Harga Tiket Pesawat Sudah Turun, Ini Buktinya

Kementerian Perhubungan terus memantau penurunan harga tiket pesawat hingga hari ini

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 03 Jul 2019, 11:15 WIB
Ilustrasi tiket pesawat (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Polana B Pramesti mendukung maskapai dengan kelompol layanan Low Cost Carier (LCC) yang melakukan penurunan harga tiket pesawat.

“Saya berharap penurunan harga tiket ini bisa menjawab harapan masyarakat akan kebutuhan terkait penerbangan murah,” kata Polana di Jakarta, Rabu (3/7/2019).

Berdasarkan rekap hasil pengawasan tarif online promo maskapai Lion Air serta dalam rangka menyambut ultah Lion Group ke – 19, khusus penerbangan Juli – Agustus 2019 ditetapkan harga tarif tiket mengalami penurunan hingga 50 persen.

Harga yang ditetapkan Lion Air merupakan tarif dasar / basic fare, belum termasuk PPN (10 persen dari tarif dasar) IWPU dan PSC/Airport Tax, dan berlaku pada jam penerbangan tertentu, sedangkan promo lebih dari 50 persen, maskapai hanya menyediakan sebanyak 50 seat per penerbangan.

Adapun 18 rute Lion Air yang mendapatkan promo di antaranya rute Jakarta – Medan penerbangan pada 27 Agustus yang semula Rp 1.529.150 turun menjadi Rp 896.00 atau 59 persen dari Tarif Batas Atas (TBA), Jakarta – Padang untuk penerbangan 23 Juli Rp 1.254.600 turun menjadi 725.000 atau 58 persen dari TBA.

Sementara untuk Jakarta – Pontianak untuk penerbangan 23 Juli, Rp 1.098.200 turun menjadi Rp 645.000 atau 59 persen serta Jakarta – Surabaya untuk penerbangan 23 Juli Rp 991.950 turun menjadi Rp 583.000 atau 59 persen.

Sedangkan untuk rekap tarif online promo maskapai Citilink pada 8 rute penerbangan pada Juli 2019 yaitu rute Jakarta - Semarang untuk penerbangan 12 Juli dari Rp 676.600 mengalami penurunan Rp 575.000, Jakarta – Palembang untuk penerbangan 10 Juli Rp 717.400 menjadi Rp 609.000, Denpasar – Surabaya untuk penerbangan 10 Juli dari Rp 542.300 menjadi Rp 460.000.

Promo harga yang diberlakukan Citilink terhadap di social media dengan judul Harga Baru Ringan di Saku dengan pemesanan mulai 2 Juli 2019.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Menhub Pastikan Tarif Tiket Pesawat Domestik Untuk Semua Rute Bakal Turun

Pesawat milik sejumlah maskapai terparkir di areal Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (16/5/2019). Pemerintah akhirnya menurunkan tarif batas atas (TBA) tiket pesawat atau angkutan udara sebesar 12-16 persen yang berlaku mulai Kamis hari ini. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi memastikan penurunan harga tiket pesawat berbiaya murah atau Low Cost Carrier (LCC) seperti Lion Air dan Citilink akan terjadi untuk semua rute penerbangan.

Adapun skema yang bakal digunakan untuk penurunan dengan memberikan diskon 50 persen dari tarif batas atas yang berlaku di 3 hari dengan jam-jam tertentu.

"(Itu penurunan tiket untak rute favorit atau gimana?) Semua. Semua rute (penerbangan)," katanya saat ditemui di Kementerian Kemaritiman, Jakarta, Selasa (2/7/2019).

Sebelumnya, Sekretaris Menteri Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan, dalam secara bersama-sama pihak maskapai penerbangan LCC sepakat untuk menjual tiket penerbangan murah di hari Selasa, Kamis, dan Sabtu pada jam-jam berikut yakni mulai pukul 10.00 WIB - 14.00 WIB.

"Yang pertama adalah untuk LCC domestik pada setiap hari Selasa Kamis dan Sabtu pada jam keberangkatan antara pukul 10.00 sampai pukul 14.00 waktu lokal di masing-masing bandara yang ada di sana," katanya saat konferensi pers di Kantornya Jakarta, Senin (1/7).

Adapun penurunan harga tiket yang telah ditetapkan tersebut akan diberikan diskon hingga 50 persen dari tarif batas atas (TBA) yang diatur oleh pemerintah.

"Intinya adalah pemerintah beserta seluruh stakeholder terkait tetap berkomitmen ingin menyediakan penerbangan murah bagi masyarakat yaitu untuk LCC domestik dari hari Selasa Kamis Sabtu," jelasnya.


Respons Menko Luhut soal Harga Tiket Pesawat Turun 50 Persen

Pesawat maskapai Lion Air terparkir di areal Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Kamis (16/5/2019). Berdasarkan hasil Rapat Koordinasi antara Kementerian Bidang Perekonomian dan Kementerian Perhubungan memutuskan tarif batas atas tiket pesawat turun sebesar 12-16 persen. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Pemerintah Jokowi-JK memutuskan untuk menurunkan harga tiket pesawat penerbangan berbiaya rendah atau Low Cost Carrier (LCC) seperti Lion Air dan Citilink.

Skema yang bakal digunakan adalah dengan memberikan diskon 50 persen dari tarif batas atas yang berlaku di tiga hari dengan jam-jam tertentu.

Merespons hal tersebut, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan menilai penurunan tersebut tidak akan terjadi jika tidak ada biaya operasional yang harus dikeluarkan oleh maskapai.

Luhut pun mengakui selama ini pemerintah juga kurang memberikan perhatian terhadap operasional maskapai LCC.

"Sebenarnya LCC selama ini tidak kita tata dengan benar. Di negara-negara lain sudah punya airport sendiri, terminal sendiri untuk LCC supaya cost lebih murah, kan ujung-ujungnya pada cost," ujar dia di Kantornya, Jakarta, Selasa (2/7/2019).

Luhut mencontohkan, salah satu pemborosan yang menyebabkan biaya tiket LCC di Indonesia tiba-tiba melonjak adalah keinginan maskapai untuk terus memiliki armada pesawat baru.

Sementara itu, kondisi ini berbalik dengan di Amerika Serikat, dengan maskapai LCC cenderung memiliki pesawat dengan usia lebih tua dengan kondisi lebih baik.

"Maintenance-nya bagus, sehingga cost dia lebih rendah," ujar dia.

Oleh karena itu, efisiensi dari biaya operasional maskapai tersebutlah yang menurut dia menjadi kunci untuk menekan tarif tiket pesawat. Salah satunya dengan membatasi tingkat impor bahan bakar avtur. 

Dia menambahkan, monopoli Pertamina sebagai distributor avtur untuk maskapai di Indonesia seharusnya dihentikan. Indonesia harus mau membuka pasar avtur untuk pesaing dari luar negeri agar harga avtur yang dibeli oleh maskapai bisa lebih kompetitif.

"Jadi bikin saja saingan Pertamina itu jangan satu, bikin dua. Ada AKR dan mana itu, ada Shell, perusahan minyak banyak siapa aja yang mau itu. Tapi dibatasi jangan terlalu banyak juga," pungkasnya.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya