Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) resmi mengambil alih 100 persen pengelolaan Wilayah Kerja Minyak dan Gas Bumi (WK Migas) Raja atau Pendopo, yang semula dioperasikan oleh Joint Operating Body (JOB) Pertamina Golden Spike Indonesia Ltd.
Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE), Meidawati mengatakan, pengelolaan WK Raja atau Pendopo di Sumatera Selatan oleh PHE Raja Tempirai, merupakan tantangan baru bagi perusahaan untuk menjalankan amanat pemerintah, dalam mendukung ketahanan energi nasional.
"Dengan sumber daya manusia yang kami miliki serta dukungan para stakeholders, kami yakin pengelolaan WK Raja atau Pendopo ini akan berdampak positif dalam mendukung ketahanan energi nasional," kata Meidawati, di Jakarta, Jumat (5/7/2019).
Baca Juga
Advertisement
Kepala Divisi Operasi Produksi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Migas (SKK Migas), Ngatijan optimistis PHE Raja Tempirai akan mengelola WK Raja atau Pendopo dengan lebih progresif.
"Kami percaya ke depan, PHE Raja Tempirai sudah menyiapkan strategi untuk mengoptimalkan produksi maupun melakukan eksplorasi cadangan migas sesuai Komitmen Kerja Pasti (KKP) di mana selama 2 tahun pertama akan melakukan studi GGRP dan di tahun selanjutnya akan dilakukan pengeboran eksplorasi dan pengeboran eksploitasi," paparnya.
Luas Wilayah Kerja Migas Raja atau Pendopo saat ini sebesar 531,28 km2, memiliki total 30 sumur, 12 sumur produksi, 3 sumur injeksi,15 sumur non produksi.
Pemerintah Indonesia melalui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral telah menetapkan Production Sharing Contract (PSC) WK Raja atau Pendopo berakhir pada 5 Juli 2019 jam 24.00 WIB dan pengelolaan selanjutnya akan menggunakan PSC dengan skema bagi hasil gross split oleh operator PHE Raja Tempirai.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Pertamina Incar Pasar Internasional untuk Produk Petrokimia
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) mengincar pasar internasional, untuk menjual produk petrokimianya Smooth Fluid -05 (SF-05). Hal ini seiring digunakannya SF-05 pada kegiatan pengeboron sumur minyak dan gas bumi (migas) di Aljazair oleh Pertamina Internasional EP.
Direktur Pemasaran Korporat Basuki Trikora mengatakan, digunakannya SF-05 pada kegiatan pengeboran sumur migas di Aljazair, menunjukan Pertamina mampu menghasilkan produk berstandar internasional. Hal ini menjadi ajang promosi perusahaan untuk memasarkan SF-05 di pasar global.
"Ini momentum luar biasa, patut bangga. Salah satu sekian produk Pertamina bisa tembus pasar global," kata Basuki, di Balikpapan, Jumat, 5 Juli 2019.
Basuki mengungkapkan, negara yang menjadi incaran pemasaran hasil olahan minyak mentah di Kilang Balikpapan tersebut, adalah negara yang memiliki sumur migas.
"Seperti Afrika, dan kita lihat pasarnya yang potensial bisa masuk. Kami akan bidik," ujarnya.
Dia menyebutkan, produk SF-05 memiliki berbagai keunggulan dan sudah melalui uji ramah lingkungan yang meliputi biodegradability, pengaruh SF-05 terhadap biota laut (LC50), skin irritation, dan eye irritation, dengan hasil lebih baik daripada yang dipersyaratkan sesuai standar international US-EPA dan OECD.
"SF-05 ini memenuhi standar international karena lebih ramah lingkungan dibandingkan yang saat ini digunakan yaitu minyak diesel,” imbuhnya.
Dia pun berharap, jika SF-05 sudah mampu menembus pasar global, maka akan menyeimbangkan neraca pedagangan yang saat ini masih defisit.
"Ekspansi Pertamina ke luar negeri serta penggunaan produk dalam negeri ini diharapkan dapat menurunkan defisit neraca perdagangan Indonesia," tandasnya.
Advertisement
Pertamina Ekspor Perdana Produk Kilang Balikpapan ke Aljazair
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) ekspor perdana Smooth Fluid-05 (SF-05) sebanyak 4 ribu barel ke Aljazair. Dengan melepasan sebanyak 27 unit kontainer pengangkut gas (Isotank) dari Balikpapan, Kalimantan Timur.
Direktur Pemasaran Korporat Pertamina Basuki Trikora Putra mengatakan, total nilai SF 05 yang diekspor sebesar Rp 10 miliar. SF 05 merupakan cairan base oil yang dihasilkan dari Kilang Balikpapan, digunakan untuk menunjang kegiatan pengeboran minyak di lapangan operasi. Produk SF-05 memiliki performa yang baik sehingga dapat digunakan untuk berbagai kondisi operasi pengeboran yang dilakukan.
"Ekspor perdana ini merupakan awal dari milestone bagi SF-05 agar diterima di pasar global. Harapannya produk SF-05 dapat diterima, tidak hanya oleh customer di Aljazair, namun juga oleh customer di seluruh dunia," kata Basuki, saat melepas ekspor SF-05, di Balikpapan, Kamis, 4 Juli 2019.
Basuki menegaskan, ini adalah salah satu upaya sinergi Pertamina Group, yaitu PT PertaminaLubricants dan tim Petrochemical Trading yang berkolaborasi untuk melakukan penjualan di luar negeri.
Pemuatan kargo ekspor akan dilakukan mulai tanggal 3-6 Juli 2019 dari Kilang Balikpapan yang memiliki kapasitas produksi 1,8 juta barel per tahun.
Basuki mengungkapkan, produk SF-05 sudah melalui uji ramah lingkungan yang meliputi biodegradability, LC50 (pengaruh SF-05 terhadap biota laut), skin irritation, dan eye irritation dengan hasil lebih baik daripada yang dipersyaratkan sesuai standar international US-EPA dan OECD.
"SF-05 ini memenuhi standar international karena lebih ramah lingkungan dibandingkan yang saat ini digunakan yaitu minyak diesel," tandasnya.