Liputan6.com, Jakarta - Spekulasi mengenai meteri di kabinet Jokowi-JK yang akan tetap menjabat pada masa pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin terus diperbincangkan. Salah satu nama yang disebut masih akan menjabat adalah Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
Menanggapi hal tersebut, Susi mengaku sampai hari ini belum ada perbincangan soal nasib dirinya apakah lanjut menjadi menteri atau tidak. "Belum ditawarkan Pak Presiden. Lagian itu kan hak prerogatif Pak Jokowi, sudah jelas dalam undang-undang juga," tuturnya saat berbincang dengan Liputan6.com, Senin (8/7/2019).
Baca Juga
Advertisement
Saat ditanya apakah dirinya siap jika terpilih kembali menjadi menteri di periode kedua nanti, Susi Pudjiastuti mengaku belum mau berandai-andai. "Saya pokoknya enggak mau berspekulasi dulu, berandai-andai. Sampai sekarang belum ada perbincangan dengan Pak Presiden," terang dia.
Selain itu, Susi juga menyebutkan belum ada diskusi lebih lanjut terkait apakah dirinya masih menjabat di kementerian yang sama yakni KKP atau di kementerian lain.
"Saya tidak tahu, tugasnya seperti apa. Apakah kementerian yang sama. Apapun itu saya tidak mau berandai-andai. Itu hak prerogatif Pak Presiden," kata Susi Pudjiastuti.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
4 Menteri Ini Layak Dipertahankan Jokowi, Siapa Saja?
Perbincangan terkait nama-nama yang bakal masuk dalam kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke depan terus bergulir. Selain memunculkan wajah baru, sejumlah pihak menilai beberapa menteri patut dipertahankan lantaran sudah terbukti kinerjanya pada masa pemerintahan sebelumnya.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira beranggapan, setidaknya ada dua nama lama yang wajib mendapat tempat dalam jajaran kabinet kerja jilid II Jokowi. Sedangkan Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah Redjalam menyebutkan nama lain.
BACA JUGA
Siapa sajakah mereka tersebut?
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti
Pertama, dia mencatut nama Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti karena dianggap memiliki catatan kinerja baik, khususnya dalam hal ekspor perikanan.
"Ada beberapa menteri yang bagus kinerjanya, misalnya Bu Susi. Dia di sektor perikanan terbukti berhasil naikan ekspor perikanan di saat neraca dagang defisit," jelas dia kepada Liputan6.com, Jumat (5/7/2019).
Aspek berikutnya yang jadi sorotan Bhima yakni terkait nilai tukar nelayan yang cenderung meningkat dibanding nilai tukar petani di sektor lainnya. Dia mencatat, nilai tukar nelayan per Juni 2019 adalah sebesar 106,7, sementara nilai tukar petani hanya 102,3.
"Ini jadi indikator membaiknya daya beli nelayan," sambung dia.
Advertisement
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono
Menteri lain yang dipandangnya laik untuk dipertahankan adalah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono. Sebagai pelaksana lapangan pengembangan infrastruktur, ia melanjutkan, kerja Menteri Basuki cukup baik dalam memastikan pembangunan berlangsung secara cepat.
"Ini menteri yang irit bicara dan gayanya eksekutor. Gak neko-neko tapi sesuai semangat Jokowi, kerja, kerja, kerja!" sebut dia.
Menurut Bhima, hanya dua nama itu saja yang sekiranya bisa melanjutkan karir sebagai menteri pada periode berikutnya.
Sosok lainnya seperti Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mungkin punya raport bagus, tapi ia masih mencermati banyak kekurangan selama masa kerjanya.
"Selain itu layak diganti. Bu Sri (Mulyani) bagus dalam tekan defisit anggaran, tapi masih banyak PR (Pekerjaan Rumah), terutama dalam pengelolaan utang dan rasio pajak," pungkas Bhima.
Menhub Budi Karya dan Menlu Retno Marsudi
Senada, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah Redjalam mengatakan, Basuki dan Susi adalah dua sosok yang ideal untuk dipertahankan. Basuki dinilainya sebagai menteri yang paling berperan mewujudkan rencana Jokowi membangun infrastruktur, sementara tak ada yang meragukan kesungguhan dan prestasi Susi melawan mafia perikanan.
Di luar kedua nama itu, Piter menyatakan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi juga laik untuk kembali dibawa masuk ke dalam jajaran pemerintahan untuk 5 tahun ke depan.
"Demikian juga dengan Pak Budi yang menjadi partner paling pas untuk pak Basuki terkait infrastruktur dan kebijakan perhubungan. Menteri Retno saya kira berhasil membangun reputasi indonesia di dunia internasional," tuturnya.
Selain beberapa nama tersebut, Bhima dan Piter sepakat belum ada tokoh lain yang sekiranya bisa melanjutkan karier sebagai menteri pada periode berikutnya.
Advertisement