Demonstran Diringkus Polisi, Warga Hong Kong Akan Boikot Bank of China

Pengunjuk rasa mulai menyebarkan rencana pada Senin 8 Juli 2019 untuk menekan Bank of China.

oleh Siti Khotimah diperbarui 09 Jul 2019, 07:57 WIB
Pengunjuk rasa menerobos Gedung Parlemen dalam aksi demonstrasi, Senin (1/7/2019) malam waktu setempat. (AFP/Vivek Prakash)

Liputan6.com, Hong Kong - Sebanyak enam pengunjuk rasa di Hong Kong telah ditangkap oleh polisi dalam bentrokan baru-baru ini. Menanggapi hal itu, pengunjuk rasa anti-pemerintah mulai menyebarkan rencana pada Senin 8 Juli 2019 untuk menekan Bank of China.

Mengutip Channel News Asia pada Selasa (9/7/2019), grup online sudah merencanakan lebih banyak protes pada aplikasi messenger terenkripsi dan forum obrolan pada Senin pagi.

Salah satu rencana yang beredar adalah seruan untuk secara kolektif menarik dana dari Bank of China pada Sabtu pekan ini untuk "menguji" likuiditas lembaga keuangan itu. Sementara laporan terkini mengatakan, saham bank itu telah menurun 1 persen pada Senin.

Bank of China adalah lembaga keuangan milik pemerintah China, satu dari tiga bank yang memiliki izin untuk menerbitkan catatannya sendiri. Di Hong Kong, gedung bank itu menjulang tinggi dan merupakan salah satu bangunan paling dikenal.  

Hong Kong saat ini telah jatuh ke dalam salah satu krisis terburuk dalam sejarah, sebulan terjadi pawai besar serta konfrontasi antara sebagian pengunjuk rasa dengan polisi.

Demonstrasi dipicu oleh RUU ekstradisi yang sekarang ditangguhkan. Hukum itu akan memungkinkan ekstradisi ke daratan China. Namun saat ini, unjuk rasa telah berubah menjadi gerakan yang lebih luas: menyerukan reformasi demokratis.

Kronologi Penangkapan oleh Polisi

Kekerasan politik baru-baru ini meletus di Distrik Mong Kok. Saat itu, polisi melakukan kontak dengan sekelompok kecil demonstran bertopeng, sebagian besar pemuda. Pengunjuk rasa itu menolak membubarkan diri.

Polisi memperingatkan bahwa petugas akan mengambil tindakan.

"Beberapa pemrotes menentang dan polisi menangkap lima orang karena menyerang seorang petugas polisi dan menghalangi seorang petugas polisi lain dalam pelaksanaan tugas," kata sebuah pernyataan.

Demonstran lain ditangkap pada hari sebelumnya karena gagal memberikan identifikasi selama pemberhentian dan pencarian. Total enam pengunjuk rasa diringkus pihak berwenang hingga saat ini.

Adapun saat ini polisi belum merilis rincian berapa banyak warga Hong Kong yang telah ditahan dalam bulan terakhir protes.

Penghitungan yang dilakukan oleh AFP menunjukkan setidaknya 72 orang telah ditangkap, meskipun tidak jelas berapa banyak yang telah didakwa. 

Simak video pilihan berikut:


Menuntut RUU Dihapus Sepenuhnya

Para pengunjuk rasa berkumpul untuk mengambil bagian dalam pawai ke stasiun kereta api Kowloon Barat, tempat kereta api berkecepatan tinggi berangkat ke daratan Cina, selama demonstrasi menentang RUU ekstradisi yang diusulkan di Hong Kong. (Foto: AFP / He

Demonstran menuntut agar RUU ekstradisi itu dihapuskan seluruhnya. Selain itu mereka juga menginginkan penyelidikan independen terhadap taktik polisi, amnesti bagi mereka yang ditangkap, dan agar pemimpin kota Carrie Lam mundur.

Mereka juga menuntut pihak berwenang berhenti menyebut pengunjuk rasa sebagai "perusuh", sebuah definisi yang membawa banyak hukuman penjara.

Beijing telah memberikan dukungan penuh di balik Lam yang diperangi oleh warganya sendiri, menyerukan polisi untuk mengejar siapa pun yang terlibat dalam penyerbuan parlemen dan bentrokan lainnya.

Saat ini, Lam telah benar-benar menghilang dari pandangan publik dalam beberapa minggu terakhir. Ia hanya memberikan sedikit petunjuk tentang arah yang akan diambil oleh pemerintahannya.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya