Harus Banyak Minum, Calon Jemaah Haji Diimbau Waspadai Cuaca Panas

Dengan kondisi cuaca yang sangat panas, jemaah calon haji diminta tak bersentuhan langsung dengan sinar matahari.

oleh Nurmayanti diperbarui 06 Jul 2019, 09:24 WIB
Ilustrasi minum air putih. (pexels.com/CC0 License).

Liputan6.com, Madinah - Para jemaah calon haji Indonesia diingatkan untuk benar-benar memperhatikan kondisi cuaca di Arab Saudi yang sangat panas. Demi menjaga kesehatan selama melaksanakan ibadah haji, jemaah diingatkan banyak minum dan memakai peralatan pelindung.

Kepala Daerah Kerja Jedah-Madinah, Arsyad Hidayat menuturkan jika dengan kondisi cuaca panas ini, jemaah calon haji diminta tak bersentuhan langsung dengan sinar matahari. Caranya, memakai berbagai peralatan yang bertujuan melindungi diri dari sengatan matahari. "Jadi kalau keluar itu harus tetap pakai topi, payung," jelas dia di Madinah, seperti dikutip Sabtu (6/7/2019).

Hal yang penting pula, kata dia, jemaah haji jangan bosan minum air demi menjaga tubuh agar tak terdehidrasi. Kekhawatiran calon jemaah haji sering buang air kecil, membuat mereka kerap menahan diri untuk mengkonsumsi air.

Padahal dipastikan jika ketersediaan air minum mencukupi bagi para jemaah haji. "Jadi tinggal jemaah harus rajin dan mau (minuim), kadang mereka takut pipis sehingga menahan diri tidak mau minum terlau banyak dan itu menurut saya kebiasaan buruk jemaah kita," tegas dia.

Kepala Seksi Kesehatan Daker Madinah dr Edi Supriyatna MKK menuturkan jika cuaca di Madinah berkisar 34-45 derajat celcius dengan kelembapan rendah. Kondisi ini jika tidak diantisipasi akan menimbulkan gangguan kesehatan berupa dehidrasi sehingga dapat mengganggu aktifitas ibadah.

Sebab itulah dr Edi menghimbau jemaah haji agar memperhatikan kesehatan diri. Salah satunya dengan memperbanyak konsumsi air putih 100 mililiter per jam atau sebatas gelas belimbing setip sejam selama beraktivitas.

"Jangan takut karena dengan konsumsi minum tersebut tidak akan membuat sering kencing. Karena energi juga akan keluar melalui penguapan saat beraktivitas," ungkap dr Edi.

Para calon jemaah juga diminta mengonsumsi makanan yang telah disediakan pemerintah. Serta, selalu menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) saat keluar, berupa masker, kacamata, payung serta alat semprot air untuk muka agar terhindar dari panas.

"Gunakan alas saat keluar dari masjid atau pondokan. Alas kaki harap dibawa menggunakan tas jika melakukan aktivitas ibadah. Hal tersebut agar tidak hilang atau lupa meletakkan," lanjut dia.

Bagi jemaah haji juga dihimbau untuk selalu aktif menghubungi petugas kesehatan kloter jika terjadi gangguan. Dengan fisik yang sehat, Edi yakin kemabruran ibadah haji dapat tercapai.

"Bukan hanya untuk jemaah gelombang pertama yang turun di Madinah saja hal tersebut perlu disiapkan. Tapi bagi jemaah haji gelombang kedua yang langsung menuju Mekkah setelah dari Bandara Jeddah wajib menyiapkan diri. Sebab Masjidil Haram kalau pagi suhu sekitar 26 derajat. Untuk siang hampir mirip Madinah," dia menandaskan.

 


Hujan dan Angin Kencang Sempat Terjadi di Sekitaran Kota Madinah

Masjid Nabawi di Madinah. Darmawan/MCH

Makkah, Madinah dan Jedah merupakan kota yang menjadi jantung pelaksanaan ibadah haji di Arab Saudi. Kondisi cuaca kedua ketiga kota ini pun kerap menjadi perhatian pemerintah maupun jemaah haji Indonesia.  

Dari pantauan Liputan6.com, cuaca panas terik sudah terasa sekali saat tiba di Bandara King Abdul Aziz di Jeddah. Demikian pula di sepanjang jalan menuju Kota Makkah dan Madinah.

Bahkan saat tiba di Madinah, sempat terjadi angin kencang yang membuat badai pasir kecil hingga menutup pandangan mata.

Kondisi ini terjadi sesaat sebelum rombongan petugas haji tiba di lokasi penginapan, pada Jumat (5/7/2019), sekitar pukul 05.00 sore waktu setempat. Sebagai antisipasi, petugas pun bergegas memakai masker pelindung guna menghindari terpaan pasir.

Kondisi angin kencang ternyata sudah berlangsung beberapa waktu. Seperti diungkapkan Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Bandara Jeddah-Madinah, Arsyad Hidayat.

"Saya coba tanya ke kawan-kawan mukimin di Arab Saudi, apakah kondisi seperti ini sering terjadi atau tidak. Katanya pada saat bulan puasa kemarin sering terjadi hujan besar dan angin juga," ungkap dia.

Namun, dia juga mengabarkan jika sekitaran Kota Madinah sempat diguyur hujan. Siraman air membuat kondisi cuaca kota ini menjadi lebih adem.

"Saat saya tiba tadi memang panas tapi tadi saya dari Jeddah ke Madinah sekitar 75 km jelang masuk Madinah ada hujan dan lumayan cukup deras sehingga kondisi cuaca relatif lebih adem," jelas dia.

Turunnya hujan diharapkan bisa membuat cuaca di Madinah lebih baik dan memudahkan bagi jemaah haji. Sebab, dia bila mengacu pada info yang berkembang menyebutkan cuaca di Madinah berada pada kisaran 44 sampai 45 derajat celcius, bahkan diprediksi hingga 50 derajat.

 

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya