukkan, kinerja inflasi masih terjaga rendah. Selain itu, juga menunjukkan bahwa daya beli masyarakat yang terjaga. "Artinya tetap terjaga daya beli masyarakat, inflasinya juga cukup rendah," urai dia.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya