Liputan6.com, Moskow - Presiden Rusia Vladimir Putin mengkonfirmasi untuk pertama kalinya, bahwa kapal selam rahasia yang mengalami kebakaran mematikan pekan ini, adalah armada bertenaga nuklir.
Tetapi, menteri pertahanan Rusia mengatakan unit nuklir tersebut telah ditutup dan tengah menuju masa pensiun," demikian sebagaimana dikutip dari The Guardian pada Jumat (5/7/2019).
Pengungkapan itu terjadi selama pertemuan antara Putin dan menteri pertahanan Sergei Shoigu tentang insiden itu, yang menewaskan 14 pelaut setempat, termasuk tujuh perwira tinggi dan dua orang dengan gelar Pahlawan Rusia.
Baca Juga
Advertisement
Pemerintah Rusia lambat mengungkapkan informasi tentang insiden itu karena kapal selam, yang dianggap sebagai alat untuk penelitian dan pengintaian, adalah di antara proyek militer yang paling rahasia milik negara itu.
Api di atas kapal selam "Losharik" AS-31 dimulai di kompartemen baterai dan menyebar ke seluruh kapal, kata Shoigu kepada Putin dalam pertemuan di Kremlin, yang kemudian disiarkan di televisi Rusia.
Kapal itu diperkirakan terbuat dari serangkaian kompartemen seperti bola, yang meningkatkan ketahanan selam dan memungkinkannya untuk menyelam ke dasar laut.
Sesampai di sana, kapal selam itu dapat melakukan penelitian topografi dan berpartisipasi dalam misi penyelamatan. Bahkan mungkin dapat mengetuk dan memutuskan kabel komunikasi di dasar laut.
Awak Kapal Rela Berkorban
Para pejabat Rusia mengklaim bahwa awak kapal selam menyegel diri mereka di salah satu kompartemen untuk memerangi kobaran api dan asap beracun, mengorbankan diri untuk menyelamatkan anggota awak lainnya.
Sementara itu, korban selamat dari kebakaran belum berbicara di depan umum.
"Bagaimana dengan unit tenaga nuklir?" Putin bertanya kepada Shoigu selama percakapan, di mana merupakan pertama kali seorang pejabat mengkonfirmasi bahwa kapal itu bertenaga nuklir.
"Unit tenaga nuklir telah ditutup dan semua personel telah dipindahkan," kata Shoigu kepada Putin.
"Juga, kru telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelamatkan unit, yang semua berada dalam kondisi baik," lanjutnya.
Advertisement
Dibandingkan dengan Insiden Kapal Selam Kursk
Seorang pejabat Norwegia mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa tidak ada "komunikasi formal" dari Rusia mengenai insiden di atas kapal bertenaga nuklir, tetapi "kami akan senang mendapat informasi tentang insiden semacam itu".
Sementara pemerintah Rusia mengendalikan liputan media atas insiden terkait, kecelakaan di atas kapal selam selalu membangkitkan perbandingan dengan penanganan kikuk Putin terhadap tenggelamnya kapal selam nuklir Kursk pada tahun 2000, yang menyebabkan 118 orang tewas.
Insiden tersebut membuat keluarga korban putus asa dalam mencari informasi tentang orang yang mereka cintai.
Sementara itu, terkait kebakaran "Losharik" AS-31, pemerintah Rusia telah berjanji untuk memberikan penghargaan negara, dan menyalurkan gaji kepada para pelaut yang tewas, sampai anak-anak mereka tumbuh dewasa.
Prajurit Rusia menghadiri upacara peringatan pada hari Kamis di kota pelabuhan Kronstadt, dekat St Petersburg, untuk menghormati 14 awak kapal selam yang tewas.