Liputan6.com, Aceh - Ormas di Aceh mengecam rencana pengikutsertaan tim sepak bola wanita Aceh dalam kejuaraan seri nasional di Bandung, Juli-Agustus tahun ini. Mereka menganggap, sepak bola khususnya bagi perempuan, dinilai bertentangan dengan syariat.
Kecaman datang dari Forum Komunikasi Organisasi Masyarakat dan Organisasi Kepemudaan Pengawal Syariat Islam Kota Lhokseumawe. Menurut ormas tersebut, pengiriman delegasi tim sepakbola U-17 wanita ke tingkat nasional bertentangan dengan marwah masyarakat Aceh.
Advertisement
Ormas tersebut mendesak pemerintah Aceh dan Badan Liga Sepakbola Pelajar Indonesia (BLiSPI) membatalkan pengiriman delegasi. Proses seleksi sendiri telah selesai dilakukan yang berlangsung di Stadion PT PAG Lhokseumawe pada 30 Juni lalu.
"Kami menolak segala bentuk kegiatan yang bertentangan dengan syariat Islam dan kearifan lokal masyarakat Aceh," kata Koordinator Forum Komunikasi Ormas dan OKP Pengawal Syariat Islam Lhokseumawe, Tgk Sulaiman Lhokweng, Kamis (7/7/2019).
Pernyataan serupa juga datang dari Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, Tgk. Faisal Ali. Ia mengatakan, mengirimkan delegasi tim sepak bola wanita asal Aceh ke ajang yang diinisiasi Kemenpora itu tidaklah tepat.
"Apalagi main bola itu suatu kebutuhan. Saya kira manfaatnya tidak ada. Dengan agama salah. Jadi, menurut saya lebih baik jangan dikirimkan," ujar Lem Faisal, sapaannya, kepada Liputan6.com, Sabtu (6/7/2019).
Simak juga video pilihan berikut ini:
Menghormati Kearifan Lokal
Ketua BLiSPI Aceh, Ishaq Rizal mengaku menghormati dan menghargai pendapat yang menyatakan bahwa permainan sepak bola tidak 'elok' dimainkan oleh kaum hawa. Setiap daerah punya kearifan lokal sendiri, kata dia.
"Kita apresiasi. Setiap yang melakukan kritik, tujuannya untuk kebaikan. Kami akan coba sesuaikan," kata Ishaq, kepada Liputan6.com, Sabtu (6/7/2019).
Atlet yang terkumpul berdasarkan hasil Seleksi Pemain Sepakbola Putri U-17 tingkat Provinsi Aceh 30 Juni lalu pada dasarnya telah siap sedia untuk mengikuti ajang seri nasional di Bandung nanti. Pemain sepak bola wanita ini disaring dari empat daerah.
"Pemain sekitar 28 orang. Kita bentuk gim tujuh lawan tujuh. Dari 28 kita bagi empat. Kita buatlah seleksi," sebutnya.
Menurut Ishaq, para atlet memiliki potensi dan semangat tanding yang patut diapresiasi. Namun, ia mengaku akan menunggu keputusan final dari Pemerintah Aceh perihal boleh tidaknya mengirimkan delegasi asal Serambi Makkah.
"Kita belum tahu bagaimana kebijakan daerah. Kalau nanti keputusan tidak boleh ada wanita bermain sepak bola, kita hargai," katanya menambahkan.
Advertisement