Liputan6.com, Jakarta - Kendati transaksi nontunai (cashless) sudah terbilang terbangun di Singapura, dompet digital milik BUMN yaitu LinkAja optimistis, Perseroan dapat mengakomodir layanan digital secara optimal bagi masyarakat di sana.
Chief Marketing Officer (CMO) LinkAja, Edward Kilian Suwignyo menuturkan, pertumbuhan bisnis Perseroan dapat diambil dari aksi remitansi pekerja migran RI.
Remitansi adalah transfer uang yang dilakukan pekerja asing ke penerima di negara asalnya. Selain bantuan internasional, uang yang dikirimkan pekerja migran merupakan salah satu arus uang terbesar di negara berkembang.
"Kenapa di Singapura? Ya karena mereka ini in terms of partner, market, infrastruktur juga sudah lebih ready dan tersedia. Pertanyaannya mau enggak ke Malaysia? Ya mau dong, Hong Kong dan Taiwan juga, karena itu area pekerja migran kita. Jadi semua bisa pakai untuk cash-in dan segala macam dukungan lain," tutur dia di Jakarta, Kamis (4/7/2019).
Baca Juga
Advertisement
Saat ini, pihaknya mengatakan, keberadaan LinkAja di Singapura masih dalam tahap uji coba dan tengah menunggu waktu yang tepat terkait peluncuran di pangsa pasar di sana.
Namun, pihaknya yakin LinkAja dapat perform atau mencatatkan kinerja baik dalam hal pertumbuhan bisnis.
"Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan sudah hadir pada saat uji coba LinkAja di Singapura kemarin. Jadi bentuk dukungan pemerintah sendiri juga luar biasa," terang dia.
LinkAja merupakan uang elektronik nasional berbasis server yang merupakan produk andalan dari PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) dan telah terdaftar di Bank Indonesia (BI).
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Banya Fitur Unggulan, Menteri Rini Yakin LinkAja Bakal Jadi Unicorn
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno percaya bahka aplikasi LinkAja akan menyandang status unicorn. Aplikasi berbasis financial technologyjuga disokong berbagai perusahaan BUMN serta kaya akan fitur.
“Payment gateway system ini dihubungkan dengan sistem perbankan bank-bank BUMN. Bukan hanya e-wallet saja, bagi yang belum punya rekening bank BUMN sudah bisa tinggal transfer. Tapi kalau yang punya bisa dipakai untuk debit card, jadi ini mempermudah,” ujar Rini di Jakarta, Minggu, 30 Juni 2019.
Menteri Rini menjelaskan saat ini LinkAja sudah bisa digunakan di luar negeri yaitu Singapura. Hal ini dikarenakan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Singapura sangat banyak, sehingga lebih memudahkan transaksi ataupun mengirimkan uang ke daerahnya.
Selanjutnya, Menteri Rini juga menegaskan negara-negara lain juga tengah dijajaki kerja sama dengan LinkAja seperti Hong Kong, Taiwan dan Malaysia.
“Karena di negara-negara itu banyak Tenaga Kerja Indonesia (TKI),” tegasnya.
Turut hadir dalam peluncuran LinkAja yaitu Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Kepala BPKP Ardan Ardiperdana. Peluncuran ini juga dimeriahkan para pesohor Tanah Air yaitu Marion Jola, RAN, Candil, Kahitna, Jflow & Denada, Via Valen, hingga Winky Wiryawan.
LinkAja menghadirkan beragam fitur dan layanan transaksi pembayaran di lebih dari 150,000 merchant dan akan terus bertambah; pembayaran di lebih dari 400 tagihan dan produk digital seperti IndiHome, PLN, dan puluhan voucher game online; belanja online di lebih dari 20 e-commerce nasional seperti Tokopedia, Bukalapak dan Blanja.
LinkAja juga memudahkan pembayaran pada berbagai moda transportasi publik seperti Bluebird, Railink, Damri; puluhan partner donasi digital seperti Rumah Zakat dan Baznas; layanan pengiriman uang; hingga fitur-fitur keuangan dan hiburan.
Selain itu, LinkAja memiliki titik CICO (Cash In Cash Out) untuk mengisi saldo dan menarik tunai di lebih dari 100.000 titik di seluruh Indonesia, termasuk di minimart (Indomaret, Alfamart, Alfamidi dll), Grapari Telkomsel, puluhan ribu ATM Link Himbara dan jaringan ATM Bersama, dan lebih dari 100 ribu jaringan outlet Mitra LinkAja (MiLA).
Advertisement
Fitur Uang Menarik Tanpa Kartu
Fitur unggulan LinkAja yang baru adalah layanan tarik tunai tanpa kartu debit (hanya dengan menggunakan smartphone) di lebih dari 40 ribu ATM Link Himbara. Ini memungkinkan pengguna untuk melakukan penarikan uang instan tanpa harus membawa kartu.
LinkAja juga menjadi satu-satunya uang elektronik di Indonesia yang melayani remitansi dari Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Singapura yang ingin mengirimkan uangnya ke keluarganya di tanah air secara mudah, murah, aman, dan cepat.
LinkAja merupakan uang elektronik nasional kebanggaan Indonesia berbasis server yang merupakan produk andalan dari PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) dan telah terdaftar di Bank Indonesia. Berdasarkan Surat Izin Bank Indonesia Nomor 21/65/DKSP/Srt/B yang dikeluarkan pada tanggal 21 Februari 2019, Finarya secara resmi telah mendapat lisensi/izin dari Bank Indonesia sebagai Perusahaan Penerbit Uang Elektronik dan Penyelenggara Layanan Keuangan Digital Badan Hukum.
Finarya merupakan anak usaha yang dibentuk dari semangat sinergi nasional PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) dan tujuh badan usaha milik Negara (BUMN), yaitu PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Tabungan Negara(Persero) Tbk, PT Pertamina (Persero), PT Asuransi Jiwasraya (Persero), dan PT Danareksa (Persero) yang berdiri pada 21 Januari 2019.
Namun, akan ada tambahan perusahaan BUMN yang akan jadi pemegang saham LinkAja yaitu PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan PT Angkasa Pura II.