Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pariwisata (Kemenpar) makin gencar meningkatkan angka kunjungan wisatawan mancanegara (wisma). Program super extraordinary tourism hub pun terus diperkuat dengan berbagai program. Jepang dan Korea Selatan pun di plot sebagai targetnya. Sebuah program Business Gathering Tourism Hub disiapkan untuk memperkuat posisi kedua negara tersebut.
Menurut Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Kementerian Pariwisata Nia Niscaya program ini digelar di Tokyo pada 4 Juli 2019. Selain itu Kemenpar juga menggelar Sales Mission Tourism Hub di Osaka pada tanggal 5 Juli 2019. Sedangkan Korea disasar pada 3 Juli 2019 di The Westin Chosun Seoul.
Advertisement
"Business gathering di Tokyo akan berfokus pada product presentation program Tourism Hub. Setidaknya ada 43 pelaku industri pariwisata Jepang yang memiliki paket Singapore-outbound di Tokyo yang kita sasar," ujar Nia, Kamis (3/6).
Nia menambahkan, tujuan utama program di Jepang adalah mendiseminasi product knowledge kepada para pelaku bisnis pariwisata Jepang. Selaku buyer, mereka akan dirayu agar berminat untuk berkolaborasi dengan Organizing Committee Tourism Hub Kemenpar. Dan juga berkolaborasi dengan para pelaku seller di Batam dan Bintan, beserta maskapai penerbangan. Sehingga dapat meningkatkan penjualan dan pengembangan produk/paket wisata Tourism Hub bagi pasar Jepang.
Sementara itu, selain product presentation, Sales Mission Tourism Hub di Osaka juga akan menjadi forum penting bagi para seller di Batam dan Bintan. Dimana nantinya akan diwakili oleh OC Tourism Hub Kemenpar RI untuk melakukan kontrak bisnis. Tim ini akan bertemu langsung dengan 25 pelaku industri pariwisata Jepang dengan produk Singapore-outbound.
Menambah daya jual, Kemenpar juga membawa perwakilan dari Bintan Resort dan Singapore Airlines. Dimana mereka ditunjuk untum menjadi narasumber presentasi Tourism Hub products and services.
"Kompilasi presentasi ini tidak hanya menunjukkan aspek produk Tourism Hub berupa paket-paket spesial wisata ke Batam dan Bintan seperti potongan harga tiket ferry dan spa package. Namun juga akan menjadi referensi luas bagi para buyer dalam mengembangkan produk tourism hub dari Singapura ke Batam dan Bintan dengan referensi akomodasi/resort dan pilihan maskapai penerbangan dari originasi," papar Nia.
Sedangkan di Korea Selatan, program diikuti oleh 40 peserta. Mereka berasal dari berbagai kalangan. Mulai dari travel agents yang memiliki paket wisata ke Singapura, travel agent peserta Famtrip Kemenpar, travel agent event MICE, hingga asosiasi golf. Selain itu juga diikuti oleh berbagai maskapai penerbang, seperti Jeju Air, Singapore Airlines, Easter Jet dan Garuda Indonesia. Media pun juga tak luput dilibatkan. Deretannya terdiri dari Korea Tourism Newspaper, Travel Newspaper, Tour Times, serta TTL News.
"Hasilnya cukup baik. Kita akan melakukan kolaborasi memanfaatkan penerbangan langsung Jeju Air dan Eastar Jet tujuan Korea-Singapura. Nanti aka difollow up lebih lanjut oleh OC untuk paket tourism hub dengan mitra agentnya. Pihak Jeju Air pun sudah setuju paket Hot Deals tourism hub dari OC akan dipromosikan pada web mereka. Bahkan mereka sangat tertarik dengan paket golf karena murah dan sebagai pilihan destinasi untuk musim dingin," pungkasnya.
Menpar Arief Yahya mengatakan, pasar Jepang dan Korea Selatan itu tetap potensial, meski wisman kedua negara itu memiliki karakter yang berbeda dengan wisman negara lainnya. Wisman Jepang dan Korea Selatn itu sangat concern dengan isu safety and security, tidak mau ambil risiko. Hal tersebut di karenalan karakter masyarakatnya yang sangat konservatif dan hati-hati.
"Karena itu harus didekati dengan cara yang hati-hati pula. Kesukaan orang Jepang itu mirip dengan Korea, main golf, pantai, budaya. Soal golf, mereka sangat senang, karena di Indonesia sepanjang tahun bisa main golf, Jepang dan Korea kalau musim dingin atau panas, orang tidak banyak bermain outdoor. Batam dan Bintan memiliki itu semua," kata Menpar Arief Yahya.
Menpar Arief menambahkan, pasar Jepang mengalami stagnansi. Karena itu perlu dicari strategi, untuk mendekati customers millenials Jepang.
"Apalagi waktu tempuh Jepang Indonesia sekita 7 jam, jarak menengah yang masih bisa dikembangkan," kata Menpar Arief Yahya yang membawa Kemenpar No 1 dan terpilih sebagai #TheBestMinitryOfTourism2018 se Asia Pacific di Bangkok, 20 September 2018 ini.