Liputan6.com, Jakarta - Manajemen Perum Damri memenyampaikan permohanan maaf kepada masyarakat atas terjadinya mogok kerja yang dilakukan oleh sopir bus Damri di Bandara Soekarno Hatta Tangerang Banten. Mogok kerja yang terjadi sejak Jumat kemarin tersebut membuat layanan kepada penumpang tak maksimal.
Direktur Utama Perum Damri Setia N Milatia Moemin menjelaskan, demo sopir yang diduga didalangi oleh segelintir provokator ini sudah mengarah pada tindakan anarkis dengan menyerang pejabat Damri.
Baca Juga
Advertisement
"Demo sudah mengarah pada tindakan anarkis dengan menyerang pejabat Damri yang langsung menemui mereka dengan maksud menjelaskan kebijakan perusahaan dan untuk mendapatkan titik temu," tuturnya Sabtu (6/7/2019).
Saat ini, Damri baru saja mengeluarkan kebijakan baru dengan memposisikan helper atau kenek di luar bus. Alasannya, perusahaan sedang melakukan pengembangan tiket elektronik.
"Dengan sistem e-ticket, layanan helper di dalam bus (on board) sudah tidak diperlukan. Namun perlu digarisbawahi bahwa layanan helper tidak pernah dihilangkan. Layanan helper dipindahkan dari dalam bus (on board) ke luar bus (off board)," ujarnya.
Damri pun menyampaikan permohonan maaf atas gangguan pada layanan bus bandara pada hari ini.
"Manajemen Perum Damri menyampaikan permohonan maaf bahwa hari ini layanan Damri untuk trayek-trayek Basoetta mengalami gangguan sebagai imbas dari pengemudi yang mogok kerja," kata Setia.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Soal Mogok Sopir Damri, Kemenhub Sebut Bus Masih Butuh Kenek
Layanan bus Damri di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, lumpuh. Pasalnya, para sopir bus tengah mogok kerja menuntut agar helper atau kenek lama direkrut oleh Damri dan diposisikan di dalam bus kembali.
Untuk diketahui, Perum Damri memang tengah mengembangkan dan melakukan uji coba penggunaan electronic ticketing system atau e-tiket. Dengan system e-tiket ini, layanan helper di dalam bus (on board) sudah tidak diperlukan.
Direktur Angkutan Jalan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Ahmad Yani pun ikut angkat bicara mengenai mogok kerja awak bus Damri ini.
BACA JUGA
Menurutnya, layanan helper sebenarnya masih diperlukan meskipun manajemen Damri tengah menjalankan sistem e-ticket.
“Saya kira helper masih dibutuhkan untuk angkat barang bagasi dan lain-lain. Kalau cuma sedan atau taksi ya memang helper tidak terlalu dibutuhkan. Tapi kalau ini bus menurut saya sih masih perlu,” ujar Ahmad Yani di Yogyakarta, Sabtu (6/6/2019).
Ia pun menginginkan agar Perum Damri bisa segera menyelesaikan masalah mogok kerja ini karena sangat mengganggu pelayanan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Advertisement