Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pertanian (Kementan) menggencarkan program Kawasan Pertanian Sejahtera (Sapira). Program ini akan sejalan beriringan dengan program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi). Sapira-Serasi ini akan dikembangkan di Kalimantan Selatan (Kalsel) dan Sumatera Selatan Sumsel) dengan membuat kawasan demfarm.
Di kawasan itu pemerintah membuat dua kluster yakni kluster lengkap di dua lokasi dan kluster tidak lengkap di tujuh lokasi. Demfarm ini dilaksanakan peneliti bersama petani dan penyuluh pada suatu kawasan. Demfarm memperagakan berbagai teknologi usaha tani yang telah teruji untuk dilihat, dicoba, dan dicontoh oleh petani sasaran.
Advertisement
Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Husnain mengatakan, kluster lengkap meliputi berbagai teknologi budidaya. Dari mulai komoditas seperti padi, hortikultura, itik, dan ikan, hingga penggunaan alsintan, pengembangan kelembagaan, dan bimbingan teknik. Sedangkan cluster tidak lengkap hanya teknologi budidaya padi.
Menurut Husnain, kawasan demfarm melibatkan komponen fisik berupa penataan air dan lahan, teknologi, kelembagaan, manajemen riset dan koordinasi dalam suatu kawasan, serta dilaksanakan untuk mempercepat proses diseminasi.
"Kami berharap dampak kegiatan ini peningkatan hasil dan sekaligus kesejahteraan petani," kata Husain, Kamis (4/7).
Sementara, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy mengatakan, program Serasi dilaksanakan dalam rangka peningkatan produktivitas dan pendapatan petani dengan target seluas 500 ribu ha.
Pada tahap awal, akan dilakukan di Sumatera Selatan seluas 220.000 ha, Kalimantan Selatan 153.363 ha dan Sulawesi Selatan 33.505 ha.
Menurut Sarwo, semula memang hanya dua provinsi yakni Sumatera Selatan dan Kalimantan Selatan masing-masing seluas 250 ribu ha. Tapi dalam perkembangannya banyak daerah yang juga ingin mengembangkan lahan rawa. Di antaranya, Lampung, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat dan Riau.
“Banyak Gubernur yang mengajukan ikut program Serasi. Setelah kami telusuri dan layak karena ada lahannya yang sesuai dan juga petani yang akan menggarap, provinsi yang bisa dialokasikan untuk program serasi adalah Lampung, Kalteng, Kalbar dan Riau,” tutur Sarwo Edhy.
Dalam program ini ada beberapa kegiatan. Yakni Survei Investigasi dan Desain (SID), rehabilitasi jaringan irigasi, bantuan alsintan pra dan pascapanen, bantuan saprodi, pengembangan usaha melalui Kelompok Usaha Bersama (KUB), integrasi budidaya serta melibatkan petani milenial.
Kegiatan ini juga melibatkan TNI-AD dalam pendampingan pelaksanaan kegiatan untuk membantu dalam koordinasi antara Babinsa dengan petani. Selain itu, juga dalam pelaksanaan SID, pendampingan proses pengerjaan fisik di lapangan serta membantu memastikan seluruh pekerjaan terlaksana dengan baik.
“Kerjasama dengan TNI AD ini mendapat respon positif. Apalagi TNI mempunyai kepentingan dalam ketahanan pangan, sehingga menjadi tugas TNI juga,” ujar Sarwo.
(*)