Harga Emas Naik 1,5 Persen karena Kekhawatiran Ekonomi Global

Harga emas berjangka AS naik 1,37 persen menjadi USD 1.408,3 per ounce.

oleh Arthur Gideon diperbarui 03 Jul 2019, 06:45 WIB
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas naik 1,5 persen pada perdagangan selasa atau satu hari setelah membukukan presentase penurunan harian terbesar dalam 2 dua setengah tahun. Kenaikan harga emas ini karena imbal hasil obligasi pemerintah AS turun di tengah kekhawatiran pertumbuhan ekonomi global dan kekhawatiran perang dagang global.

Mengutip CNBC, Rabu (3/7/2019), harga emas di pasar spot melonjak 1,5 persen menjadi USD 1.405,22 per ounce, setelah jatuh 1,8 persen pada hari Senin, penurunan persentase satu hari terbesar sejak November 2016.

Sedangkan harga emas berjangka AS naik 1,37 persen menjadi USD 1.408,3 per ounce.

"Emas didukung oleh komentar Trump mengenai ketegangan perdagangan China-AS dan juga ancaman AS dengan tarif pada barang-barang Uni Eropa," kata Jeff Klearman, analis logam mulia GraniteShares.

Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Senin bahwa kesepakatan perdagangan dengan China perlu "agak miring" untuk Amerika Serikat. Pemerintah AS juga mengancam tarif tambahan ke Uni Eropa sebesar USD 4 miliar dalam perselisihan jangka panjang mengenai subsidi pesawat.

"Kegagalan perdagangan bisa menjadi faktor positif untuk emas karena kesepakatan itu masih belum tercapai," kata Carlo Alberto De Casa, kepala analis ActivTrades.

"Pasar saham merah, yang menjadi pemicu lain untuk kenaikan harga emas." jelas dia.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:


Iran

Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Harga emas membukukan level tertinggi dalam enam tahun pekan lalu di USD 1.438,63 per ounce karena adanya pandangan dovish dari bank sentral dan eskalasi ketegangan AS-Iran.

"Ketegangan geopolitik di sekitar Iran melanggar perjanjian nuklir 2015, yang dipandang sebagai provokasi oleh Trump, dan dengan ekspektasi pasar akan dua atau lebih penurunan suku bunga oleh Federal Reserve AS tahun ini, membantu emas untuk menelusuri kembali," tambah Klearman.

Iran mengatakan pada hari Senin bahwa pihaknya telah mengumpulkan lebih banyak uranium daripada yang diizinkan berdasarkan perjanjian nuklir tahun 2015 dengan kekuatan dunia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya