6 Titik Panas Terdeteksi di Lintasan Helikopter MI-17

Enam titik panas terdeteksi lewat satelit citra di sekitar 5-20 notikel mile di sekitar Distrik Oksop atau titik terakhir keberadaan helikopter MI-17 sebelum hilang kontak

oleh Katharina Janur diperbarui 02 Jul 2019, 01:00 WIB
Heli jenis Bell yang digunakan untuk pencarian helikopter MI-17 yang hilang kontak sejak Jumat pekan lalu. (Liputan6.com/Katharina Janur/Kodam Cenderawasih)

Liputan6.com, Jayapura Tim SAR gabungan akan menghentikan sementara pencarian helikopter MI-17 dengan Nomor Registrasi HA-5138 lewat jalur darat dan akan memfokuskan pencarian lewat jalur udara.

Alasan ini dilakukan karena terpantau enam titik panas yang terdeteksi lewat satelit citra di sekitar 5-20 notikel mile di sekitar Distrik Oksop atau titik terakhir keberadaan helikopter MI-17 sebelum hilang kontak.

Wakapendam XVII/Cenderawasih, Letkol Inf Dax Sianturi menyebutkan saat ini tim pencarian lewat jalur darat sudah tarik dari lokasi pencarian di kaki Gunung Mol.

“Pencarian helikopter MI-17 bersok akan dilakukan dengan mengerahkan tiga helikopter. Sementara tim pencarian lewat darat akan  menunggu perintah lanjutan jika ada titik terang ditemukannya helikopter itu,” katanya.

Sementara itu, Komandan Lanud Silas Papare Jayapura  Marsma Tribowo Budi Santoso mengatakan pantauan citra satelit terdeteksi ada enam titik panas di sekitar route yang dilintasi Helikopter MI 17 yang hilang kontak pada Jumat (28/6).

“Ada titik panas yang didapat dari citra satelit. Pantauan kami kemarin ada  5 titik, lalu hari ini ada 6 titik,” kata Danlanud Jayapura.

Pada pantauan enam titik panas itu, sebarannya ditemukan 1-2 kilometer. Ada titik panas yang terkumpul 3 titik, kemudian ada yang berkumpul agak jauh sedikit tetapi masih pada satu lintasan yang dilewati helikopter MI-17.

Helikopter MI 17  yang hilang kontak pada Jumat (28/6) membawa 12 penumpang yakni 7 crew helikopter dan 5 anggota Satgas Yonif 725/Wrg, usai pendropingan pasukan pada Pos Udara di Okbibab.

 


Gunung Keramat

Tim darat yang melakukan pencarian helikopter MI-17. (Liputan6.com/Katharina Janur/Kodam Cenderawasih)

Sebelum helikopter MI-17 dinyatakan hilang kontak, warga di Kampung Mimin, Distrik Oksop melihat helikopter berputar dua kali di kampung itu.

Dandim 1702 Jayawijaya, Letkol Inf Chandra Dianto yang memimpin pencarian di Distrik Oksop menyebutkan dari banyak penuturan warga mendengar helikopter memutari kampung itu, lalu masuk awan dan tak lama kemudian terdengar suara gemuruh seperti longsoran gunung.

“Tim gabungan di Distrik Oksop difokuskan pencarian di Gunung Aprok dan Gunung Mol, karena diperkirakan heli berada di balik gunung itu karena dugaan bunyi gemuruh berada di belakang gunung,” ujarnya.

Kata Dandim Jayawijaya, ada 60-an orang tim gabungan bersama warga mendaki ke Gunung Aprok melakukan pencarian  dengan mendaki gunung selama 8 jam.

“Gunung Aprok dan Gunung Mol cuacanya sangat dingin dan selalu diselimuti kabut tebal diatas pukul 12.00 WIT siang. Sementara jika sore hari, kabutnya hingga ke tanah. Pada sore hari, gunung itu selalu terlihat puncaknya saja,” ujarnya.

Bukan hanya itu saja, Gunung Aprok disakralkan oleh masyarakat setempat, sehingga sebelum tim pencarian masuk ke lokasi itu, dilakukan ritual dari masyarakat adat sebagai permintaan ijin untuk masuk ke areal Gunung Aprok.

“Lokasi Gunung Aprok berdekatan dengan Gunung Tangok, lokasi jatuhnya pesawat Trigana pada 16 Agustus 2015 yang menewaskan 48 penumpangnya,” katanya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya