Valentino Rossi Curhat tentang Periode Sulit di MotoGP

Valentino Rossi belum hilang motivasi dan tak mau menyerah. Ia masih punya semangat yang sama setiap kali menghadapi balapan.

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 09 Jul 2019, 05:30 WIB
Pembalap Monster Energy Yamaha, Valentino Rossi. (AFP/Filippo Monteforte)

Sachsenring - Valentino Rossi tengah mengalami periode sulit dalam kariernya di MotoGP. Setelah gagal finis secara beruntun di MotoGP Italia, Catalunya, dan Belanda, pembalap Monster Energy Yamaha ini hanya menempati posisi kedelapan pada MotoGP Jerman 2019 di Sirkuit Sachsenring, Minggu (7/7/2019). 

Kondisi ini tidak bisa diabaikan begitu saja oleh Valentino Rossi. Dalam wawancara dengam Sky Sports, pembalap berjuluk The Doctor itu mencurahkan hatiya soal dilemanya pada masa-masa ini, terutama soal rencana pensiun. 

Momen kelam Rossi ini uniknya tak dirasakan rider Yamaha lainnya. Maverick Vinales sukses menang di Assen dan finis kedua di Sachsenring. Fabio Quartararo juga justru sukses merebut tiga pole dan dua podium.

Franco Morbidelli satu-satunya rider yang kerap merasakan masalah teknis yang sama dengan Rossi, yakni masalah grip dan elektronik. Namun, ia mampu finis kelima di Assen.

Rossi juga sudah paceklik kemenangan sejak MotoGP Assen pada 2017. Meski sedih belum menang lagi, Rossi mengaku tak mau terlalu memikirkannya. Dia pernah mengalami hal serupa saat membela Ducati pada 2011-2012. Di lain sisi, ia juga belum mau memikirkan masa pensiun, meski telah menginjak usia 40 tahun.

"Saya tidak senang bila tak bisa menang, tapi ini sudah pernah terjadi di masa lalu. Saya punya 89 kemenangan di MotoGP, jadi prestasi saya tak buruk," kata Rossi. 

"Saya bisa saja berhenti sekarang dengan begitu banyak kesuksesan. Tapi saya belum hilang motivasi dan tak mau menyerah. Saya masih punya semangat yang sama setiap kali menghadapi balapan," sambung Valentino Rossi

 


Tuntut Yamaha Cari Solusi

Rossi juga menyadari banyak pihak meragukan kemampuannya karena usianya sudah mencapai 40 tahun. Dia juga belum merebut gelar dunia lagi sejak 10 tahun lalu. Namun, menurutnya ini hal normal, karena ia sendiri kerap bertanya-tanya kapan waktu yang tepat untuk pensiun sejak masih berusia 30 tahun.

"Wajar bila orang membahas usia saya. Saya kadang juga bertanya-tanya. Saya bertanya pada diri sendiri, 10 tahun yang lalu, apa saya sudah cukup tua untuk memahami perasaan sendiri, apakah saya mau meninggalkan MotoGP sebagai seorang pemenang, tapi saya memutuskan melanjutkan karier," ungkapnya.

Meski begitu, Rossi juga ogah terus-terusan balapan di MotoGP tanpa hasil pasti. Ia berharap Yamaha mau membantunya memecahkan masalah.

"Jika situasi saya terus-terusan begini, sudah jelas saya harus melakukan evaluasi. Hasil balap adalah yang terpenting, bukan yang lain," jelas sang 9 kali juara dunia ini.

Sumber: Bola.net 

 


Tak Bakal Rombak Tim

Meski belum memenangi balapan dan merebut gelar lagi, Rossi mengaku ogah melakukan perombakan pada timnya, seperti yang ia lakukan pada akhir 2013. Saat itu, ia mengganti sang crew chief legendaris yang telah menemaninya sejak GP500 2000, Jeremy Burgess, dengan Silvano Galbusera.

"Saya tampil baik sampai Le Mans, tapi saya hanya dapat 8 poin dalam 4 balapan terakhir. Ini buruk. Tapi saya takkan mengganti tim saya," kata Rossi. 

Saya sudah bekerja sama dengan Silvano sejak lama, dan kami akan menemukan solusi bersama. Bersama dia, saya memperebutkan gelar, meraih kemenangan, dan jadi runner up beberapa kali. Saya akan melanjutkan yang sudah ada," kata imbuh pemilik sembilan gelar juara dunia tersebut. 

Setelah menjalani pekan balap di Sachsenring, Rossi dan seluruh isi paddock MotoGP menjalani rehat musim panas. Mereka baru kembali turun lintasan di Brno, pada MotoGP Rep Ceska pada 2-4 Agustus.

Saat ini Rossi berada di peringkat ke-6 pada klasemen pebalap dengan 80 poin, tertinggal 5 poin dari Vinales di peringkat 5.

Sumber: Bola.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya