5 Warisan Dunia dari Indonesia yang Wajib Dikunjungi Minimal Sekali Seumur Hidup

Situs dunia terbaru dari Indonesia yang masuk daftar UNESCO adalah Kota Tambang Ombilin di Sawahlunto.

oleh Putu Elmira diperbarui 09 Jul 2019, 04:04 WIB
Berwisata ke Candi Borobudur kini terbilang mudah ditempuh dan relatif murah, apalagi sekarang ada maskapai yang memiliki rute penerbangan sangat lengkap.

Liputan6.com, Jakarta - Kekayaan budaya Indonesia layak dijadikan kebanggaan. Organisasi internasional sekelas UNESCO saja mengakuinya dan bahkan menjadikannya sebagai situs Warisan Dunia. Yang terbaru adalah tambang batubara Ombilin di Sawahlunto, Sumatra Barat.

Sebelum itu, beberapa situs budaya di Indonesia lebih dulu memperoleh status serupa. Liputan6.com merangkumnya dari laman resmi UNESCO, Senin, 8 Juli 2019.

 

1. Candi Borobudur

Candi Borobudur terkenal dengan candi Budha terbesar di dunia yang ada sejak abad ke-8 dan ke-9. Berlokasi di Jawa Tengah dan dibangun dalam tiga tingkatan, yaitu dasar piramidal dengan lima teras persegi konsentris, batang kerucut dengan tiga platform melingkar, dan di atas ada sebuah stupa monumental.

Ada tiga kriteria yang menjadikan Candi Borobudur diakui sebagai salah warisan budaya bangsa dunia. Pertama, kompleks Candi Borobudur berbentuk piramida tanpa atap terdiri sepuluh teras berlubang dan dimahkotai oleh sebuah kubah besar berbentuk lonceng.

Kedua, Candi Borobudur adalah contoh seni luar biasa dengan arsitektur Indonesia dari antara awal abad ke-8 dan akhir abad ke-9. Ketiga, Candi Borobudur ditata dalam bentuk lotus, bunga yang disucikan oleh umat Budha.

Dinding candi bersejarah ini, memiliki 2.772 panel relief, 504 patung Buddha dan 72 stupa yang meliputi luas 2.500 meter persegi. Di setiap stupa berisi Patung Buddha yang duduk bersila. Candi Borobudur sendiri masuk ke dalam salah satu Warisan Budaya Dunia UNESCO pada 1991.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


2. Candi Prambanan

Kompleks candi Prambanan yang berada di perbatasan Sleman dan Klaten. Foto: (Switzy/Liputan6.com)

Candi Prambanan merupakan candi Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke-10, yang berlokasi di perbatasan Provinsi Yogyakarta dan Jawa Tengah. Candi ini didedikasikan untuk tiga Dewa Utama Hindu (Siwa, Wisnu dan Brahma) dan tiga candi yang didedikasikan untuk hewan yang melayani mereka.

Candi Prambanan merupakan kompleks yang terdiri dari 240 candi dengan yang tertinggi, yaitu Candi Siwa. Ketinggiannya mencapai 47 meter. Kuil-kuil candi Hindu ini dihiasi dengan relief yang menggambarkan Indonesia dari epos Ramayana dengan mahakarya ukiran batu.

Ada dua kriteria yang menjadikan Candi Prambanan diakui sebagai warisan budaya. Pertama, Candi Prambanan menghadirkan budaya megah seni Siva sebagai karya agung periode klasik di Indonesia dan yang kedua, Candi Prambanan menjadi bangunan yang luar biasa, yang merupakan ciri khas ekspresi Siva abad ke-10. Candi Prambanan juga masuk dalam daftar Warisan Budaya Dunia UNESCO pada 1991.


3. Situs Manusia Purba Sangiran

Ilustrasi manusia purba (sumber: Istockphoto)

Saringan menjadi situs arkeologi yang terletak sekitar 15 kilometer di utara kota Solo di Jawa Tengah dengan luas 5.600 hektare. Situs ini menjadi terkenal setelah penemuan sisa-sisa Homo erectus dan artefak batu yang terkait (dikenal sebagai industri serpihan Sangiran) pada 1930-an.

Situs saringan masuk kedalam warisan budaya karena dua kriteria yaitu, menjadi situs utama untuk pemahaman evolusi manusia yang secara mengagumkan menggambarkan perkembangan Homo sapiens sapiens lebih dari dua juta tahun. Kedua, tempat ini menampilkan banyak aspek evolusi fisik dan budaya manusia dalam jangka panjang dalam konteks lingkungan.

Pada 1977, Pemerintah Indonesia menunjukan daerah Sangiran seluas 52km2 sebagai daerah Cagar Budaya dan membangun sebuah Museum dan Konservasi Laboratorium sederhana pada 1988. Situs Arkeologi Sangiran ini masuk de dalam daftar Warisan Dunia UNESCO pada 1996.


4. Penambangan Batubara Ombilin di Sawahlunto

Ombilin merupakan pertambangan batubara era kolonial Belanda dari akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20 yang berlokasi di Sawahlunto, Sumatera Barat. Ombilin dibangun untuk ekstraksi, pemrosesan, dan pengangkutan batu bara berkualitas tinggi di wilayah Sumatera yang tidak dapat diakses.

Ombilin terdiri dari situs pertambangan dan kota perusahaan, fasilitas penyimpanan batubara di pelabuhan Emmahaven dan jaringan kereta api yang menghubungkan tambang dengan fasilitas pantai. Penambangan Batubara Ombilin dibangun sebagai sistem terintegrasi yang memungkinkan ekstraksi yang efisien, pemrosesan, pengangkutan dan pengiriman batubara.

Ada dua kriteria utama yang menjadi pertimbangan tambang Ombilin lolos penjurian. Pertama, adanya pertukaran penting dalam nilai-nilai kemanusiaan sepanjang masa atau dalam lingkup kawasan budaya, perkembangan arsitektur dan teknologi, seni monumental, perencanaan kota, dan desain lanskap.

Kedua, tentang contoh luar biasa dari tipe bangunan, karya arsitektur, dan kombinasi teknologi atau lanskap yang menggambarkan tahapan penting dalam sejarah manusia. Penambangan Batubara Ombilin sendiri masuk ke dalam daftar Warisan Dunia UNESCO pada 2019.


5. Lanskap Budaya Bali

Pemandangan Ubud Tegalalang Bali (dok. instagram @goodlivingasia/ https://www.instagram.com/p/BrJa5evHGOB/ Adinda Kurnia)

Lanskap Budaya Bali meruapakan sistem perairan sawah atau irigasi khas Bali yang menunjukan perwujudan filosofi Tri Hita Karana, yaitu filosofi yang menegaskan bahwa kebahagian, kemakmuran dan kedamaian hanya akan tercapai apabila Tuhan, manusia, dan alam, hidup dalam harmoni.

Lanskap budaya Bali terdiri dari lima teras sawah dan kuil airnya seluas 19.500 hektare. Kuil-kuil tersebut adalah fokus dari sistem pengelolaan saluran air bersama bendungan dan bendungan yang dikenal sebagai subak, yang berasal dari abad ke-9.

Ada tiga kriteria yang menjadikan Lanskap Budaya Bali diakui sebagai warisan budaya yaitu tradisi budaya yang membentuk lanskap Bali, lima lanskap di Bali yang menjadi kesaksian luar biasa sistem subak, dan kuil air Bali yang menjadi institusi unik karena lebih dari seribu tahun mengambil inspirasi dari beberapa tradisi keagamaan kuno. Lanskap Budaya Bali ini masuk ke dalam daftar Warisan Dunia UNESCO pada 2012.(Devita Nur Azizah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya