Sering Cabut Bulu Hidung? Ini Bahayanya

Mencabut bulu hidung bisa membuat masalah di area tersebut. Salah satunya meningkatkan risiko terkena infeksi pernapasan.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Jul 2019, 10:00 WIB
Ilustrasi bulu hidung (iStock)

Liputan6.com, Jakarta Bulu hidung yang terlalu panjang alangkah baiknya tidak dicabut. Bila Anda sering mencabut bulu hidung, malah bisa menimbulkan masalah baru. 

Bahaya yang ditimbulkan dari kebiasaan mencabut bulu hidung ini tidak main-main. Pasalnya, bulu hidung bermanfaat sebagai penghalang masuknya bakteri dan kuman ke dalam tubuh melalui saluran hidung. Bulu hidung  merupakan bagian dari sistem perlindungan terhadap paru-paru dari debu dan kotoran melalui saluran pernapasan.

"Bulu hidung tak hanya menyaring masuknya berbagai hal namun mereka juga mendorong keluar dan menangkap kotoran yang hendak masuk ke saluran pernapasan yang bisa masuk juga ke dalam aliran darah," ungkap Julie Russak, MD, dari Russak Dermatology Clinic, New York seperti dilansir Women's Health. 

Ketika tidak memiliki bulu di dalam hidung, maka kamu bisa mengalami infeksi atau bahkan lebih parah lagi.

"Mencabuti bulu hidung bisa membuat rongga hidung dan sinus menjadi rentan terhadap bahaya apa pun yang hendak masuk," ungkap Russak.

"Anda, menjadi sangat rentan terhadap serangan alergi, sinusitis, dan infeksi pernapasan," sambungnya.

 

Saksikan juga video berikut ini:


Jangan Cabut Bulu Hidung

4 Fakta Menarik tentang Bulu Hidung

Ketika bulu hidung sudah terlalu panjang ini, terdapat beberapa cara yang disarankan untuk mengatasinya. Beberapa yang disarankan adalah memotongnya dengan gunting khusus atau menggunakan pencukur bulu hidung. Namun pastikan untuk hanya memendekan bukan mencukur habis.

Tidak disarankan untuk melakukan waxing atau mencabuti bulu hidung. Kedua metode ini bisa memunculkan rasa sakit serta tak amat karena bisa mencabut akar rambut yang bisa menimbulkan infeksi atau bengkak di hidung.

"Ketika infeksi nasal menyebar hingga ke bagian tubuh dan bertemu di tempat titik temu dengan vena lain, hal ini bisa menimbulkan risiko kesehatan serius karena menjadi jalur bagi bakteri langsung menuju otak," terang Russak.

 

Penulis: Rizky Wahyu Permana/Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya