Liputan6.com, Jakarta Membangun desa lewat sektor pariwisata bukan hal yang mustahil dilakukan atau sebatas slogan. Buktinya, saat ini cukup banyak desa di Indonesia yang perekonomiannya berkembang pesat berkat sektor wisata yang bergerak maju.
Salah satu yang bisa dilihat adalah Desa Tamansari. Desa yang berada di bagian barat Kabupaten Banyuwangi dan berbatasan dengan Kabupaten Situbondo, Kecataman Licin ini dilewati para wisatawan yang akan berkunjung ke Kawah Ijen.
Advertisement
Desa ini mampu membangun daerahnya menjadi desa wisata. Adanya tempat wisata Sendang Seruni dan juga mengelola fasilitas wisata berupa hostel dan menawarkan kuliner khas Banyuwangi ini, berhasil menarik para wisatawan.
Keberhasilan pembangunan sektor wisata Desa Tamansari yang dikelola Badan Usaha MIlik Desa (BUMDEs) merupakan satu proses panjang yang mendapat dukungan dari pemerintah daerah.
"Pembangunan sektor wisata di Tamansari pada dasarnya merupakan sebuah contoh nyata sebuah ikhtiar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang sebelumnya sudah dilakukan oleh pemerintah daerah," kata Kepala Desa Tamansari Rizal Sahputra pada acara Forum Grup Discusion (FGD) di Pendopo Desa Tamansari, Kamis (27/6).
Pernyataan Rizal disambut Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, Choliqul Ridha. Menurutnya, pemerintah daerah akan terus mendukung langkah Desa Tamansari dalam upaya menggerakkan sektor wisata yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan rakyat.
"Kami dukung. Namun, Desa Tamansari harus terus tetap berbenah dan menggali potensi wisata yang ada. Selain itu juga, harus memperbanyak kuliner dan sentra kerajinan bisa dilakukan desa ini untuk meningkatkan jumlah pengunjung," katanya.
Sementara itu, Direktur Pengembangan Usaha Ekonomi Desa, Ditjen PPMD Kemendes PDTT, Nugraha Setijo Nagoro menyampaikan bahwa Pemilihan sektor wisata sebagai salah satu pengungkit perekonomian menurut adalah cukup tepat karena impact yang terjadi tidak hanya dirasakan di dalam komunitas tapi juga di lingkungan sekitar.
"Jika dampak yang dirasakan terjadi di dalam dan di luar cukup signifikan maka perekonomian makin meningkat," katanya.
Lebih lanjut Nugraha mengatakan bahwa kegiatan pariwisata itu merupakan kegiatan dinamis, melibatkan banyak orang dan kelompok serta mampu menciptakan multiplier effect. Disebut mampu menjadi multiplier effect karena sektor wisata mampu menciptakan aktivitas yang kemudian menciptakan pendapatan.
"Namun kegiatan ini tidak dapat berjalan baik jika tidak ada daya dukung lingkungan yang baik, plus harus tersedia pula kebijakan daerah yang men-support agar kegiatan pariwisata yang ada bisa berjalan baik pula," katanya.
Kegiatan FGD di Desa Tamansari merupakan rangkaian kegiatan Rapat Koordinasi yang diselenggarakan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) melalui Biro Perencananaan Sekretariat Jenderal Kemendes PDTT, khususnya Unit Kerja Pengembangan Inovasi Desa dan Pengelolaan Pembangunan Desa (UKPID-P2D) yang membahas mengenai Penguatan Ekonomi Desa melalui Pengembangan Desa Wisata. Di Hotel El Royal Hotel Banyuwangi, Rabu (26/6).
Dalam kesempatan tersebut hadir Staf Ahli Bidang Pengembangan Ekonomi Lokal Ekatmawati dan juga Advisor Menteri Desa, PDT, dan Transmigrasi Jimmy R. Gani dan Masril Koto.
Kegiatan ini merupakan salah satu upaya dari Tim UKPID-P2D, dalam menggali materi dan permasalahan yang disusun dalam sebuah policy brief, dan akan diusulkan kepada Mendes PDTT.
Usulan itu sebagai landasan kebijakan dalam upaya membangun desa, sesuai dengan nawacita ketiga yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara kesatuan.
(*)