Liputan6.com, Washington DC - Donald Trump dituduh nepotisme setelah mengikutsertakan putri sulungnya, Ivanka Trump, dalam Konferensi Tingkat Tinggi G20 yang berlangsung di Osaka, Jepang dan pertemuan dengan Kim Jong-un di zona demiliterisasi.
Dalam KTT G20, Ivanka Trump diketahui berbincang dengan para pemimpin dunia seperti Presiden Prancis Emmanuel Macron, PM Inggris Theresa May, PM Kanada Justin Trudeau, serta Direktur IMF Christina Legarde. Hal itu terbongkar pasca-beredarnya video berdurasi 19 detik yang dirilis oleh pemerintah Prancis.
Baca Juga
Advertisement
Tak hanya itu, sang putri pertama Donald Trump juga diikutsertakan dalam foto bersama para delegasi penting.
Putri sulung Donald Trump itu juga mendapatkan kesempatan emas sehari setelahnya. Ia menjadi orang beruntung yang mampu menginjakkan kaki di Korea Utara ketika ayahnya mengadakan pembicaraan denuklirisasi dengan Kim.
Penampilan Ivanka Trump dalam kedua momentum, menimbulkan tanda tanya besar. Para ahli kebijakan luar negeri di AS, tak tinggal diam. Mereka mencatat kehadiran putri Donald Trump itu menimbulkan kekhawatiran yang serius. Salah satunya, karena ia dianggap kurang memiliki pengalaman diplomatik. Hal itu, disinyalir akan berdampak pada kredibilitas Negeri Paman Sam.
"Adalah satu hal bagi Trump untuk memiliki keluarga di Gedung Putih sebagai penasihat pribadi, terutama jika mereka memiliki pengaruh untuk menenangkannya, seperti yang telah dilaporkan," kata Ned Price, mantan asisten khusus Barack Obama untuk urusan keamanan nasional lapor The Guardian dikutip Selasa (2/7/2019).
"Namun ini adalah hal lain bagi putrinya untuk mewakili Amerika Serikat di hadapan para pemimpin dunia," lanjut Price.
Price menegaskan, langkah itu mencerminkan sesuatu hal yang buruk pada Trump dan Ivanka. Khususnya, bagaimana sang putri sulung tidak sadar seberapa keterlaluan dirinya.
Price yang sekarang menjabat sebagai Direktur Kebijakan dan Komunikasi di lembaga think tank National Security Action menambahkan, dampak buruk bagi AS adalah "kita terlalu sering diwakili oleh pejabat yang dipilih tanpa kualifikasi yang relevan."
Siapa Sebenarnya Ivanka?
Ivanka terdaftar di situs resmi Gedung Putih sebagai "penasihat presiden", dengan fokus pada "pendidikan dan pemberdayaan ekonomi perempuan serta keluarga mereka".
Kehadiran keluarga Trump di jabatan khusus Gedung Putih tidak hanya diwakili sang putri sulung. Suami Ivanka, Jared Kushner juga memiliki peran yang tak kalah strategis. Baru-baru ini Kushner meluncurkan rencana perdamaian Israel-Palestina yang kontroversial. Ia mengadakan konferensi di Bahrain yang diboikot Ramallah, Lebanon, serta Kuwait.
Dalam konteks G20, beberapa pemimpin dunia memang membawa pasangan mereka ke konferensi tersebut. Namun, alih-alih mengajak Melania, Donald Trump justru membawa serta Ivanka.
Ivanka bahkan sempat berbicara di satu kesempatan bersama para pemimpin, mengatakan ekonomi dunia akan mendapatkan dorongan hingga US$28 triliun pada tahun 2025 jika wanita memiliki kesempatan ekonomi yang sama.
Dikecam Kubu Demokrat di AS
Kubu oposisi di Amerika Serikat, Partai Demokrat, menangkap insiden itu. Anggota Kongres Eric Swalwell, yang mencalonkan diri sebagai presiden, mengatakan: "Ini adalah pengingat Anda bahwa Ivanka Trump tidak memiliki pengalaman kebijakan luar negeri atau diplomasi. Rakyat Amerika layak diwakili oleh diplomat yang berkualifikasi, bukan putri presiden."
Hal senada juga disampaikan oleh anggota parlemen muda yang tengah naik daun, Alexandria Ocasio-Cortez.
"Menjadi putri 'seseorang' sebenarnya bukan kualifikasi karir. Hal itu melukai kedudukan diplomatik kita," kata Ocasio-Cortez.
Tak hanya kubu Demokrat, Larry Jacobs, Direktur Pusat Studi Politik dan Pemerintahan di Universitas Minnesota, mengatakan: "Fakta bahwa Trump akan membiarkan putrinya sendiri, yang tidak memiliki pelatihan dan tidak memiliki dasar untuk berpartisipasi dalam acara-acara diplomatik (menghadiri KTT G20) melambangkan pendekatan amatir administrasi Trump untuk kebijakan luar negeri.
"Dia jelas-jelas mengacungkan hidung pada protokol dan norma-norma puluhan tahun," pungkas Jacobs.
Advertisement
Tanpa Kualifikasi, Hanya Putri Seorang Presiden
Jordan Libowitz, Direktur Komunikasi Citizens for Responsibility and Ethics (Crew) di Washington, mengatakan: "Memang dipertanyakan apa yang dilakukan Ivanka Trump di KTT G20, tetapi juga dipertanyakan apa yang dia lakukan di Gedung Putih.
Menurut Libowitz, Ivanka mengambil peran publik yang sangat menonjol tanpa tugas atau kualifikasi yang ditentukan. Ia sebatas hanya seorang putri presiden.
"Yang lebih meresahkan adalah kenyataan bahwa ia terus memiliki aset bermasalah yang signifikan, dari mana ia menghasilkan jutaan dolar - termasuk bagian dari hotel Trump di Washington, yang telah menjadi surga bagi orang-orang yang ingin mempengaruhi pemerintahan Trump," lanjut Libowitz.
Sementara itu, sebelumnya Trump pernah memberikan pernyataan yang menarik.
"Jika Ivanka ingin mencalonkan diri sebagai presiden, saya pikir dia akan sangat, sangat sulit untuk dikalahkan," kata Presiden AS kepada The Atlantic.
Saudara-saudara Ivanka, Donald Jr. dan Eric, telah menjadi pembela vokal ayah mereka dan siap untuk memainkan peran utama dalam pemilihan 2020.