Awas, Kurang Tidur Tingkatkan Risiko Kanker Payudara

Wanita yang tidur teratur dan bangun lebih pagi memiliki risiko lebih rendah terkena kanker payudara.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Jul 2019, 06:00 WIB
Kurang tidur (Foto: iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Jadwal tidur seseorang bisa memengaruhi tinggi besarnya risiko seseorang terkena kanker payudara. Mereka yang terbiasa tidur lebih awal dan bangun pagi, lebih rendah terkena kanker payudara. 

Seperti dilansir Medical Daily, diperkirakan 1 di antara 100 wanita yang bangun pagi memiliki kanker payudara. Sedangkan pada yang biasa begadang, terdapat 2 dari 100 wanita yang mengalami kanker payudara. Peneliti memperkirakan bahwa insomnia mempengaruhi risiko ini.

Wanita pada penelitian ini yang cenderung tidur antara tujuh hingga delapan jam per malam juga menunjukkan peningkatan risiko payudara yang rendah. Hal ini memperkuat dugaan mengenai pengaruh jam tidur terhadap risiko kanker.

Dipender Gill, peneliti dari Imperial College London mengungkap bahwa hasil penelitan ini memberikan perkembangan yang berguna pada bidang kesehatan. Hasil penelitian ini menyokong hasil penelitian sebelumnya yang menjelaskan hubungan antara tidur dan masalah kesehatan. Walau begitu, peneliti tidak menjelaskan bagaimana pola tidur berkontribusi secara langsung terhadap perkembangan kanker payudara.

"Mungkin sejumlah faktor yang mempengaruhi perilaku yang berhubungan dengan tidur juga mempengaruhi risiko kanker payudara melalui mekanisme terpisah," terang Gill.

"Masih terdapat sejumlah cara yang harus dilakukan sebelum kita memahami sepenuhnya implikasi dari pola tidur ini terhadap kesehatan," sambungnya.

Ilustrasi Tidur (Sumber: Pexels)

Caroline Relton, peneliti dari temuan ini sekaligus profesor bidang epidemiologi epigenetik dari University of Bristol, menyebut bahwa kurang tidur masih memberi dampak negatif pada tubuh.

"Pesan yang didapat adalah mungkin orang masih kurang menghargai bahwa tidur benar-benar penting serta memiliki manfaat kesehatan di atas kelelahan fisik serta terjaga secara kognitif serta hal-hal lainnya," jelas Relton.

Penelitian lebih lanjut akan dilakukan untuk melihat bagaimana perubahan jam biologis tubuh ini mempengaruhi kesehatan.

 

Penulis:  Rizky Wahyu Permana/Merdeka.com

Saksikan juga video menarik berikut

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya