Cerita Anita yang Kembali Jualan Brownies Pasca Gempa Palu

Anita mulai berjualan brownies lagi pasca gempa Palu menghancurkan rumahnya.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 03 Jul 2019, 18:00 WIB
Cerita Anita yang kembali memulai bisnis kecil setelah gempa Palu yang terjadi pada 2018. (Dok FAO Indonesia)

Liputan6.com, Palu - Pasca-gempa Palu pada 28 September 2018 silam, denyut pendapatan rumah tangga Anita (36) mulai dibangun perlahan-lahan. Pundi-pundi menambah penghasilan keluarga dengan mulai berjualan brownies kembali mendapatkan titik terang.

Anita menjadi salah satu warga yang menerima bantuan uang tunai dari Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) pada Juni 2019. Hal tersebut ditandai adanya kerjasama FAO dengan pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah.

Upacara simbolis menandai distribusi bantuan pertanian dan perikanan kepada petani, nelayan beserta keluarganya yang menjadi korban gempa Palu dan tsunami 28 September 2018 lalu pun dilakukan. Bantuan uang tunai dipergunakan Anita memulai bisnis kecilnya.

Bukan hanya berjualan brownies saja, Anita yang tinggal di Kutapulu, Sigi juga membuat jeli untuk dijajakan. Sementara itu, sang suami berprofesi sebagai petani.

“Saya menggunakan bantuan uang tunai untuk memulai kembali bisnis kecil (jualan brownies dan jeli). Dengan berjualan, saya bisa mendapatkan uang sekitar Rp30.000 per hari. Tentunya, ini menambah pendapatan keluarga kami setelah gempa Palu yang dialami, terutama untuk memberi makan anak-anak,” cerita Anita sesuai keterangan rilis yang diterima Health Liputan6.com, Selasa (2/7/2019).

 

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:


Selamatkan Kompor dan Oven

Sehari setelah gempa Palu, peralatan dapur menjadi benda yang pertama kali diselamatkan. (Dok FAO Indonesia)

Anita juga menggunakan sebagian bantuan uang tunai membeli makanan bergizi untuk keluarganya. Sisa dari uang tersebut dipergunakannya membeli bahan membuat brownies dan jeli.

Kenangan saat gempa Palu terjadi masih terbayang jelas dalam benak Anita. Rumah yang baru dibangun dengan susah payah rusak parah. Bahkan dapur, tempat ia menghasilkan jajanan lezat yang dijualnya hancur.

Meski rumahnya hancur, ia bersyukur, suami dan anak-anaknya selamat. Yang paling menarik, benda pertama yang diselamatkan dari puing-puing rumahnya adalah kompor dan oven.

“Sehari setelah gempa bumi, hal pertama yang diselamatkan suami saya dari puing-puing rumah kami adalah kompor dan oven, bersama dengan peralatan dapur lainnya. Dia tahu, ini (peralatan dapur) penting bagi saya. Dan untuk keluarga kami," tambah ibu dari dua putra ini.

Kini, Anita dan suami sedang membangun rumah sementara di belakang lokasi rumahnya yang rusak, termasuk dapur.


Bantu Mulai Bisnis Kecil

Bantuan tunai FAO pada Juni untuk ibu dari keluarga petani dan nelayan korban gempa Palu. (Dok FAO Indonesia)

Bantuan pertanian dari FAO yang bekerjasama dengan Provinsi Sulawesi Tengah diberikan kepada lebih dari 8.000 petani di 132 desa di 21 kecamatan. Bantuan pertanian yang didistribusikan meliputi 430 ton pupuk, lebih dari 7 ton benih jagung, tomat, dan cabai rawit, dan lebih dari 500 ribu meter mulsa plastik.

Distribusi bantuan tunai diberikan kepada sekitar 4.000 rumah tangga di 175 desa di 22 kecamatan. Bantuan tunai menyasar pada ibu (istri) dari keluarga petani dan nelayan yang hamil, menyusui, dan yang mempunyai anak di bawah usia 5 tahun.

"Ibu hamil, menyusui, dan ibu yang punya anak-anak balita adalah target utama bantuan tunai FAO. Bantuan ini dimaksudkan meningkatkan konsumsi makanan bergizi bagi keluarga, khususnya untuk anak-anak. Beberapa penerima (bantuan tunai) juga menggunakan bantuan tunai untuk memulai kembali bisnis kecil mereka," kata Kepala Perwakilan FAO di Indonesia, Stephen Rudgard.

Distribusi uang tunai menggunakan data dari Bantuan Tunai Bersyarat Kementerian Kesejahteraan Sosial lalu didistribusikan oleh Bank Sulteng. Pada Juli 2019 ini, FAO akan memberikan peralatan memancing termasuk jaring dan kotak pendingin untuk sekitar 3.000 keluarga nelayan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya