Liputan6.com, Jakarta - Kim Kardashian membatalkan niat memakai nama Kimono sebagai merek lini busananya. Pembatalan itu dilakukan setelah wali kota Kyoto mengirimkan surat untuk istri Kanye West tersebut.
Kim Kardashian mengumumkan batal memakai nama Kimono pada Senin, 1 Juli 2019. Melalui akun Instagram-nya, perempuan 38 tahun tersebut menyampaikan alasan urung memakai nama Kimono.
Baca Juga
Advertisement
Dalam keterangannya, Kim menjelaskan, sebagai pebisnis, ia selalu berusaha mendengarkan dan belajar dari berbagai pihak. Karenanya, Kim sangat menghargai perspektif berbeda yang disampaikan pada dirinya.
Kakak Kylie dan Kendall Jenner itu mengegaskan bahwa ia punya tujuan baik saat akan meluncurkan lini busana baru. Tapi, dengan berbagai pertimbangan, terutama setelah banyak kritik terhadap rencana pemberian nama Kimono pada label busananya, ia akan merilis brand dengan nama baru.
Penggunaan nama Kimono dalam merek pakaian ini memang dipermasalahkan banyak orang. Banyak yang menyuarakan protes lewat media sosial. Kim Kardashian dianggap tidak menghormati kebudayaan sebuah negara.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Surat Wali Kota Kyoto
Tak hanya warganet, bahkan Wali Kota Kyoto pun menegur ibu empat anak ini. Dilansir dari Women's Wear Daily, Selasa (2/7/2019), Wali Kota Kyoto Daisaku Kadokawa menulis surat terbuka untuk Kim yang intinya meminta membatalkan pengajuan merek dagang dengan nama Kimono.
Ia juga mengatakan bahwa nama Kimono bukan hanya bagian dari sejarah nenek moyang dan budaya Jepang, tapi juga aset umat manusia. Karena itu, nama tersebut sebaiknya tidak dimonopoli.
Daisaku bahkan mengundang Kim datang ke Kyoto untuk merasakan langsung budaya berkimono. Lewat akun Twitter-nya, Kim mengaku telah mengembangkan lini pakaian tersebut sejak 15 tahun dan menegaskan tidak berniat untuk mengubah nama merek lini pakaian tersebut.
Namun, Kim Kardashian akhirnya berubah pikiran dan memilih mengakhiri kontroversi seputar nama lini pakaian terbarunya itu.
Advertisement