3 Prediksi Bencana Dahsyat yang Bisa Amuk Amerika Serikat

Berikut 3 prediksi bencana dahsyat yang menghantui Amerika Serikat

oleh Siti Khotimah diperbarui 06 Jul 2019, 13:04 WIB
Gempa Maha Dahsyat Ini Mampu 'Lenyapkan' AS dalam 50 Tahun Lagi (News.com.au)

Liputan6.com, Jakarta - Jumat malam, 5 Juli 2019 terjadi gempa besar bermagnitudo 7,1 di California Selatan Amerika Serikat. Sebuah guncangan dahsyat terbesar dalam dua dekade terakhir. Lindu itu menyusul getaran serupa dua hari sebelumnya yang berkekuatan 6,4.

Amerika Serikat memang sama seperti beberapa lokasi lain di muka bumi ini, rentan terhadap bencana alam. Di antara kejadian dahsyat dalam sejarah Negeri Paman Sam adalah Badai Galveston tahun 1900, Badai Katrina 2005, Kebakaran Besar dan gempa San Fransisco 1906, gelombang panas 1980 dan 1988, serta Banjir Johnstown 1889.

Sejumlah bencana mengerikan diprediksi bisa terjadi pada masa depan. Untuk itulah, sejumlah ilmuwan dan aparat pemerintah Negeri Paman Sam melakukan langkah mitigasi, yakni upaya preventif untuk menghadapi 'amuk' alam.

Seperti dikutip dari situs sains Live Science, sejumlah ahli geologi telah mengetahui akan adanya gempa bermagnitudo 9 yang mengguncang wilayah California Utara, dan Kanada: Pacific Northwest Megathrust Earthquake.

Guncangan dari gempa itu diperkirakan akan menimbulkan kerusakan dahsyat. Namun, ancaman terbesar adalah tsunami yang bakal dipicunya.

Gelombang gergasi itu bakal muncul dari garis patahan yang secara seismik identik dengan pemicu tsunami di Aceh dan Samudera Hindia pada 2004.

Kota Los Angeles dan Pantai Teluk (Gulf Coast) juga rentan tsunami. Pun dengan sepanjang Pantai Timur yang tak dilintasi garis patahan.

Gelombang raksasa di Pantai Timur bisa muncul ketika asteroid jatuh dan memuncratkan air laut ke daratan.

Amerika Serikat juga rentan terhadap badai, tak terkecuali kota metropolitan New York.

Butuh 24 jam untuk mengevakuasi warga New York. Namun, badai akan menerjang kian cepat saat menuju ke utara. Bisa jadi, penduduk di kota Big Apple hanya punya waktu hitungan jam untuk kabur dari bencana.

Belum lagi, skrenario terburuk: kehancuran total Bumi.

Apakah bertabrakan dengan benda langit raksasa, tersedot ke dalam lubang hitam, atau diledakkan oleh reaksi antimateri -- ada risiko yang masuk akal secara ilmiah soal kehancuran tersebut. Namun, jika itu sampai terjadi, tak hanya Amerika Serikat yang akan menghadapi malapetaka.

Dari sekian banyak potensi, berikut 3 prediksi bencana dahsyat yang menghantui Amerika Serikat, seperti Liputan6.com kutip dari berbagai sumber:


1. Patahan Cascadia dan Potensi Gempa Magnitudo 9,2

Gempa Maha Dahsyat Ini Mampu 'Lenyapkan' AS dalam 50 Tahun Lagi (News.com.au)

Sebuah garis patahan (fault line) berada di bawah Seattle, Amerika Serikat, yang dikenal dengan Cascadia Subduction Zone atau Zona Subduksi Cascadia.

Menurut Kathryn Schulz, dari New Yorker, patahan itu melintang sepanjang 700 mil di sepanjang pantai Pacific Northwest. Di mulai dari Cape Mendocino, California hingga berlanjut ke Oregon dan Washington dan berakhir di Vancouver, Kanada.

Jika patahan itu bergerak, magnitude yang dihasilkan oleh gempa itu mampu mengeluarkan kekuatan sebesar magnitudo 8,7 hingga 9,2.

Cascadia berbeda dengan patahan yang dikenal selama ini. Zona itu telah 'tertekan' sekian lama, dan jika suatu saat bergeser, bencana luar biasa akan terjadi.

Seperti dikutip dari News.com.au, Cascadia disebut-sebut merupakan zona gempa yang senyap, karena getaran pergeseran lempeng di bawahnya berjalan lambat sekali.

Gempa dahsyat pernah terjadi 300 tahun lalu. Hanya sedikit cerita yang diturunkan ke generasi-generasi berikutnya oleh penduduk asli di kawasan terdampak.

Namun, gempa itu tercatat oleh negara yang terletak nun jauh di seberang. Yaitu, bangsa Jepang. Para samurai, pedagang dan penduduk desa menulis tsunami misterius yang terjadi pada tahun 1700.

Sebuah tsunami terjadi di Jepang tanpa didahului oleh gempa. Rupanya lindu di Seattle, AS luar biasa kencang sehingga membawa gelombang besar ke seluruh Samudera Pasifik.

Cascadia Subdiction Zone di bawah Seattle mampu melepaskan gempa lebih dari magnitudo 9. Kekuatannya sekitar 1.000 kali lebih kuat daripada gempa di Christchurch Selandia Baru pada 2011.

Gempa dengan kekuatan lebih dari 9 jarang terjadi. Lindu sekuat itu baru dua terjadi di masa modern.

Pertama di Aceh pada 26 Desember 2004 dan yang kedua terjadi pada 11 Maret 2011 di Jepang.

Gempa dengan kekuatan seperti itu mampu menghancurkan Seattle dengan sekejap. Tak seperti Los Angeles yang membangun kota dengan struktur antigempa, Seattle yang dianggap 'jauh dari bencana', tak dibentengi sekuat itu.

Namun, para ahli geologi telah menemukan teori kemungkinan gempa akan menimpa Seattle pada 50 tahun ke depan.

Tak hanya meluluhlantakkan Seattle, lindu diperkirakan juga mampu menghancurkan AS.


2. Patahan San Andreas

Patahan San Andreas (Wikipedia)

Ini adegan yang terekam dalam film besutan Hollywood, 'San Andreas': kota-kota di Amerika Serikat, dari Los Angeles hingga San Fancisco porak poranda akibat gempa. Gedung-gedung tinggi ambrol dan runtuh, api mengamuk di mana-mana. Tulisan ikon Hollywood copot. Lalu, tsunami menerjang Jembatan Golden Gate.

Dalam film yang dirilis 29 Mei 2015, dikisahkan, patahan dekat Hoover Dam di Nevada itu pecah. California Selatan diguncang gempa dengan magnitudo 9,1 dan disusul dengan lindu yang lebih besar dengan magnitudo 9,6 yang menguncang California Utara.

Benarkah demikian?

Ahli gempa Badan Survei Geologi Amerika Serikat, Susan Hough mengatakan, meski plot dalam film tersebut tak masuk akal, namun, kata dia, San Andreas pasti akan kembali bangun. Tanpa peringatan.

"Dalam beberapa hal, kita memang menghadapi potensi gempa besar," kata dia, seperti Liputan6.com kutip dari CBS News.

Patahan atau sesar San Andreas memiliki panjang 1.300 km, membentuk batas tektonik antara Lempeng Pasifik dan Lempeng Amerika Utara. Ia membentang bak bekas luka hingga ke California Selatan.

Sesar tersebut dianggap sebagai salah satu patahan paling berbahaya, dan bertanggung jawab atas sejumlah lindu besar dalam sejarah. Termasuk, gempa magnitudo 7,8 di San Fransisco 18 April 1906 yang menewaskan 3.000 orang dan memicu kebakaran hebat.

Juga gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,2 di Baja, California pada Minggu 4 April 2010. Setidaknya dua orang tewas dan 100 orang terluka dalam musibah itu.

Meski San Andreas diketahui memicu gempa-gempa besar, namun lindu dengan magnitudo 9 atau lebih besar tak mungkin terjadi. Sebab, kata Susan Hough, sesar itu tak cukup dalam dan panjang untuk mengamuk sekuat itu.

Apalagi untuk memicu gempa magnitudo 9,6 yang ada dalam film. Lindu paling kuat sepanjang sejarah terjadi di zona subduksi di lepas pantai, di mana sebuah lempeng tektonik besar menghujam ke bawah lainnya. Pada tahun 1960 gempa magnitudo 9,5 mengguncang Chile.

Pada 2008, USGS memimpin tim yang terdiri dari 300 ilmuwan untuk merinci apa yang terjadi jika gempa magnitudo 7,8 terjadi di selatan San Andreas. Sebagai salah satu langkah antisipasi.

Dari penelitian tersebut diketahui, tak butuh gempa berkekuatan magnitudo 9 untuk memicu malapetaka. Para peneliti mengkalkulasi lindu berkekuatan magnitudo 7,8 bisa menyebabkan 1.800 orang tewas dan melukai 50 ribu lainnya. Ratusan bangunan tua diperkirakan rubuh, pun dengan bangunan pencakar langit.

Model komputer menunjukkan, San Andreas bisa memicu gempa hingga magnitudo 8,3. Namun, tak lebih dari itu.

Dan, tak seperti di film, patahan San Andreas tak bisa membangkitkan tsunami.


3. Gunung Super Mampu Hancurkan 2/3 AS

Ilustrasi letusan gunung berapi. (Sumber Wikipedia)

Taman nasional di Wyoming, Montana, dan Idaho, Amerika Serikat berada tepat di bawah puncak salah satu gunung api terbesar di dunia, Yellowstone. Sebuah supervolkano.

Para ahli mengkhawatirkan, gunung yang masih aktif ini bakal meletus. Apalagi, kaldera Yellowstone menunjukkan tanda-tanda peningkatan aktivitas sejak 2004 lalu.

Sementara, seperti dimuat Russia Today, pada Desember 2013 geolog melaporkan bahwa ruang penyimpanan magma gunung super itu ternyata 2,5 kali lebih besar dari perkiraan sebelumnya.

"Tapi bukan berarti (ruang magma) itu membesar," kata ilmuwan dari University of Utah, James Farrell. "Hanya kemampuan kita melihatnya yang makin baik."

Jika sampai Yellowstone meletus, itu artinya bencana bagi AS. Kekuatan erupsinya diperkirakan ribuan kali lebih kuat dari letusan gunung St Helena pada 1980.

Yellowstone diperkirakan akan memuntahkan lava ke langit, sementara abunya yang panas akan mematikan tanaman dan mengubur wilayah sekitarnya hingga radius 1.000 mil atau lebih dari 1.600 kilometer.

Tak hanya itu, dua per tiga wilayah Amerika Serikat bisa jadi tak bisa dihuni karena udara beracun yang berembus dari kaldera. Ribuan penerbangan dibatalkan, jutaan orang menjadi pengungsi.

Ini adalah mimpi buruk yang diprediksi para ilmuwan, jika Yellowstone kembali meletus untuk pertama kalinya dalam 600 ribu tahun. Berita buruknya, ini mungkin nyata terjadi di masa depan. "Kami yakin suatu hari ia akan kembali erupsi, tapi entah kapan," kata Farrel.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya