Kelompok yang Paling Rentan Alami Kanker Paru Akibat Paparan Polusi Udara

Ada kelompok yang berisiko tinggi terkena kanker paru akibat paparan polusi udara.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 06 Jul 2019, 16:00 WIB
Ilustrasi Kanker Paru Paru (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Salah satu bahaya dari polusi udara adalah karsinogen di dalam karbon monoksida. Bagi beberapa kelompok yang memiliki risiko tinggi, zat ini lebih rentan memicu kanker paru.

Menurut Konsultan Onkologi Paru Rumah Sakit EMC Tangerang, Eddy Soeratman, beberapa kelompok yang rentan kanker paru antara lain: orang yang 40 tahun ke atas, perokok, dan orang sering terpapar zat-zat dari industri

Tidak hanya itu, beberapa orang dengan gejala yang mirip tuberkulosis paru yaitu yang sering batuk darah, sesak, serta mengalami penurunan berat badan, harus lebih waspada terkena kanker paru.

"Kita harus memberi perhatian pada kelompok tersebut. Karena metode saat ini untuk skrining dari kanker paru ini sulit. Kalau rontgen dan CT scan masih belum memuaskan," kata Eddy ditemui Health Liputan6.com usai seminar "Penatalaksanaan Kanker Secara Terpadu dalam Praktek Sehari-hari" di Tangerang pada Sabtu (6/7/2019).

Para pekerja industri yang kerap terpapar zat-zat beracun juga harus mewaspadai terpicunya kanker paru. Beberapa di antaranya adalah karbon, asbes, dan juga metal.

 

ilustrasi dokter/Photo by rawpixel.com from Pexels

Eddy mengakui, seringkali dokter salah melakukan diagnosis pasien dengan kanker paru. Banyak yang mengira bahwa apa yang dialami pasien adalah tuberkulosis.

"Banyak yang sudah diobati TBC, empat bulan, lima bulan tidak sembuh-sembuh, ternyata kanker paru, " kata Eddy menambahkan.

Apalagi, masyarakat akan sulit untuk mendeteksi secara mandiri apakah dirinya mengalami tuberkulosis atau kanker paru karena gejalanya yang nyaris tiada beda.

Karena itu, pemeriksaan medis harus dilakukan jika Anda mengalami berbagai gejala seperti disebutkan di atas. Setelah itu, dokter juga harus menggali.

"Apakah dia perokok berat, apakah ada polusi di sekitarnya, pola hidupnya. Itu sudah kelihatan, " tambah Eddy.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya