5 Penemuan Arkeologis yang Istimewa, Ada Prajurit Perang

Berikut penemuan arkeologis yang dinilai istimewa, apa saja?

oleh Afra Augesti diperbarui 03 Jul 2019, 21:00 WIB
Penggalian Terracotta Army di makam Kaisar Qin Shi Huang di pinggiran Xi'an, China. (Dokumentasi Museum of the Terracotta Army)

Liputan6.com, Jakarta - Suka arkeologi tapi benci debu, kotoran, dan takut melihat kerangka manusia? Anda beruntung. Daftar penemuan arkeologis yang menakjubkan berikut ini akan membawa Anda melakukan perjalanan menembus waktu dan melintasi dunia, tanpa 'menyentyh' horor tadi.

Dari perpustakaan Raja Ashurbanipal yang hilang hingga makam beracun yang dijaga oleh para pejuang terakota di Shaanxi, berikut adalah 5 penemuan arkeologis yang dinilai istimewa sepanjang masa, seperti dikutip dari Live Science, Rabu (3/7/2019).


1. Kota Troy

Penemuan troy di Turki. (Credit: Brian Harrington Spier, Creative Commons.)

Arkeolog menemukan situs yang diperdebatkan sebagai Troy, kota kuno yang konon menjadi tempat Perang Troya antara Kerajaan Troy dan Yunani Mycenaean.

Itu berada di sebuah situs yang dikenal sebagai Hisarlik, di pantai barat laut Turki. Gagasan bahwa situs khusus ini dulunya adalah kota Troy, berakar pada ribuan tahun sejarah dan mitologi setempat.

Namun pada awal Abad ke-19, seorang arkeolog bernama Heinrich Schliemann mempopulerkan anggapan itu di seluruh dunia, setelah serangkaian penggalian di Hisarlik menemukan harta karun yang diklaim sebagai milik Raja Priam, penguasa Troy pada saat sebelum Perang Troya.

Meski arkeolog tidak dapat sepenuhnya yakin bahwa Hisarlik adalah legenda Troy, mereka tahu bahwa situs tersebut dihuni selama ribuan tahun (dari 3.000 SM hingga 500 M).

Faktanya, Hisarlik adalah lokasi yang setidaknya terdapat 13 kota yang berbeda, masing-masing dibangun di atas reruntuhan kota yang datang sebelumnya, menurut para arkeolog.


2. Mumi Raja Tutankhamun

Kepala Mumi yang terbungkus linen dari dinasti ke-18 Firaun Tutankhamun (1332–1323 SM) terlihat dalam kotak kaca di makam bawah tanah (KV62) di Lembah Para Raja di tepi barat sungai Nil di seberang kota Luxor di Mesir (31/1). (AFP Photo/Mohamed El-Shahed)

Misteri dan intrik mengelilingi penemuan arkeologis berikutnya dalam daftar ini, yaitu makam Tutankhamun, atau King Tut. Kamar penguburan mewah firaun Mesir tersebut pertama ditemukan pada tahun 1922 oleh tim arkeolog yang dipimpin seorang ahli Mesirir asal Inggris, Howard Carter.

Tutankhamun berkuasa sekitar 1332 SM pada usia 9 tahun dan meninggal sekitar sembilan tahun kemudian. Kematiannya yang tak terduga dapat menjelaskan mengapa makam firaun itu tampaknya diselesaikan dengan tergesa-gesa.

Mikroba yang ditemukan di dinding kuburan menunjukkan bahwa cat temboknya bahkan tidak kering saat makam disegel, kata para arkeolog.

Ketika Carter dan timnya memasuki dalam makam King Tut, mereka dihadapkan dengan berbagai harta benda, termasuk dua patung raja "kulit hitam" dan sederet sofa berlapis emas yang diukir menjadi bentuk-bentuk binatang eksotis.

Peninggalan berharga itu bernilai fantastis, sehingga Carter dan rekannya harus melindungi barang-barang tersebut dari para perampok, dengan mengabadikan mitos bahwa siapa pun yang memasuki makam akan menderita di bawah kutukan firaun ini.


3. Machu Picchu

Machu Picchu. (Wikimedia.Creative Commons)

Salah satu situs arkeologi paling populer di Bumi, Machu Picchu, adalah situs Suku Inca Abad ke-15 yang terletak tinggi di lereng gunung di Peru.

Hiram Bingham III, seorang profesor di Yale University, menemukan kembali situs tersebut pada tahun 1911. Sampai saat itu, reruntuhan kuno ini berada di bawah radar penjajah dan pemukim Spanyol, membuatnya sangat terawat.

Banyak arkeolog percaya bahwa Machu Picchu pernah menjadi tanah kerajaan Pachacuti Inca Yupanqui, penguasa Inca Abad ke-14. Kompleks besar ini meliputi area seluas sekitar 126 mil persegi (326 kilometer persegi) dan mencakup dinding, teras, rumah, dan beberapa kuil.


4. Pompeii

Misteri dua jasad berpelukan di Pompeii (Photo: Claus Ableiter/Wikimedia Commons/CC BY-SA 3.0)

Pada tahun 79 M, letusan Gunung Vesuvius menyelimuti kota Pompeii Romawi dengan awan panas dan material vulkanik, menewaskan seluruh penduduk yang tidak berhasil melarikan diri.

Sisa-sisa kota dan warganya terkubur di bawah lapisan batu apung dan abu setebal 19 hingga 23 kaki (6 hingga 7 meter), menurut Encylopædia Britannica.

Pompeii tetap tidak tersentuh selama lebih dari seribu tahun, sampai pada akhir Abad ke-16, seorang arsitek bernama Domenico Fontana tersandung pada dinding kuno yang tertutup fresco (lukisan mural yang dilakukan di atas plester yang baru dipasang, atau kapur basah) di sebuah kediaman di Pompeii, ketika ia mengerjakan proyek infrastruktur.

Namun, tidak ada penggalian lebih lanjut yang dilakukan di situs itu, sampai pertengahan Abad ke-18, ketika pekerja menggali sebuah fondasi untuk membangun istana musim panas bagi Raja Napoli.

Mereka menggali sisa-sisa Herculaneum (kota terdekat yang mengalami nasib sama seperti Pompeii). Pompeii sendiri sengaja digali tidak lama setelahnya. Berabad-abad kemudian, kota ini terus menjadi daya tarik populer bagi wisatawan, dan banyak artefak dari situs tersebut yang dapat dilihat di Naples National Archaeological Museum.


5. Prajurit Terracotta

Penggalian Terracotta Army di makam Kaisar Qin Shi Huang di pinggiran Xi'an, China. (Dokumentasi Museum of the Terracotta Army)

Pada tahun 1974, para petani Tiongkok menggali salah satu temuan arkeologis terbesar Abad ke-20: Tentara Terracotta dari kaisar pertama China, Qin Shi Huang (259 SM - 210 SM).

Para prajurit tanah liat, serta kereta kuda dan kuda-kuda mereka, diukir dengan sangat detil dan kemudian dimakamkan di dekat makam kaisar untuk --konon-- membelanya di akhirat. Tokoh-tokoh lainnya, termasuk akrobat dan musisi, juga dimakamkan bersama jasad sang penguasa.

Terletak di bawah tanah di dekat kota Xi'an di provinsi Shaanxi, China, koleksi besar kuno ini terletak kurang dari satu mil dari mausoleum piramida Shi Huang. Tapi tempat peristirahatan terakhir kaisar tidak pernah digali.

Para arkeolog berpikir bahwa makam mewah itu sangat besar, yang terdiri dari replika kota Xi'an seluas 38 mil persegi (98 kilometer persegi), lengkap dengan jaringan saluran air dan fitur topografi, seperti gunung dan bukit.

Para ilmuwan telah menggunakan penginderaan jarak jauh dan perangkat radar untuk mempelajari lebih lanjut tentang kota metropolis bawah tanah ini, tetapi belum memasuki makam kaisar karena mereka terkendala masalah kesehatan.

Deskripsi makam yang ditulis seabad setelah pemerintahan Shi Huang, menyatakan bahwa sungai dan aliran buatan yang ada di dalam makam pernah dialiri dengan merkuri beracun.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya