Wall Street Tertekan karena Ekspektasi Penurunan Suku Bunga Mereda

Investor di Wall Street mengurangi ekspektasi mereka bahwa the Fed akan menurunkan suku bunga dengan angka yang besar.

oleh Arthur Gideon diperbarui 06 Jul 2019, 05:39 WIB
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - [Wall Street](4004336/ "") merosot pada penutupan perdagangan hari Jumat (Sabtu pagi waktu Jakarta), mengakhiri reli penguatan yang terjadi selama tiga hari berturut-turut.

Penurunan bursa saham di Amerika Serikat (AS) ini menyusul laporan gaji AS yang secara tak terduga membaik sehingga membuat investor menilai kembali sikap Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) ke pada pertemuan berikutnya.

Mengutip Reuters, Sabtu (6/7/2019), Dow Jones Industrial Average turun 43,88 poin atau 0,16 persen menjadi 26.922,12. Untuk S&P 500 kehilangan 5,41 poin atau 0,18 persen menjadi 2.990,41. Sedangkan Nasdaq Composite turun 8,44 poin atau 0,1 persen menjadi 8.161,79.

Data Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan angka nonfarm payrolls naik 224 ribu pekerjaan pada Juni, terbesar dalam lima bulan, dan secara solid mengalahkan ekspektasi para ekonom yang sebelumnya memperkirakan angka nonfarm layrolls berada di level 160 ribu penambahan.

Dengan realisasi data tersebut, pelaku pasar mengurangi ekspektasi mereka bahwa the Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 0,50 persen pada pertemuan untuk menentukan kebijakan moneter pada pada 30-31 Juli.

Saat ini, pelaku pasar masih menaruh kepercayaan yang tinggi bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga. Namun untuk angka penurunan tidak sebesar persekiraan sebelumnya melainkan hanya 25 basis poin.

"Harapan terakhir yang bisa mendorong kenaikan [Wall Street](4004336/ "") saat ini adalah Anda mendapatkan semacam pemotongan suku bunga dari The Fed," kata Tobias Carlisle, pendiri dan manajer portofolio Acquirers Funds di Los Angeles.

"Jadi mereka tampaknya mengawasi the Fed dengan sangat cermat, dan the Fed juga mengawasi pasar." tambah dia.

Saksikan video pilihan berikut ini:


Perdagangan Sepekan

Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Data tenaga kerja AS yang keluar di awal pekan masih menunjukkan perlambatan. Hal tersebut menjadi bukti bahwa ekonomi AS tengah kehilangan momentum.

Tentu saja, pelaku pasar memperkirakan perlambatan ekonomi AS tersebut akan memberikan ruang bagi the Fed cukup untuk memangkas suku bunga pada akhir bulan ini.

The Fed, dalam laporan tengah tahunannya kepada Kongres mengulangi janjinya untuk bertindak sesuai untuk mempertahankan ekspansi ekonomi.

The Fed juga mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi AS berlanjut dengan kecepatan yang solid pada paruh pertama tahun ini, kemungkinan akan melemah di beberapa bulan terakhir karena perang dagang.

Saham sektor bank yang berada di bawah tekanan dari penurunan imbal hasil surat utang pemerintah beberapa pekan terakhir ini mampu naik 0,73 persen dan membantu mendorong kenaikan 0,38 persen di sektor keuangan.

Sektor yang defensif seperti real estat, utilitas dan barang konsumsi masing-masing kehilangan pijakan seiring kenaikan dalam imbal hasil surat utang AS.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya