3 Bahaya yang Mengintai dari Ciuman Cupang

Jika terlalu keras, cupang bisa menyebabkan masalah kesehatan bahkan berujung pada kematian

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 05 Jul 2019, 22:00 WIB
Ilustrasi seks - orgasme (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Ciuman cupang seringkali menjadi salah satu cara seseorang untuk meningkatkan gairahnya dan pasangan saat berhubungan seksual. Namun, ada bahaya mengintai dari kebiasaan tersebut.

Ketika isapan terlalu keras, cupang berpotensi menyebabkan pecahnya kapiler di bawah permukaan kulit. Hal inilah yang menimbulkan leher terlihat menghitam atau memar.

Namun, bukan hanya dari segi penampilan. Di sisi medis, beberapa masalah kesehatan juga bisa timbul akibat isapan leher. Salah satu kasus bahkan berujung pada kematian.

Melansir dari berbagai sumber pada Jumat (5/7/2019), berikut ini tiga bahaya dari cupang.

Saksikan juga Video Menarik Berikut Ini


1. Stroke

Ilustrasi stroke (iStockphoto)

Kematian akibat stroke setelah dicupang bukanlah hal yang langka. Beberapa kasus sudah membuktikannya. Misalnya, Julio Macias Gonzalez (17) yang meninggal setelah dicupang kekasihnya yang lebih tua.

Selain itu, Huffington Post juga melaporkan adanya kasus di 2010 mengenai seorang wanita 44 tahun yang harus dilarikan ke rumah sakit karena menderita stroke. Lengannya tidak bisa digerakkan secara tiba-tiba. New Zealand Medical Journal menulis, para dokter menemukan bekas isapan di lehernya. Untungnya, pasien selamat.

Dikutip dari Your Tango, cupang berisiko menyebabkan gumpalan darah dan stroke yang serius, ketika kapiler pecah ke daerah sekitarnya. Sel-sel darah menjadi terganjal di pembuluh dekatnya dan menyebabkan pembekuan.

"Gumpalan darah apa pun bisa berpotensi mematikan. Namun, kemungkinan kematian akibat bekuan darah yang diinduksi cupang sangat, sangat rendah," kata ahli bedah plastik terkemuka di New York, Dr. Steinbrech.


2. Herpes Oral

Micrograph menunjukkan perubahan virus herpes simpleks (HSV). (Creative Commons)

Herpes oral bisa menyebar lewat cupang ketika pembuluh darah pecah dan terpapar virus herpes simpleks.

Dalam sebuah artikel di AP pada 1987, para dokter melaporkan kasus seorang pria 22 tahun, yang mengalami infeksi ini akibat cupang. Kasus tersebut dimuat di New England Journal of Medicine 1987.

"Kasus ini menunjukkan bahwa virus herpes simplex dapat ditularkan melalui inokulasi langsung," tulis Dr. Nester C. del Rosario dari Eastern Virginia Medical School. Para Dokter menemukan pada bekas cupang pria itu, terdapat virus herpes simplex tipe 1.

Untungnya, kondisi itu bisa sembuh sendirinya dalam waktu tiga minggu.


3. Luka dan Perubahan Warna Kulit

Ilustrasi cupang - ciuman di leher - seks (iStockphoto)

Ketika pembuluh darah pecah, kulit mengalami cedera. Maka dari itu, bekas cupang bisa terlihat dengan jelas. Ini terjadi ketika luka tidak pulih dengan baik. Jika terlalu lama, kulit mungkin sedikit mengeras dan berubah warna.

Selain itu, jika isapan yang dilakukan sangat keras, mungkin saja luka yang ditimbulkan akan permanen.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya