Liputan6.com, Jakarta - Beberapa waktu belakangan, harga Mitsubishi Xpander naik terus. Tidakkah pemegang merek khawatir?
Dalam sesi perkenalan Mitsubishi Triton terbaru, pihak PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) menjabarkannya. Mereka mengakui, sekarang harganya lebih mahal dari kompetitor.
Baca Juga
Advertisement
Namun menurutnya, ada yang membuat kenaikannya tak bisa dihindari, sekaligus penawaran yang berbeda dari segi kepemilikan jangka panjang.
"Seperti sudah kami sampaikan lewat Kampanye Xpander Pinter Bener, hal yang penting dipertimbangkan oleh konsumen, faktor total cost of ownership (TCO). Jadi pembelian pertama mungkin lebih mahal. Tapi perawatan, biaya operasional, sampai nanti resale value Xpander lebih menguntungkan," jelas Irwan Kuncoro, Director of Sales and Marketing MMKSI, Selasa (2/7).
Pada 2017, Xpander dirilis dengan harga mulai Rp 189 jutaan. Tipe termewahnya bahkan tak lebih dari Rp 250 juta. Kuartal demi kuartal, harganya pun terkerek.
Di 2019 saja, dalam tempo 5 bulan (januari-mei) banderolnya sudah naik empat kali. Sekarang, harga Xpander termurah berada di level Rp 210,3 juta.
Padahal, tak ada perubahan signifikan pada Xpander. Catatan kami, ada penambahan varian, pilihan warna dan imbuhan fitur cruise control pada tipe teratas. Lantas apa yang membuat Mitsubishi harus menaikkan harga?
"Kenaikan harga dipengaruhi beberapa faktor. Yang cukup besar itu BBN (bea balik nama). BBN itu cukup mendorong kenaikan," pungkas Irwan. Hal ini memang cukup logis. Diler memang menetapkan harga penawaran pada konsumen dalam kondisi on the road (OTR).
Alasan Lain
Pajak transaksi jual beli yang harus ditanggung pembeli, terus mengalami kenaikan. Jawa Barat, misalnya, awal tahun ini sudah menetapkan kenaikan 2,5 persen menjadi 12,5 persen. Jakarta mengikuti kenaikan ini bulan depan. Atas alasan itu pula, Mitsubishi menetapkan harga Jakarta cenderung sama dengan kota-kota Jabar yang ada di sekitar Jakarta.
"Karena kenaikan (BBN) Bodetabek itu cukup besar, Jakarta belum. Kami tak ingin membuat konsumen bingung, karena harganya jadi beragam. Jakarta belum naik, jadi kami kami berikan satu harga yang sama, dengan patokan Jabar,” jelasnya.
Sebenarnya jika ditelisik, harga Avanza 1.5 juga sudah di atas Rp 200 juta. Jikapun ada Low MPV yang nominalnya di bawah Rp 200 juta, adalah Honda Mobilio (Tipe S), Suzuki Ertiga (tipe GA) dan Wuling Confero S.
Meski harga Xpander tak lagi semurah dulu, nyatanya ia masih menduduki posisi atas penjualan. Bermodal 5.101 unit di Mei, Xpander jadi mobil terlaris ketiga di Indonesia di bawah Avanza dan Rush.
"Faktanya kami masih bisa berada di peringkat atas penjualan. Dengan kata lain, harga Xpander masih masuk di range (rentang-red) daya beli masyarakat dan masih kompeititf," tutup Irwan.
Sumber: Oto.com
Advertisement