Liputan6.com, Bangkok - Kekayaan seorang miliarder asal Thailand meningkat pesat karena perusahaan yang ia dirikan.
Berkat hartanya yang naik pesat, kini Sarath Ratanavadi (54) menjadi orang terkaya nomor dua di Thailand.
Menurut Bloomberg, kekayaan Sarath melesat karena nilai perusahaan energi miliknya naik 28 persen. Ia merupakan CEO Gulf Energy Development yang merupakan penghasil energi nomor tiga di Thailand.
Baca Juga
Advertisement
Kekayaannya pun bertambah sampai USD 1,7 miliar atau Rp 23,9 triliun (USD 1 = Rp 14.092). Kini, kekayaannya sebesar USD 6,3 miliar (Rp 88,7 triliun).
Sebelumnya, daftar orang terkaya Forbes pada 2019 mencatat Sarath sebagai orang terkaya nomor tujuh di Thailand. Kekayaannya waktu itu sebesar USD 4,4 miliar (Rp 62 triliun).
Bloomberg menyebut Gulf Energy Development Pcl memiliki performa unggul di kalangan penyedia energi listrik di dunia. Miliarder sektor energi di Asia yang lebih kaya dari Sarath hanyalah Mukesh Ambani dan Gautam Adani.
Situs resmi Gulf menyebut perusahaan memiliki 33 pembangkit energi di tiga negara: Thailand, Vietnam, dan sedang membangun di Oman.
Di Thailand, kekayaan Sarath tepat berada di belakang Charoen Sirivadhanabhakdi yang aktif di sektor makanan dan properti. Kekayaan Charoen mencapai USD 16,5 miliar (Rp 232,5 triliun.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
KTT ke-34 di Thailand Berhasil Adopsi Outlook ASEAN Soal Indo-Pasifik
Outlook ASEAN mengenai Indo-Pasifik yang merupakan usulan Indonesia telah diadopsi pada KTT ke-34 ASEAN di Bangkok, Thailand. Jokowi yang hadir dalam KTT ini pun menyampaikan apresiasi terhadap semua negara ASEAN yang telah memberikan kontribusi besar dalam pengembangan Outlook tersebut.
"Outlook ini mencerminkan sentralitas dan kekuatan ASEAN dalam menghormati prinsip-prinsip menjaga perdamaian, memperkuat budaya dialog, serta memperkokoh kerjasama," kata Jokowi saat berbicara pada Pleno KTT ke-34 ASEAN di Hotel Athenee Bangkok Thailand, Sabtu 22 Juni 2019.
Jokowi mengatakan, Outlook ASEAN mengenai Indo-Pasifik menjadi lebih penting di tengah tengah perkembangan dunia saat ini, di mana perang dagang AS-China tengah berlangsung. Perang dagang tersebut pun dikhawatirkan akan melibatkan banyak negara atau 'multi-front war'.
"Perang dagang antara Amerika Serikat dan China belum membaik," ujar dia saat itu.
Advertisement
Bersatu Hadapi Perang Dagang AS-China
Untuk itu, Jokowi mengatakan, ASEAN harus kuat dan bersatu menghadapi perang dagang AS-China. ASEAN, kata dia, juga harus mampu menjadi motor perdamaian dan stabilitas Asia Tenggara.
Selain isu Indo-Pasifik, dalam pertemuan Pleno KTT ASEAN, mantan Gubernur DKI Jakarta itu turut mengajak penegasan komitmen ASEAN bagi penyelesaian perundingan Regional Economic Partnership Agreement (RCEP).
Terkahir, Jokowi menyampaikan bahwa gedung baru kantor Sekretariat ASEAN telah selesai dibangun dan siap diresmikan pada 8 Agustus 2019, bertepatan dengan ulang tahun ASEAN ke-52.