Liputan6.com, Jakarta - Iluminasi banyak ditemukan di manuskrip nusantara, termasuk di dalam naskah-naskah Melayu (prosa dan syair). Iiluminasi melengkapi naskah-naskah kuno nusantara, jadi bukan sekadar tulisan yang berisi hikayat, babad, ataupun fabel.
Iluminasi adalah gambar-gambar yang menghiasi naskah atau disebut juga sebagai bingkai teks di halaman pertama pada suatu naskah. Iluminasi atau hiasan bingkai tersebut berguna untuk memikat atau menimbulkan daya tarik pembacanya sekaligus untuk menambah nilai (seni) naskah tersebut.
Setidaknya, pembaca akan mengawali bacaannya dengan rasa senang, dengan daya tarik dan nilai (seni) yang baik, dan akan mengakhiri pula bacaannya dengan tetap mempertahankan rasa senang itu.
Pakar filologi Melayu dan Iluminasi, Mu’jizah mengatakan pada umumnya hiasan yang digunakan pada iluminasi diambil dari kekayaan alam flora, misalnya motif bunga delima, mawar, pakis, melati, dan bunga tanjung.
Baca Juga
Advertisement
Warna yang digunakan untuk iluminasi juga berasal dari aneka tumbuhan, misalnya kunyit, daun suji, atau pewarna makanan lainnya. Kemudian, gambar dan motif-motif yang dipakai pada iluminasi bukan hanya untuk keindahan, melainkan juga bermakna.
"Makna itu sifatnya tersembunyi karena disampaikan melalui simbol atau lambing," kata dia dalam Diskusi Naskah Nusantara, di Jakarta, Kamis 4 Juli 2019.
Setiap daerah di Indonesia mempunyai naskah-naskah dengan iluminasi yang berbeda-beda. Berbagai bentuk dan desain iluminasi tersebut memiliki kekhasan dan keunikan yang menjadi karakteristik dari setiap naskah kuno tersebut.
Pada naskah Melayu, iluminasi biasanya berbentuk bingkai, bentuknya persegi panjang, kadang bujur sangkar. Bagian atasnya berbentuk setengah lingkaran (kubah) dan bagian tengahnya berbentuk kerucut.
Pada kerucut ada yang bergambar bunga, kuncup bunga, bintang, bulan, atau gambar geometrik. Gambar figur manusia jarang ditemui pada naskah ini. Motif, bunga, bulan, dan geometri berkaitan dengan kepercayaan orang Melayu terhadap Tuhan-nya.
Iluminasi di Sunda ada keterkaitan dengan isi teksnya. Dicirikan oleh aksaranya Arab tetapi bahasanya Sunda (di namakan Pegon). Pada naskah iluminasi Batak, dicirikan oleh gambar bentuk-bentuk binatang seperti cicak, kecoa dan lain sebagainya. Naskah iluminasi Bali, ditandai dengan warna-warnanya yang mencolok, seperti merah terang, kuning dan emas.
Iluminasi Bali, dicirikan oleh gambar bentuk kapal atau perahu. Iluminasi Jawa, dicirikan dengan ragam hias khas ornamen Jawa.
(Wiwin Fitriyani, mahasiswi Universitas Tarumanagara)
Simak video pilihan berikut: