4 Menteri Ini Layak Dipertahankan Jokowi, Siapa Saja?

Presiden Jokowi saat ini tengan merencanakan penyusunan kabinet kerja di masa kepemimpinannya di 2019-2024

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 05 Jul 2019, 10:45 WIB
Sidang kabinet Paripurna yang dipimpin Presiden Joko Widodo, di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (4/2/2015) pagi, membahas Pilkada serentak, Perppu perubahan UU tentang kelautan, dan tentang perumahan rakyat. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Perbincangan terkait nama-nama yang bakal masuk dalam kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke depan terus bergulir. Selain memunculkan wajah baru, sejumlah pihak menilai beberapa menteri patut dipertahankan lantaran sudah terbukti kinerjanya pada masa pemerintahan sebelumnya.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira beranggapan, setidaknya ada dua nama lama yang wajib mendapat tempat dalam jajaran kabinet kerja jilid II Jokowi. Sedangkan Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah Redjalam menyebutkan nama lain.

Siapa sajakah mereka tersebut?

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti

Pertama, dia mencatut nama Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti karena dianggap memiliki catatan kinerja baik, khususnya dalam hal ekspor perikanan.

"Ada beberapa menteri yang bagus kinerjanya, misalnya Bu Susi. Dia di sektor perikanan terbukti berhasil naikan ekspor perikanan di saat neraca dagang defisit," jelas dia kepada Liputan6.com, Jumat (5/7/2019).

Aspek berikutnya yang jadi sorotan Bhima yakni terkait nilai tukar nelayan yang cenderung meningkat dibanding nilai tukar petani di sektor lainnya. Dia mencatat, nilai tukar nelayan per Juni 2019 adalah sebesar 106,7, sementara nilai tukar petani hanya 102,3.

"Ini jadi indikator membaiknya daya beli nelayan," sambung dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Menteri PUPR Basuki Hadimuljono

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono melakukan kunjungan ke lokasi pembangunan jalan baru di Bali yaitu ruas jalan Mengwitani-Singaraja. (Dok Kementerian PUPR)

Menteri lain yang dipandangnya laik untuk dipertahankan adalah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono. Sebagai pelaksana lapangan pengembangan infrastruktur, ia melanjutkan, kerja Menteri Basuki cukup baik dalam memastikan pembangunan berlangsung secara cepat.

"Ini menteri yang irit bicara dan gayanya eksekutor. Gak neko-neko tapi sesuai semangat Jokowi, kerja, kerja, kerja!" sebut dia.

Menurut Bhima, hanya dua nama itu saja yang sekiranya bisa melanjutkan karir sebagai menteri pada periode berikutnya.

Sosok lainnya seperti Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mungkin punya raport bagus, tapi ia masih mencermati banyak kekurangan selama masa kerjanya.

"Selain itu layak diganti. Bu Sri (Mulyani) bagus dalam tekan defisit anggaran, tapi masih banyak PR (Pekerjaan Rumah), terutama dalam pengelolaan utang dan rasio pajak," pungkas Bhima.


Menhub Budi Karya dan Menlu Retno Marsudi

Menhub, Budi Karya Sumadi saat meninjau Bandara Internasional Yogyakarta, Kulon Progo, Rabu (24/4). Progres pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta hampir 100 persen, sementara progres pembangunan keseluruhannya termasuk domestik mencapai 47 persen. (Liputan6.com/Helmi Fithriansya

Senada, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah Redjalam mengatakan, Basuki dan Susi adalah dua sosok yang ideal untuk dipertahankan. Basuki dinilainya sebagai menteri yang paling berperan mewujudkan rencana Jokowi membangun infrastruktur, sementara tak ada yang meragukan kesungguhan dan prestasi Susi melawan mafia perikanan.

Di luar kedua nama itu, Piter menyatakan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi juga laik untuk kembali dibawa masuk ke dalam jajaran pemerintahan untuk 5 tahun ke depan.

"Demikian juga dengan Pak Budi yang menjadi partner paling pas untuk pak Basuki terkait infrastruktur dan kebijakan perhubungan. Menteri Retno saya kira berhasil membangun reputasi indonesia di dunia internasional," tuturnya.

Selain beberapa nama tersebut, Bhima dan Piter sepakat belum ada tokoh lain yang sekiranya bisa melanjutkan karier sebagai menteri pada periode berikutnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya