Liputan6.com, Jakarta Layanan media streaming asal Amerika Serikat Netflix, sepakat untuk mengurangi adegan merokok dalam program-program produksinya. Hal ini menyusul sebuah studi yang menemukan kontribusi media digital terhadap peningkatan adegan penggunaan tembakau di layar kaca.
Melansir The Guardian pada Sabtu (6/7/2019), Truth Initiative menyatakan bahwa penggambaran tembakau meningkat di layanan streaming seperti Netflix, dibandingkan dengan televisi kabel.
Advertisement
Hal ini membuat pihak Netflix berjanji akan mengurangi adegan merokok pada konten produksi mereka, kecuali untuk alasan akurasi historis atau faktual.
"Netflix sangat mendukung ekspresi artistik. Kami juga menyadari bahwa merokok itu berbahaya dan ketika ditampilkan secara positif di layar, dapat berdampak buruk bagi kaum muda," tulis pernyataan resminya.
Simak juga Video Menarik Berikut Ini
Penyedia Konten Lainnya Juga Dapat Kritikan
Dalam studi The Truth Initiative, mereka menemukan bahwa serial seperti Stranger Things memiliki 182 adegan merokok di musim pertamanya dan 262 di musim keduanya.
Sementara itu, serial Orange Is The New Black memiliki 45 adegan penggambaran tembakau sejak 2015 hingga 2016 dan 233 di musim-musim selanjutnya.
"Walaupun merokok dalam program TV belum dipelajari seluas citra tembakau dalam film, masuk akal untuk menyimpulkan dampak yang serupa dan mungkin terjadi," tulis kelompok anti rokok itu.
Mereka menambahkan, popularitas konten streaming yang terdapat tingginya adegan merokok dalam konten berserinya, menyebarkan ancaman ke generasi baru.
Bukan hanya Netflix, beberapa penyedia konten serupa seperti Amazon Prime dan Hulu juga mendapatkan kritik serupa.
"Kami melihat munculnya kembali perumpamaan pencitraan perokok di seluruh layar yang mengagungkan dan menormalkan kembali kecanduan yang mematikan dan menempatkan kaum muda tepat di garis bidik industri tembakau," kata CEO Truth Initiative, Robin Koval.
Advertisement