Sumur Kering, Warga Telukjambe Mandi dengan Air Tercemar Limbah

Masyarakat di sekitar bantaran Bendung Cibeet, datang beramai-ramai pada pagi dan sore hari untuk memanfaatkan air sungai yang masih menggenang.

oleh Abramena diperbarui 04 Jul 2019, 07:00 WIB
Kemarau yang melanda Kabupaten Karawang, mulai berdampak terhadap kebutuhan warga untuk mendapat air bersih. Itu terjadi setelah sumur milik mereka mengering. (Liputan6.com/Abramena)

Liputan6.com, Karawang - Kemarau yang melanda Kabupaten Karawang, mulai berdampak terhadap kebutuhan warga untuk mendapatkan air bersih. Itu terjadi setelah sumur milik warga mengering.

Seperti yang dialami warga Desa Wanakerta, Kecamatan Telukjambe Barat, Karawang. Mereka terpaksa menggunakan air dari sungai yang tercemar limbah industri.

"Kemarau panjang sumur dan sungai mengering, terpaksa memanfaatkan genangan air sungai Cibeet yang tercemar limbah untuk mencuci dan mandi," kata salah seorang warga, Sukaesih, Selasa (2/7/2019).

Dia mengatakan masyarakat di sekitar bantaran Bendung Cibeet, datang beramai-ramai pada pagi dan sore hari untuk memanfaatkan air sungai yang masih menggenang.

Saking sulitnya mendapat air, sejumlah warga terpaksa tidak mandi dan mencuci pakaian lantaran khawatir terserang penyakit kulit.

"Daripada tidak mandi dan pakaian tidak dicuci, manfaatkan air yang ada," kata warga lainnya, Kombih (45).

Warga juga mengaku, selama musim kemarau belum pernah ada bantuan air bersih dari pemerintah setempat untuk kebutuhan minum sehari-hari. Alhasil, masih banyak warga yang terpaksa memanfaatkan air kotor untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di rumah.

"Selama ini belum pernah turun bantuan air bersih dari pemerintah setempat," dia mengungkapkan.

 


Kekeringan di 11 Desa

Kemarau yang melanda Kabupaten Karawang, mulai berdampak terhadap kebutuhan warga untuk mendapat air bersih. Itu terjadi setelah sumur milik mereka mengering. (Liputan6.com/Abramena)

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang, menjelaskan dalam musim kemarau tahun ini sudah 9 desa yang terdampak kekeringan akibat kemarau panjang. Sebelas desa yang terdampak kekeringan tersebar di 3 kecamatan.

"Hingga bulan ini dari data yang ada sudah 11 desa yang terdampak kekeringan akibat kemarau panjang," kata Kepala BPBD Karawang, Asep Wahyu.

Lebih lanjut, kata Asep Wahyu, dari 11 desa tidak semua dusun terdampak kekeringan, hanya beberapa dusun yang sumurnya sudah mulai mengering serta sungai-sungai yang biasa warga gunakan untuk kebutuhan tanaman palawija. Dari 11 desa yang terdampak kekeringan, di Kecamatan Tegalwaru terdapat 5 desa, Kecamatan Pangkalan 4 desa dan Kecamatan Ciampel 2 desa, 

"Musim kemarau, sumur warga sudah mengering sehingga kesulitan air bersih," lanjutnya.

Kepala BPBD Karawang mengklaim sudah memberi bantuan air bersih kepada warga di wilayah Kecamatan Pangkalan dan Kecamatan Tegalwaru, untuk kebutuhan sehari-hari.

"BPBD bersama PDAM Karawang, sudah mendistribusikan air bersih layak konsumsi di dua kecamatan," imbuhnya.

Menurut Asep Wahyu, apabila ada warga yang kesulitan air bersih karena dampak kekeringan, pemerintah desa dipersilahkan mengajukan permintaan bantuan. Selain untuk pendataan, juga untuk memudahkan pengaturan dalam distribusi air bersih.

"Untuk memudahkan distribusi air bersih, pemdes silahkan mengajukan ke BPBD," dia menandaskan.

 

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya