6-7-1919: Institut Ilmu Pengetahuan Seksual Dibuka di Berlin, Singkat tapi Berpengaruh

Sebuah lembaga penelitian ilmu seksual dibuka di Berlin, tepat seabad lalu, dan merupakan yang pertama dalam jenisnya dalam sejarah.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 06 Jul 2019, 06:00 WIB
Ilustrasi Hubungan Seks (iStockphoto)

Liputan6.com, Berlin - Hari ini, tepat satu abad lalu, Magnus Hirschfeld (1868-1935), seksolog dan reformis seksual, menyaksikan mimpi lama menjadi kenyataan. Pada 6 Juli 1919, ia membuka "Institut Ilmu Pengetahuan Seksual" di Berlin-Tiergarten.

Ini merupakan pertama dari jenisnya di dunia, demikian Today in History dikutip dari Magnus-hirschfeld.de pada Jumat (5/7/2019).

Secara politis, kemunculan institut ini harus dilihat dalam konteks gerakan reformasi progresif selama periode Weimar, yakni masa di mana Jerman mulai beralih menjadi republik.

Adapun secara ilmiah, penjelasan bio-medis tentang seksualitas manusia pada saat itu membentuk kerangka pendirian institut terkait.

Institut ini segera menjadi rujukan bagi banyak ilmuwan, akademisi, serta politikus lokal dan asing tentang ilmu pengetahuan seksual.

Untuk penduduk Berlin, Institut Ilmu Seksual dikenal sebagai lembaga yang menyediakan konseling dan perawatan untuk "gangguan seksual fisik dan psikologis".

Juga secara khusus, institut ini menangani "transisi seksual", istilah Hirschfeld untuk homoseksual, waria dan hermafrodit.

Banyak penulis dari berbagai belahan dunia mengunjungi institut ini, seperti Christopher Isherwood dan Alfred Döblin misalnya, memasukkan kesan mereka ke dalam karya sastra.


Ditutup Nazi pada 1933

Adolf Hitler memberikan salam Nazi (AFP Photo)

Lebih dari 40 orang bekerja di Institut dalam berbagai bidang, yakni penelitian, konseling seksual, pengobatan penyakit kelamin, dan pendidikan seks publik.

Lembaga ini menampung kantor-kantor utama Komite Kemanusiaan Ilmiah --organisasi homoseksual pertama dalam sejarah-- dan Liga Dunia untuk Reformasi Seksual.

Sejak awal, Institut Ilmu Seksual difitnah dan dikecam sebagai "Yahudi", "Sosial-Demokrat" dan "ofensif terhadap moral publik".

Lembaga terkait dijarah dan ditutup oleh Nazi pada tahun 1933.

Di pengasingan, Magnus Hirschfeld menyaksikan di sebuah bioskop Paris pembakaran karya-karyanya di Lapangan Opera Berlin oleh mahasiswa Fasis.

Menyusul upaya yang gagal untuk mendirikan institut serupa di Paris, Hirschfeld akhirnya meninggal di Nice, Prancis, pada 14 Mei 1935, pada hari ulang tahunnya.


Tidak Dilupakan Sejarah

Ilustrasi Bendera Jerman (pixabay.com)

Bangunan-bangunan Institut Ilmu Seksual di Berlin dihancurkan oleh pengeboman pada tahun 1943. Sejak itu, situs tersebut telah ditumbuhi dengan rerumputan.

Namun, Nazi gagal menghapus nama dan warisan Hirschfeld dari sejarah.

Khususnya di Amerika Serikat, metode ilmiahnya memiliki efek abadi pada sains seksual. Beberapa mantan kolaboratornya di Institut, seperti Walter Großmann dan Arthur Weil, melanjutkan pekerjaan tersebut di Negeri Paman Sam.

Hirschfeld sendiri telah mengunjungi AS pada 1892 dan 1931, di mana kunjungannya dinilai berdampak pada para ilmuwan lokal.

Harry Benjamin, seorang teman dan kolega Hirschfeld, lebih lanjut mengembangkan studinya tentang trans-seksualitas di Amerika Serikat.

Tidak sampai dekade 1960-an, topik ini kembali ke Jerman. Para ilmuwan seperti Alfred Kinsey menggunakan teknik kuesioner, yang dikembangkan oleh Hirschfeld antara 1899 dan 1925, selama penelitiannya tentang perilaku seksual wanita dan pria di AS.

Sementara itu, di tanggal yang sama pada 1924, sebuah foto berhasil dikirim untuk pertama kalinya melintasi Samudra Atlantik via sinyal radio, antara AS dan Inggris.

Begitu juga tanggal serupa pada 1945, Nikaragua menjadi negara pertama yang meratifikasi piagam pendirian PBB.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya