Liputan6.com, Yogyakarta - Maestro musik berdarah Yunani Giannis Chrysomallis alias Yanni tiba di Yogyakarta pada Rabu (3/7/2019). Kedatangan Yanni ke Yogyakarta untuk manggung di Prambanan Jazz Festival 2019 yang digelar Rajawali Indonesia dan dipromotori Anas Syahrul Alimi.
Yanni dijadwalkan manggung pada Sabtu (6/7/2019). Kali pertama tiba di Yogyakarta, Yanni terkagum-kagum pada warga Kota Gudeg. Menurut Yanni, warga Yogyakarta bersikap manis dan ramah.
“Saya sangat antusias untuk tampil di sini. Saya senang bisa berinteraksi dengan orang Indonesia. Sikap mereka ramah dan manis. Tidak sabar ingin menceritakan pengalaman saya selama di Indonesia ini kepada teman-teman,” ujar Yanni kepada Showbiz Liputan6.com di Yogyakarta, Kamis (4/7/2019).
Performa di Candi Prambanan ini sekaligus menandai penampilan fenomenal Yanni di Acropolis, 25 tahun silam. Keanggunan Prambanan mengingatkan Yanni pada tempat bersejarah seperti Acropolis dan Taj Mahal.
Baca Juga
Advertisement
Perayaan Pencapaian Karier
Selain mengenang performa di Acropolis 25 tahun silam, Yanni punya misi lain saat tampil di Candi Prambanan.
“Performa di Candi Prambanan merupakan perayaan atas pencapaian karier dan hidup saya. Tempat bersejarah ini memberi energi positif untuk saya serap. Bangga berada di sini sekarang,” beri tahu Yanni.
Perbedaan bahasa diyakini Yanni tak akan jadi kendala selama manggung. Musisi kelahiran 14 November 1954 ini beralasan, “Musik adalah suara yang bisa dipahami oleh siapa saja.”
Advertisement
Inspirasi Bermusik
Setelah menyerap energi positif dari Candi Prambanan, Yanni hendak menularkan semangat itu kepada penonton lewat musiknya. “Saya ingin orang merasakan kebahagiaan, kedamaian, ketenangan batin, merasa dipahami, dan dicintai lewat musik. Itu sebabnya saya senang memainkan musik atau tampil di tempat-tempat bersejarah. Tempat semacam ini memungkinkan kita dengan mudah merasakan hal-hal tadi,” sambung Yanni yang melahirkan album fenomenal Dare To Dream dan In My Time.
Berkarier sejak dekade 1980-an, Yanni telah melahirkan 16 album solo dan beberapa album live performance. Dalam sesi temu sapa di Yogyakarta, sejumlah awak media mempertanyakan dari mana Yanni mendapat inspirasi untuk tetap produktif di industri musik.
“Inspirasi terbesar saya adalah hidup yang selama ini saya jalani dengan hati dan pikiran terbuka. Itu memampukan saya bertahan di industri musik yang terus berubah. Dulu orang membeli CD atau DVD, kini dengan mudah kita berbagi lagu di media sosial,” ujar Yanni. (Wayan Diananto)