Penerangan Jalan di Jalur LRT Sumsel Mati, Ini Penjelasan Kemenhub

Direktorat Jendral Perkeretaapian Kementerian Perhubungan memberikan penjelasan mengenai padamnya lampu penerangan jalan umum (LPJU) di sepanjang jalur LRT Sumatera Selatan

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 02 Jul 2019, 19:15 WIB
Para penumpang menunggu kedatangan kereta di Stasiun LRT Palembang, Sumatra Selatan, Minggu (5/7/2018). LRT ini akan menjadi salah satu solusi transportasi saat Asian Games mendatang. (Bola.com/Reza Bachtiar)

Liputan6.com, Jakarta Direktorat Jendral Perkeretaapian Kementerian Perhubungan memberikan penjelasan mengenai padamnya lampu penerangan jalan umum (LPJU) di sepanjang jalur LRT Sumatera Selatan.

Dirjen Perkeretaapian Zulfikri menyampaikan bahwa untuk pembangunan prasarana LRT Sumsel, pihak kontraktor sesuai dengan perencanaan yang sudah ditentukan telah melakukan pembongkaran PJU di sepanjang jalur LRT Sumsel yang terkena dampak dari pembangunan LRT.

Selanjutnya PT Waskita Karya sebagai kontraktor telah mengembalikan PJU ke kondisi seperti sebelumnya dengan mengganti tiang dan lampu yang baru yang disambungkan ke panel tanpa melakukan penyambungan pasang baru daya listrik PJU.

"Sejalan dengan itu, untuk pertanggungjawaban pembayaran tagihan listrik PJU eksisting sampai akhir tahun 2018, dibayar oleh Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kota Palembang," kata dia, Selasa (2/7/2019).

Dia juga menegaskan, untuk pembayaran tagihan listrik PJU tidak termasuk ke dalam item pekerjaan pembangunan LRT karena menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pengerjaan Belum Selesai 100 Persen

Salah satu penumpang LRT Palembang (Liputan6.com / Nefri Inge)

Dalam perkembangannya khususnya pada tahun 2019 ini, pihak Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kota Palembang meminta segera dilakukan serah terima aset agar dapat melakukan pembayaran dan perawatan.

"Sementara itu serah terima aset belum bisa dilaksanakan mengingat pekerjaan LRT Sumsel belum 100 persen selesai," ungkap Zulfikri.

Sebagai solusi, saat ini para pihak terkait yaitu Pemerintah Kota Palembang dalam hal ini Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kota Palembang, PPK LRT Sumatera Selatan, PLN UP 3 Palembang dan PT Waskita karya selaku Kontraktor sedang berkoordinasi guna mencari penyelesaian terbaik.

"Diharapkan dalam waktu dekat PJU dimaksud bisa nyala kembali," pungkasnya.


Libur Lebaran, LRT Sumsel Angkut 121.381 Penumpang

LRT Palembang (Liputan6.com / Nefri Inge)

Keberadaan LRT Sumsel semakin diminati masyarakat sebagai alat transportasi untuk beraktivitas.

Terbukti, selama masa libur Lebaran, LRT Sumsel yang merupakan LRT pertama di Indonesia itu telah mengangkut sebanyak 121.381 penumpang.

Manajer Humas PT KAI Divre III Palembang, Aida Suryanti mengatakan, jumlah penumpang LRT melonjak hingga tiga kali lipat dari hari biasanya. Terhitung sejak 3-10 Juni 2019 rata-rata penumpang per harinya mencapai 15 ribu orang.

"Selama masa 8 hari libur lebaran jumlah penumpang mencapai 121.381 orang. Jumlah penumpang tertinggi terjadi pada tanggal 8 Juni 2019 (H+3) lebaran yakni 24.622 orang," ujar Aida kepada wartawan, Selasa (11/6/2019).

Jumlah penumpang masa libur Lebaran itu dihitung berdasarkan jumlah tiket penumpang yang tap in dan tap out pada hari itu, tidak ditambah dengan anak-anak berusia di bawah 3 tahun yang tidak dikenai tiket. 

Aida mengungkapkan, para penumpang yang menaiki LRT tak hanya berasal dari Palembang. Banyak juga penumpang dari Jakarta, Bogor, Jambi, Bengkulu dan kota besar lainnya di Indonesia.

Banyaknya jumlah penumpang tersebut, menurut Aida, tak terlepas dari keinginan warga yang bertransportasi bebas macet. Pada masa Hari Raya Idul Fitri, jalan raya di Palembang mengalami kemacetan. 

"Para penumpang yang menggunakan LRT karena bebas hambatan,nyaman dan harga tiket terjangkau, namun ada juga yang ingin merasakan naik LRT, terutama penumpang asal luar kota," terang Aida. 

PT KAI sebagai operator LRT Palembang, berharap keberadaan LRT Sumsel sebagai salah satu moda transportasi karya anak bangsa dapat menjadi bagian penting sistem transportasi masa depan di Sumatera Selatan.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya