Kota Deltamas Raup Penjualan Rp 1,22 Triliun di Semester I 2019

PT Puradelta Lestari Tbk pengelola Kota yakin bakal melampaui target marketing sales pada 2019.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 08 Jul 2019, 10:30 WIB
Industrial Research Center (IRC) yang dibangun Lippo Group di Kota Baru Meikarta akan memberikan banyak manfaat untuk kawasan industri.

Liputan6.com, Jakarta - Pengembang kawasan industri terpadu Kota Deltamas, PT Puradelta Lestari Tbk. (DMAS) yakin bakal melampaui target marketing sales pada 2019. Optimisme itu dikoarkan lantaran hingga akhir semester I tahun ini, target tersebut hampir tercapai.

Adapun pada 2019, perseroan target dapat meraih marketing sales sebesar Rp 1,25 triliun. Hingga akhir Juni 2019, marketing sales yang diraih DMAS mencapai Rp 1,22 triliun atau nyaris mencapai target setahun penuh.

 

Direktur Independen PT Puradelta Lestari Tbk Tondy Suwanto menyatakan, capaian itu juga melonjak lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan catatan marketing sales pada semester pertama tahun lalu senilai Rp 561 miliar.

"Capaian marketing sales tersebut terutama berasal dari penjualan 25 hektare (ha) lahan industri dan 12 hektar lahan komersial," papar dia di Jakarta, Senin (8/7/2019).

Secara lebih rinci, DMAS meraih marketing sales Rp 914 miliar pada kuartal pertama tahun ini. Sementara pada kuartal kedua mencapai Rp 304 miliar.

Lebih lanjut, Tondy menuturkan, bahwa disamping capaian tersebut masih ada permintaan lahan industri sekitar 150 hektare yang sedang dalam pembicaraan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Selanjutnya

Bengkulu akan membangun kawasan industri baru yang teritegritas dengan pelabuhan dimulai bulan Desember 2017 (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo)

Menurutnya, permintaan terhadap lahan industri memang sedang meningkat sejak awal tahun, terutama dari investor asing. Terlebih, saat ini proses Pemilihan Umum (Pemilu) telah selesai, sehingga menjadi momentum bagi investor untuk mengambil keputusan investasi.

Terlebih lagi, berbagai pembangunan infrastruktur seperti Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek (Japek), Tol Cibitung-Cimanggis, Tol Cilincing-Cibitung, Tol Jakarta-Cikampek 2 (Japek) Selatan, proyek kereta cepat, LRT, serta pembangunan Pelabuhan Patimban dan Kehadiran Bandara Kertajati mampu meningkatkan daya tarik Kota Deltamas sebagai pusat aktivitas di Cikarang Pusat.

"Melihat kondisi ini, DMAS yakin akan segera lampaui target. Proses pemilu telah berjalan dengan baik dan membuat iklim investasi semakin baik," ujar dia.


Indramayu dan Subang Bakal Punya Kawasan Industri

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat meluncurkan Paket Kebijakan Ekomomi XVI di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (16/11). Peluncuran ini juga dihadiri Menko Perekonomian Darmin Nasution dan Menkeu Sri Mulyani. (Liputan6.com/AnggaYuniar)

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengapresiasi kebijakan Pemerintah Kabupaten Indramayu yang telah menyiapkan Kawasan Peruntukan Industri (KPI) sebagai rencana untuk membuka pintu investasi besar-besaran. Langkah strategis ini dinilai akan memberikan dampak yang luas bagi perekonomian nasional seperti penyerapan tenaga kerja dan penerimaan devisa.

“Pemkab Indramayu sangat serius dalam menyiapkan kawasan industri. Bahkan, mereka telah menyiapkan lahannya dan sudah ada regulasi dan perubahan tata ruang wilayah,” tutur Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Sabtu (6/7/2019).

Airlangga menjelaskan, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) tahun 2015-2035, Kabupaten Indramayu masuk dalam Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI) di Jawa Barat.

Bupati Indramayu H Suspendi menjelaskan, masuknya Indramayu ke dalam WPPI bersama dengan Cirebon dan Majalengka saat ini sudah ditanggapi serius oleh Pemkab Indramayu dengan merubah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) untuk kawasan industri.

“Pada tahun 2016, Kemenperin memfasilitasi penyusunan studi kelayakan pembangunan industridi Kabupaten Indramayu yang kemudian dilanjutkan pada tahun 2017 dengan penyusunan master plan kawasan industri di Kabupaten Indramayu,” ungkapnya.

Dalam revisi RTRW Kabupaten Indramayu tahun 2011-2031, sudah mengakomodir aspek kebijakan pemerintah pusat dalam pengembangan WPPI, selanjutnya dalam KPI seluas kurang lebih 20.000 hektare (Ha) telah tersebar di 10 kecamatan.

“Tahun 2018, Pemerintah Kabupaten Indramayu telah menyusun Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Industri Kabupaten (RPIK) dan sudah ada Rencana Pembangunan Kawasan Industri yang terebar di 10 kecamatan,” tegas Supendi.

Ke-10 kecamatan tersebut, yakni Kecamatan Sukra seluas 2.814 Ha, Patrol 1.385 Ha, Kandanghaur 2.025 Ha, Losarang 4.523 Ha, Balongan 1.438 Ha, Juntinyuat 643,1 Ha, Krangkeng 3.507 Ha, Tukdana 664,1 Ha, Terisi 1.379 Ha, dan Gantar 1.574 Ha.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya