Berbagai Hambatan Menunaikan Ibadah Haji

Menunaikan ibadah haji harus mampu dalam finansial, fisik maupun kesehatan.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Jul 2019, 10:08 WIB
Umat muslim mengelilingi Kabah saat melakukan ibadah haji di Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi (28/8). Umat Muslim dari berbagai negara setiap tahunnya melaksanakan ibadah haji pada tanggal 8-12 Dzulhijjah. (AP Photo / Khalil Hamra)

Liputan6.com, Jakarta - Ibadah haji diwajibkan kepada umat Islam sekali seumur hidup bagi yang mampu. Pengertian mampu pada wajib haji tidak hanya mampu dalam finansial melainkan fisik maupun kesehatan. Namun, terkadang ada masalah setelah kita memenuhi mampu dalam finansial dan fisik yaitu peraturan dan kebijakan negara.

Umat Islam yang menunaikan ibadah haji harus pergi meninggalkan tanah airnya dengan mengalami berbagai rintangan dan menjalani kehidupan sebagai pengembara. Selain itu, umat Islam yang hendak ke Tanah Suci juga harus merelakan harta bendanya sebagai biaya transpotasi.

Semua itu memerlukan biaya yang tidak sedikit.

Apabila umat Islam belum atau tidak memenuhi syarat dalam kebijakan dan peraturan negara, maka seseorang masih termasuk dalam umat yang belum mampu dan belum diwajibkan untuk haji baginya.


Peraturan Usia Haji di Atas 40 Tahun

Seorang wanita muslim menghadiri misa di Katedral Rouen, Prancis, Minggu (31/7). Muslim di penjuru Prancis menghadiri misa sebagai solidaritas atas pembunuhan pastor Jacques Hamel oleh militan Islam. (Charly Triballeau/AFP)

Hambatan bagi jemaah haji yang memiliki usia 40 tahun ke bawah yang dihalangi oleh peraturan negaranya bagi seseorang untuk menunaikan ibadah haji.

Para pemuda Rumania, Eropa memiliki hambatan utuk pergi ke Tanah Suci dan menunaikan ibadah haji dikarenakan peraturan negaranya yang hanya memperbolehkan usia 40 tahun ke atas untuk melaksanakan ibadah haji. Hal serupa juga berlaku bagi masyarakat di Negara Israel yang memberlakukan pembatasan usia bagi warga jajahannya yang hendak menunaikan ibadah haji yang berusia minimal 35 tahun.

Menurut Yusuf Al Qaradhawi dalam bukunya yang berjudul "100 Pertanyaan Haji & Umrah" hal tersebut dianggaap sebagai udzur yang menghalangi seseorang menunaikan ibadah haji. Pasalnya, hal tersebut tidak mungkin bisa diubahnya sendiri karena tidak memiliki kemampuan.

"Bahwa kewajiban ibadah haji baru berlaku atas seseorang ketika syarat-syaratnya telah terpenuhi dan tidak ada halangan," jelas Yusuf dalam bukunya.

 

Reporter: Nabila Bilqis


Pemberlakuan sistem undian atau antrean

Ekspresi jemaah haji saat melempar batu melaksanakan lempar jumrah di Mina, dekat kota suci Makkah, Arab Saudi, (2/9). Umat Muslim dari berbagai negara setiap tahunnya melaksanakan ibadah haji pada tanggal 8-12 Dzulhijjah. (AP Photo / Khalil Hamra)

Sistem undian atau antrean bagi warga negara yang hendak menunaikan ibadah haji banyak dilakukan disejumlah negara yang didominasi oleh umat islam.

Orang yang bersangkutan tidak kuasa untuk mengatur antrean tersebut. Jika dirinya sanggup mengatasi hambatan tersebut dengan satu dan lain cara, maka diperbolehkan untuk mencobanya. Tetapi jika tidak memungkinkan untuk dilakukan maka terpaksalah dirinya menerima kenyataan yang tidak diinginkan tersebut.

Namun, sesungguhnya Allah hanya membenanu seseorang menurut kesanggupannya.

"Allah tidak membenani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya" (QS Al Baqarah : 268)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya