Liputan6.com, Pyongyang - Seorang mahasiswa berkewarganegaraan Australia sempat ditahan beberapa hari oleh pemerintah Korea Utara . Pyonyang menuduh pemuda asal Negeri Kanguru itu adalah mata-mata untuk outlet media NK News.
Sebelum dikonfirmasi adanya penahanan, Alek Sigley (29) sempat dilaporkan hilang pada akhir Juni 2019 dan otomatis memicu kekhawatiran Canberra, demikian seperti dikutip dari BBC, Minggu (7/7/2019).
Baca Juga
Advertisement
Tetapi, kabar mengenai keberadaannya menemui titik terang pada awal Juli 2019, setelah sumber diplomatik Swedia mengonfirmasi bahwa Sigley menjalani penahanan selama periode ia dikabarkan hilang --menurut pengumuman PM Australia, Scott Morrison.
Sigley juga telah dibebaskan berkat negosiasi diplomatik antara Swedia dengan Korea Utara.
Ia telah meninggalkan Korea Utara sejak kabar pembebasannya mencuat pada 4 Juli 2019 --keluar via China, kemudian meneruskan perjalanan ke Jepang.
Tuduhan Korea Utara
Pada Sabtu 5 Juli 2019, kantor berita negara Korea Utara, KCNA, merilis laporan yang menyebut bahwa "Sigley pada banyak kesempatan mengirim informasi, termasuk foto dan analisis, yang ia kumpulkan saat bepergian ke setiap sudut Pyongyang menggunakan statusnya sebagai mahasiswa internasional."
Dia telah melakukan ini "atas permintaan oleh outlet berita anti-DPRK (singkatan nama resmi Korea Utara) seperti NK News", tambah KCNA.
"Pemerintah memutuskan untuk mendeportasinya dengan alasan kemanusiaan setelah ia dengan jujur mengakui bahwa ia telah memata-matai ... dan berulang kali meminta maaf karena melanggar kedaulatan kami," lanjut KCNA.
Korea Utara sering menuduh orang asing yang ditahan di negaranya melakukan spionase atau "tindakan bermusuhan".
Advertisement
Tanggapan NK News
Merespons laporan KCNA, NK News --sebuah situs web yang berspesialisasi dalam berita dan analisis Korea Utara-- telah menolak klaim Pyongyang bahwa Sigley menjadi mata-mata untuk mereka.
Namun, NK News mengonfirmasi bahwa Sigley memang pernah menulis enam artikel untuk mereka. Akan tetapi, artikel itu tidak bersifat "anti-DPRK", lanjut NK News.
"Enam artikel yang diterbitkan Alek Sigley ... yang diterbitkan secara transparan di bawah namanya antara Januari dan April 2019 ... tidak 'anti-negara' dan menolak penyebutan seperti itu."
Sigley telah menerbitkan esai berjudul: "Dari Perth ke Pyongyang: hidup saya sebagai mahasiswa Australia di Universitas Kim Il Sung", serta artikel tentang mode, aplikasi, dan restoran Korea Utara.
Kendati demikian, NK News berterimakasih dan sangat mengapresiasi "telah membebaskan Sigley atas dasar kemanusiaan."