Liputan6.com, Jakarta - Memasuki hari keempat, Senin 1 Juli 2019, pencarian Helikopter MI 17 milik TNI AD yang hilang kontak di Oksibil, Pegunungan Bintang, Papua belum juga ditemukan.
Meski demikian, penyisiran terus dilakukan Tim SAR gabungan dengan menyusuri wilayah yang diduga menjadi lokasi terakhir heli itu terdeteksi di Gunung Mol dan Aprok.
Advertisement
"Medan penyisiran di Gunung Mol dan Gunung Aprok, sangat berat. Wilayah inipun belum pernah terjamah tangan manusia," kata Wakapendam XVII Cenderawasih Letkol Inf Dax Sianturi di Sentani, Kabupaten Jayapura, Senin (1/7/2019).
Sebelumnya, Helikopter MI 17 milik TNI AD dikabarkan mulai hilang kontak pukul 11.49 WIT, Jumat, 28 Juni 2019, usai mengantarkan logistik kepada prajurit yang bertugas di Kecamatan Okibibab, Kabupaten Jayawijaya.
Pesawat tersebut dilaporkan tengah membawa 12 orang yang terdiri dari tujuh kru dan lima personel Satgas Yonif 725/Wrg yang akan melaksanakan pergantian pos.
Berikut sejumlah langkah yang dilakukan Tim SAR untuk menemukan Helikopter MI 17:
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Pencarian Melalui Darat dan Udara
Helikopter MI 17 TNI AD hilang kontak saat terbang dari Bandara Oksibil menuju Bandara Sentani, Papua, Jumat 28 Juni 2019.
Pencarian disebar dalam dua tim, yakni tim darat dan udara. Tim darat dipusatkan di Oksibil, Ibu Kota Kabupaten Pegunungan Bintang. Tim ini bergerak ke sekitar kawasan Oksob.
"Tim darat yang melakukan perjalanan sejak Jumat, 28 Juni 2019 malam, sedang menuju ke Kampung Oksop," kata Yadi, Minggu, 30 Juni lalu.
Tim darat melibatkan satu SSK personel SAR gabungan yang terdiri dari unsur TNI, Polres Pegunungan Bintang, Basarnas Provinsi Papua, dan sukarelawan. Sementara, pencarian lewat udara dilakukan melalui Jayapura dan Timika. Dari Jayapura, pesawat yang bergerak adalah CN 295 dengan membawa bahan bakar dan personel yang melakukan pencarian.
Advertisement
3 Helikopter dan 2 Pesawat Diturunkan
Minggu, 30 Juni 2019, tiga helikopter berjenis bell 412 milik TNI dan satu helikopter MD 500 milik PT Palapa diterbangkan dari Timika dengan rute Wamena-Oksibil.
Sedangkan, dua pesawat yakni jenis CN235 milik TNI yang diterbangkan dengan membawa perbantuan personel dan logistik dari Jayapura ke Osibil dan satu pesawat Demonim Air diterbangkan dari Jayapura ke Oksibil.
"Kendala utama yang dihadapi dalam upaya pencarian ini khususnya untuk jalur udara adalah faktor cuaca, sepanjang hari di wilayah Oksibil tertutup kabut tebal dengan visibility yang sangat rendah hanya berkisar antara 10 hingga 50 meter, tentunya sangat membahayakan penerbangan," ujar Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel Inf Muhammad Aidi.
Kumpulkan Laporan Warga
Kesaksian warga yang mendengar suara gemuruh di sekitar Gunung Mol dan Gunung Aprok juga menjadi acuan Tim SAR untuk melakukan pencarian Helikopter MI 17.
"Berkaitan dengan informasi helikopter MI-17 yang hilang kontak itu, tadi warga melaporkan kepada Dandim 1712/Jayawijaya Letkol Inf Chandra Dianto kemudian diteruskan ke saya, bahwa ada suara gemuruh seperti longsor di sekitar Gunung Mol dan Gunung Aprok," kata Komandan Satgas Pengamanan Perbatasan (Dansatgas Pamtas) RI-PNG dari Yonif 725/WRG Letkol Inf Hendry Ginting dilansir Antara.
Hendry mengaku, dirinya sedang berada di Oksibil bersama sejumlah personel TNI untuk membantu pencarian helikopter yang hilang kontak tersebut.
"Tadi saya bersama sejumlah personel ikut melakukan pencarian lewat jalan darat hingga ke Kampung Alutbakon, Distrik Oksob dan menyisir Gunung Aprok. Tapi kemudian mendapat informasi tersebut, sehingga kami balik lagi ke Oksibil," katanya.
Advertisement
Perluas Pencarian
Selain Oksibil, Tim SAR lalu memutuskan memperluas jangkauan pencarian Heli TNI AD yang hilang kontak, pada Jumat, 28 Juni 2019.
Menurut Wakapendam XVII Cemderawasih Letkol (Inf) Dax Sianturi di Sentani, Kabupaten Jayapura, Perluasan pencarian di daerah Lereh dan Airu dilakukan sehubungan dengan adanya informasi dari masyarakat bahwa mereka mendengar ada suara helikopter di dua titik tersebut pada saat dinyatakan Helikopter MI 17 hilang kontak.
Meskipun letaknya sangat jauh dari lokasi hilang kontak, informasi tersebut tetap didalami dengan mengirimkan tim pencarian ke lokasi tersebut.
Gunakan Citra Satelit
Melalui citra satelit, ada sekitar lima titik panas di sekitar "route" yang dilintasi Helikopter MI 17 yang hilang kontak dalam penerbangan Oksibil-Jayapura. Hal ini diungkap Komandan Lanud Silas Papare Marsma TNI Tri Bowo kepada Antara di Jayapura, Minggu, 30 Juni 2019.
Menurut Tri, untuk menjangkau lokasi tersebut bukan perkara mudah, karena berada di ketinggian dengan tingkat oksigen yang relatif tipis.
"Apalagi cuaca di kawasan itu sering kali berubah dengan cepat dan tidak bersahabat sehingga menyulitkan untuk dilakukan pencaharian," katanya.
Advertisement