Liputan6.com, Jakarta PT AXA Mandiri Financial Services (AXA Mandiri) menggelar CR Week 2019 sebagai bentuk kepedulian untuk mendukung pemberdayaan anak-anak penyandang autism (berkebutuhan khusus) dan masyarakat berkebutuhan khusus. Kegiatan tanggung jawab sosial masyarakat ini dilakukan secara berkesinambungan, sebagai bagian dari kegiatan tahunan AXA Grup, serta bentuk kontribusi nyata AXA Mandiri kepada masyarakat, khususnya bagi anak-anak penyandang autisme, serta warga di sekitar Rumah Autis Gunung Putri, Bogor.
Presiden Direktur AXA Mandiri Handojo G. Kusuma menjelaskan bahwa CR Week dilaksanakan oleh seluruh AXA di dunia dalam kurun waktu bersamaan. Pada tahun ini, AXA Grup menyoroti tiga hal untuk kegiatan CR, yaitu perubahan iklim, kesehatan dan inklusi sosial (upaya meningkatkan kemandirian individu guna mencapai kualitas hidup yang ideal).
Advertisement
Sebagai perusahaan asuransi jiwa yang berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat, AXA Mandiri turut berperan serta pada kegiatan CR Week 2019 dengan mengadakan serangkaian kegiatan yang berfokus pada bidang kesehatan dan inklusi sosial. Kegiatan tersebut dirancang untuk dapat memberikan manfaat kepada masyarakat, khususnya bagi anak-anak penyandang autisme (berkebutuhan khusus), orangtua dan para guru anak-anak penyandang autisme (berkebutuhan khusus) yang kali ini menjadi sasaran kegiatan CR Week. Kelompok masyarakat kalangan disabilitas menjadi salah satu sasaran target program Literasi dan Inklusi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) termasuk masyarakat berkebutuhan khusus seperti penyandang autisme.
Program tahunan ini menjadi bukti nyata kontribusi perusahaan karena para karyawan terjun langsung di berbagai kegiatannya. Hal ini tidak hanya memberikan manfaat kepada masyarakat yang menjadi target kegiatan CR, tetapi juga menumbuhkan rasa untuk selalu berbagi dan membantu orang–orang yang membutuhkan bagi para karyawan.
"Pada CR Week kali ini, AXA Mandiri menggandeng yayasan Rumah Autis sebagai upaya mendukung pemberdayaan kalangan berkebutuhan khusus untuk membantu mereka mendapatkan masa depan yang lebih baik, sesuai dengan tujuan perusahaan yaitu empower people to live a better life,” ujar Handojo.
Berdasarkan data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) pada 2018, autisme dapat terjadi pada anak siapa saja, tidak ada perbedaan latar belakang sosial, ekonomi, budaya, dan etnis. Penyandang autisme laki – laki lebih banyak dibandingkan perempuan (1:5). Prevalensi autisme di dunia semakin lama semakin meningkat. Di Indonesia, meski belum ada data yang pasti, merujuk pada Incidence dan Prevalence ASD (Autism Spectrum Disorder), terdapat 2 kasus baru per 1000 penduduk per tahun, serta 10 kasus per 1000 penduduk (BMJ, 1997). Adapun penduduk Indonesia yaitu 237,5 juta dengan laju pertumbuhan penduduk 1,14% (BPS, 2010), maka diperkirakan penyandang ASD di Indonesia yaitu 2,4 juta orang dengan pertambahan penyandang baru 500 orang/tahun.1
CR Week 2019
CR Week 2019 yang dilaksanakan pada 3–4 Juli 2019 turut diikuti oleh manajemen dan karyawan AXA Mandiri sebagai relawan yang akan melakukan kegiatan bersama dan berinteraksi langsung dengan anak–anak penyandang autisme di Rumah Autis Gunung Putri, Kabupaten Bogor. Para relawan melakukan pendampingan kepada anak-anak penyandang autisme dalam membuat kerajinan tangan.
CR Week 2019 dengan fokus kepada penyandang autis sejalan dengan kebijakan Pemerintah Indonesia yang telah meratifikasi United Nations Convention on the Rights of Persons with Disabilities (UNCPRD) pada tahun 2011 yang berkomitmen terhadap kesetaraan dan pemenuhan hak-hak Penyandang Disabilitas, termasuk dalam mengakses layanan keuangan.
Direktur AXA Mandiri Henky Oktavianus menambahkan bahwa selain melakukan pendampingan kepada anak-anak penyandang autisme, CR Week 2019 juga menghadirkan kegiatan literasi keuangan yang dilakukan kepada guru dan orangtua anak-anak penyandang autisme. AXA Mandiri memberikan pembekalan materi literasi keuangan guna memberikan pemahaman atas risiko kehidupan dan keuangan di masa depan, termasuk cara mengantisipasinya.
“Literasi Keuangan memang menjadi salah satu fokus kami dalam mewujudkan tujuan perusahaan. Kami berharap dengan pendekatan dan cara yang tepat, literasi keuangan kepada masyarakat, khususnya kepada orangtua dan guru anak-anak penyandang autisme dapat bermanfaat dalam membantu mereka mencapai kehidupan masa depan yang lebih baik. Selain materi pembekalan literasi keuangan, rangkaian kegiatan CR Week 2019 bersama Rumah Autis juga berbentuk penyerahan santunan kepada Rumah Autis untuk mendukung kegiatan operasional Yayasan dan pemeriksaan kesehatan gratis untuk warga sekitar,” kata Henky.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Rumah Autis Ismunawaroh menjelaskan kegiatan yang digagas AXA Mandiri ini juga menjadi bagian penting dalam mendukung visi yayasan untuk membangun kehidupan yang mandiri dan berkualitas bagi dunia anak yang berkebutuhan khusus.
“Program ini diharapkan dapat membantu pegembangan pendidikan dan keterampilan para penyandang autisme (berkebutuhan khusus), serta kesiapan mereka dalam menyongsong masa depan yang lebih baik,” jelas Ismunawaroh.
Selain itu, sepanjang tahun 2019 AXA Mandiri juga telah menyelenggarakan berbagai kegiatan Corporate Responsibility, di antaranya adalah kegiatan literasi keuangan bersama Majelis Ulama Indonesia di beberapa kota di Indonesia, coaching clinic bersama legenda Liverpool Vladimir Smicher bersama Tim Street Soccer "Garuda Baru", SMPIT Taruma Islamic School & Football Academy, serta fans club Liverpool di Indonesia yakni BigReds Indonesia, donasi pakaian dan obat-obatan untuk korban bencana tsunami di Banten dan pemberdayaan masyarakat melalui donasi untuk kelompok belajar, dan kaum difabel.
“Beragam kegiatan Corporate Responsibility sepanjang tahun 2019 merupakan wujud nyata dari AXA Mandiri untuk secara konsisten dan berkelanjutan menyelenggarakan beragam kegiatan kepada pengembangan masyarakat sebagai bagian dari kontribusi perusahaan dalam membantu masyarakat, serta pemerintah Indonesia dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals),” tutup Henky.
(*)