Milenial Hanya Cocok Jadi Menpora dan Kepala Bekraf

Posisi menteri memiliki tanggung jawab besar yang harus disertai dengan pengalaman, khususnya untuk menteri di bidang ekonomi.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 05 Jul 2019, 12:30 WIB
Para Menteri Kabinet Kerja kompak mengenakan batik berwarna dasar coklat saat pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Senin (27/10/2014). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Wacana untuk mengikutsertakan golongan muda atau generasi milenial ke dalam jajaran kabinet pemerintahan baru Presiden Joko Widodo (Jokowi) kini tengah ramai. Beberapa nama pengusaha muda seperti founder Go-Jek Nadiem Makarim hingga CEO Bukalapak Achmad Zaky dinilai punya potensi untuk jadi menteri untuk masa jabatan 2019-2025.

Ekonom sekaligus Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah Redjalam berpendapat, ide penarikan milenial menjadi menteri atau petinggi negara di bawah Jokowi merupakan sebuah rencana baik.

Namun, menurutnya, kesempatan bagai milenial hanya cocok diberikan untuk dua posisi jabatan menteri saja, yakni Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora) serta Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf).

"Itu usulan bagus. Menteri milenial kita butuhkan menyesuaikan zaman. Tapi untuk posisi yang tepat, seperti Menteri Pemuda dan Olah Raga atau Kepala Bekraf," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jumat (5/7/2019).

Di luar kedua jabatan itu, milenial dianggapnya belum terlalu berkompetensi untuk mendudukinya. Sebab, ia mengatakan, posisi menteri memiliki tanggung jawab besar yang harus disertai dengan pengalaman, khususnya di bidang ekonomi.

"Saya kira itu saja. Terlalu banyak yang milenial berisiko juga. Untuk bidang ekonomi diperlukan mereka yang punya latar belakang dan pengalaman bidang ekonomi yang kuat," tegas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Nadiem Cs Bakal Jadi Menteri Milenial di Kabinet Jokowi-Ma'ruf?

Nadiem Makarim, CEO GO-JEK memberi sambutan di malam penganugerahan GO-VIDEO Competition 2016, Jakarta, Rabu (11/5). Kompetisi yang digelar untuk memperingati satu tahun aplikasi GO-JEK ini diikuti lebih dari 600 video. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Rencana Presiden Joko Widodo (Jokowi)menggaet generasi muda terutama generasi milenial untuk menjadi menteri di kabinet kerja menuai teka-teki bagi sejumlah ekonom.

Kendati begitu, sosok-sosok besar di industri e-commerce Indonesia (unicorn) tampaknya tak lepas dari perhitungan para ekonom.

Ekonom Insitute For Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira misalnya. Dia mengatakan, calon kuat menteri muda dari industri e-commerce ialah CEO Bukalapak, Achmad Zaky dan Nadiem Makarim selaku pendiri Gojek. 

Bhima menilai, baik Nadeem hingga Achmad Zaky dipastikan unggul jika terlibat pada posisi atau bidang ekonomi kreatif serta ekonomi digital. 

"Saya pikir mereka cocok jadi menteri muda. Kenapa? Karena mereka ini terbukti kreatif, jaringanya luas, memahami dunia ekonomi digital, dan tentunya punya integritas," tuturnya saat berbincang dengan Liputan6.com, Kamis (4/7/2019).

"Cocoklah mereka untuk jadi kepala Bekraf atau menteri ekonomi digital, biar ekonomi digital dan startup makin maju. Mereka paham selama ini apa hambatan ekonomi digital di indonesia," tambah dia.

Di sisi lain, Ekonom Centre of Reform on Economics (CORE), Piter Abdullah mengatakan, potensi generasi muda RI untuk menjadi menteri memang sangatlah besar. 

Piter menuturkan, mulai dari kalangan partai politik hingga pengusaha sukses, masyarakat tak bisa antipati pada keberadaan dan kinerja cemerlang anak muda dalam negeri.

"Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) oke, kenapa tidak? Angela Tanoesoedibjo, jelas oke, kita jangan underestimate. Dulu kita tidak pernah mengira seorang pengusaha mebel (Jokowi) bisa jadi Walikota sukses bahkan kini bisa jadi Presiden yang begitu berhasil," terangnya.

"Dan Menteri Susi dulu pertama kali jadi menteri semua orang underestimate. Ternyata beliau termasuk menteri terbaiknya Pak Jokowi," kata dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya